Pulau Ikan Asin, Pemasok Jabodetabek hingga Pasar Luar Negeri


Pulau Pasaran, Bandarlampung. (Foto: instagram@indramadhan)
SEBUAH pulau di pesisir Telukbetung, Bandarlampung, dijuluki sebagai "Pulau Ikan Asin". Hampir seluruh penduduk pulau merupakan pengolah ikan asin dengan keahlian diperoleh secara turun temurun.
Pulau Pasaran merupakan pulau kecil yang lokasinya dekat dengan pesisir Telukbetung. Meski sebuah pulau terpisah dengan daratan Lampung, pulau ini dapat diakses melalui jembatan kecil dengan panjang kurang lebih 100 meter.
1. Pulau Ikan Asin andalan Lampung

Seperti dikutip Antara, di era 1960-an, Pulau Pasaran memiliki luas tak kurang dari beberapa hektare yang dihuni beberapa keluarga dengan aktivitas hanya menangkap ikan. Hanya produksi kecil pengeringan ikan untuk dijual ke wilayah Teluk Betung.
Pulau Pasaran kini berubah menjadi "pulau ikan asin" dan menjadi sentra penghasil ikan asin utama di Provinsi Lampung. Hampir seluruh pelosok pulau terdapat usaha pembuatan ikan asin dan penduduk pulau semakin bertambah hingga ratusan kepala keluarga.
2. Pulau Pasaran semakin bertambah luas

Kebutuhan lahan sangat tinggi sehubungan pertambahan penduduk dan menjamurnya usaha ikan asin, membuat penduduk melakukan reklamasi. Sebagian material reklamasi diambil dari terumbu karang yang membatu, dan sebagian lainnya merupakan bebatuan yang diangkut menggunakan kapal atau menggunakan becak.
Pulau Pasaran kini memiliki luas hampir 12 hektare dan termasuk wilayah berpenduduk padat di Kota Bandarlampung.
Pulau Pasaran dapat menghasilkan teri asin berkisar 20-30 ton dalam sehari. Ikan asin produksi penduduk itu bahkan sudah menjajaki pasar impor, meski hanya dari segelintir orang. Kebanyakan ikan asin dijual ke daerah Sumatera, Jawa, dan Jabodetabek.
3. Kampung nelayan yang menarik hati para pendatang

Seorang perajin ikan teri asin bernama Tabrizi bahkan sudah menjajaki pasar ekspor. Laki-laki berusia 44 tahun ini sudah lama menjadi nelayan bersama saudara-saudaranya. Tabrizi memilih Pulau Pasaran sebagai tempat produksi ikan asin karena pulau kecil itu merupakan "kampung nelayan" yang dipenuhi dengan bagan dan kapal.
Tabrizi pertama kali membuka usaha ikan asin di Pulau Pasaran pada tahun 2006. Ia bukanlah warga asli Pulau Pasaran, melainkan pendatang atau berasal dari Ujung Bom, Kelurahan Kangkung, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Jelajah Kuliner Singkawang, Makanan-Makanan Ini Wajib Kamu Coba
Bagikan
Berita Terkait
Berubah Nama dan Pindah ke Lampung, Bhayangkara Presisi Bidik Target Juara Liga 1 Musim Depan

Banjir di Lampung Rendam Ribuan Rumah dan Sebabkan 9.353 Keluarga Terdampak, Pemerintah Respons Cepat

Hujan Lebat Guyur Bandar Lampung, 2 Kecamatan Terdampak Banjir Paling Parah hingga Timbulkan Korban Jiwa

Syukuran untuk Ibu Hamil, Masyarakat Lampung Gelar Ritual Kukhuk Limau

Mengenal Tradisi Penuh Makna 'Pepadun' dari Lampung

Presiden Jokowi ke Lampung Cek Layanan Kesehatan dan Bagikan Pompa

Pelabuhan Panjang Siapkan 3 Kapal Angkut Arus Balik Dari Sumatera ke Jawa

Pemudik Bisa Manfaatkan Fasilitas di Pelabuhan Panjang untuk Beristirahat

Taman Hutan Kota Way Halim Bandarlampung Raib

Terlibat Jaringan Narkoba Fredy Pratama, AKP AG Dipecat dari Polri
