PSI Sebar Isu Politik Uang Seleksi Pengganti Sandi, PDIP: Sebut Namanya!


Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono. MP/Asropih
MerahPutih.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menantang Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk menunjukan bukti atas tuduhan adanya indikasi politik uang di DPDR DKI dalam proses pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan tudingan adanya politik uang itu harus dibuktikan ke masyarakat, jangan melontarkan rumor yang belum tentu benar.
Baca Juga: PSI Minta KPK Turun Tangan Usut Dugaan Politik Uang di Pemilihan Wagub DKI
Menurut Gembong, tuduhan PSI adanya indikasi politik uang dalam rapat paripurna pemilihan DKI 2 itu dapat menjatuhkan citra buruk DPRD di masyarakat.
"Makanya saya bilang kalau memang dia (PSI) tahu informasi seperti itu dan informasi dianggap oleh PSI itu akurat, sampaikan kepada publik. Tetapi kalau akurasinya belum bisa dipertanggungjawabkan menurut saya jangan buat kegaduhan," kata Gembong di Jakarta, Selasa (16/7).

Anggota Komisi II itu juga bahkan meminta PSI untuk berani menyebutkan siapa sosok yang memberikan info adanya dugaan politik uang dalam rapat pemilihan pengganti Sandiaga Uno.
"Dapet-nya darimana? Suruh sebutin namanya, jangan menduga-menduga. Saya yang sudah di dalam (DPRD) saja enggak tahu, kok dia (PSI) yang di luar (DPRD) tahu," tuturnya
Ia pun berpendapat Panitia Khusus (Pansus) pemilihan pendamping Anies tidak perlu menelusuri isu politik uang seperti itu. Lantaran, Gembong mengklaim Pansus Wagub bekerja dengan baik dan normal hingga saat ini.
Baca Juga: PKS Tantang PSI Buktikan Adanya Politik Uang di Pemilihan Wagub DKI
"Sampai dengan detik ini masih normal belum ada info-info soal itu. Makanya saat ada informasi seperti itu, ya kaget juga. Enggak ada hujan, enggak ada angin, tiba-tiba ada info seperti ini," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Ketua DPW PSI Jakarta, Rian Ernes mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk terlibat dalam mengawasi proses pemilihan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta yang sedang berjalan di DPRD. Dia mencium dalam proses pemilihan DKI 2 ini diduga ada politik uang.
Rumor yang beredar ada persengkongkolan dalam menentukan syarat kuorum pada rapat paripurna pemilihan wagub DKI yang harus dibayar dengan uang sekitar ratusan juta kepada anggota DPRD DKI yang hadir.

"Harga untuk kourum ratusan juta rupiah perkursi," kata Rian Ernest di kantor DPW DKI Jakarta, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (15/7).
Ernest menuturkan, rumor politik uang di pemilihan Wagub DKI itu ia terima dari Politisi di lingkungan DPDR DKI. Namun ia tak mau menyebutkan siapa sosok yang mencium politik uang di pemilihan DKI 2.
Baca Juga: PSI Sebut Pemilihan Wagub DKI Tidak Transparan
"Kalau itu ga bisa bilang tapi masih di DKI juga. Elit politik DKI. Ah aku gamau jawab lah. Tapi elit politik ada yang bicara seperti itu," tuturnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
PSI Jakarta Soroti Rencana Pramono Bangun 19.800 Hunian Baru, Minta Perbaiki Masalah Lainnya

IPO Sudah Sesuai Aturan, KAHMI Jaksel: Kader PSI Salah Alamat jika Sebut PAM Jaya Tabrak Aturan

PSI Tolak Rencana Sistem Ganjil-Genap di Jalan TB Simatupang, Dinilai Bukan Solusi Atasi Macet

Anak Jokowi Minta Wamenaker Immanuel Ebenezer Ikuti Proses Hukum

Kaesang Ziarah ke Makam Presiden ke-3 BJ Habibie, PSI Ingin Anak Muda Berkiprah di Bidang Iptek

Semprot Dewan PSI, Ketua Dewas PAM Jaya: Kita Mau Kerja, Bukan Cari Benar atau Salah

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

Pagar Pedestrian Stasiun Cikini Sudah Ditinggikan, PSI Usul Minta Dibangun JPO

Pedagang Pasar Barito Jadi Korban Ambisi Gubernur Pramono di Mata PSI

PSI DKI Kritik Pemprov tidak Punya Nurani, Relokasi Pedagang Barito ke Lahan Kosong Tanpa Fasilitas
