Protes Indonesia dan Dunia Islam Pada Prancis

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Kamis, 29 Oktober 2020
Protes Indonesia dan Dunia Islam Pada Prancis

Gedung Pancasila Kemenlu RI. (Foto: Kemenlu).

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih.com - Dunia dikejutkan kembali dengan kontroversi kartun Charlie Hebdo, yang mengambarkan Nabi Muhammad SAW. Dampaknya, Samuel Paty seorang guru di Prancis tewas dipenggal kepalanya oleh Abdoullakh Abouyedovich Anzorov, di Conflans-Sainte-Honorine, daerah di luar Kota Paris pada 16 Oktober 2020.

Sebelum tewas, Paty sempat menunjukkan karikatur Nabi Muhammad, yang kembali diterbitkan oleh Charlie Hebdo, bulan lalu untuk diidiskusikan para muridnya dan mempersilahkan murid muslim untuk keluar ruangan jika tidak berkenan dengan diskusi tersebut.

Dampak dari pembunuhan tersebut, juga terjadi penyerangan pada muslim di area pariwisata Menara Eiffel. Tetapi, pemengalan seorang guru, membuat Presiden Prancis mengeluarkan pidatonya, yang direspon berbagai warga muslim di dunia sebagai Islamhobia di Prancis.

Baca Juga:

Buntut Pernyataan Presiden Prancis, Jokowi Didesak Putuskan Hubungan Diplomatik

Pemerintah Indonesia pun, memprotes isi pidato yang disampaikan Presiden Prancis Emmanuel Macron awal bulan ini, dan mendesak agar Pemerintah Prancis tidak menghubungkan Islam dan aksi terorisme atau ekstremisme.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah, mengatakan Pemerintah Indonesia telah memanggil Duta Besar Prancis Olivier Chambard untuk meminta penjelasan mengenai pernyataan Presiden Macron.

Indonesia juga telah menyampaikan secara langsung kecaman terhadap Pemerintah Prancis mengenai isi pidato tersebut. Pemerintah Indonesia keberatan terhadap pernyataan Presiden Macron yang mengindikasikan ada kaitan antara agama dan tindakan terorisme.

"Mengaitkan agama apapun - dalam hal ini adalah Agama Islam - dengan tindakan terorisme tidakkah bisa dibenarkan dan sungguh menyakitkan bagi pemeluk agama tersebut,” kata Faizasyah.

Menlu Retno
Menlu Retno Marsudi. (Foto: Kemenlu).

Presiden Macron pada 2 Oktober 2020 menyampaikan pidato di hadapan anggota dewan, kepala daerah, dan perwakilan kelompok masyarakat sipil, terkait pentingnya mempertahankan nilai-nilai mendasar di Prancis dan ia turut menyampaikan beberapa pernyataan terkait Islam dan radikalisme. Pidato tersebut, berselang beberapa pekan kemudian dan setelah kematian Samuel Paty, seorang guru di Prancis.

Lewat pidatonya yang disampaikan di Les Mureaux, Macron menyebut ancaman masyarakat Prancis adalah “Islam separatis”. Istilah itu, menurut Macron, merujuk pada sekelompok penganut Islam ekstremis/fanatik yang “melenceng” dari nilai-nilai republik.

“Dalam konteks Islam radikal, karena ini yang jadi topik pembahasan dan mari kita bicara dan menyebut masalah ini, kehendak yang secara sistematis ingin melanggar aturan hukum republik dan membentuk aturan sendiri, dan ini secara perlahan mengarah ke penolakan terhadap kebebasan berekspresi, kebebasan hati nurani, dan hak untuk menistakan (agama, red), dan diri kita pada akhirnya diam-diam berubah jadi seseorang yang radikal,” kata Presiden Macron lewat pidatonya yang disiarkan di laman resmi Kedutaan Besar Prancis di Jakarta.

Ia lanjut menyebutkan otoritas keamanan di Prancis telah mengawasi hampir 170 orang yang dicurigai akan terlibat aksi teror. “Kami tahu 70 orang dari kelompok itu telah pergi ke Suriah,” kata presiden.

Sementara itu, setelah kematian Paty, Macron mengatakan: “Kami akan terus bertahan, profesor (merujuk ke Samuel Paty, red). Kami akan terus berjuang untuk kebebasan, kamu telah jadi wajah perjuangan mempertahankan republik,” kata Macron lewat unggahannya di Twitter pada 22 Oktober 2020.

Samuel Paty merupakan seorang guru di Prancis yang tewas dipenggal kepalanya oleh Abdoullakh Abouyedovich Anzorov, di Conflans-Sainte-Honorine, daerah di luar Kota Paris pada 16 Oktober 2020. Sebelum tewas, Paty sempat menunjukkan karikatur Nabi Muhammad, yang kembali diterbitkan oleh Charlie Hebdo, bulan lalu.

Dari rangkaian peristiwa itu, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), lewat pernyataan tertulisnya bulan ini, menyesalkan adanya pernyataan yang berpotensi memecahkan persatuan antara Prancis dan umat Islam dunia.

OKI menyebutkan seluruh pihak seharusnya bersama-sama meninjau kembali kebijakan diskriminatif terhadap Muslim dan menghindari aksi-aksi provokatif yang dapat melukai perasaan lebih dari satu miliar pemeluk Islam di dunia.

Hubungan diplomatik antara Prancis dan negara yang warganya mayoritas muslim mulai terganggu. Boikot produk Prancis menggema diberbagai negara. Paling parah, lontara panas antara Turki dan Prancis yang sama-sama sekutu Amerika Serikat.

Dilansir VOA Indonesia Pemerintah AS hari Selasa (27/10) berharap dua sekutu NATO, Perancis dan Turki, akan meredakan ketegangan yang meningkat terkait kebebasan untuk mengejek agama, sementara demonstrasi menentang Perancis dan imbauan untuk memboikot barang-barang buatan Perancis meningkat di negara-negara Muslim.

Ketegangan antara Perancis dan Turki belakangan semakin meningkat terkait komentar Presiden Perancis Emmanuel Macron mengenai kartun dan Islam pasca pemenggalan kepala seorang guru di Perancis.

"Amerika sangat yakin perselisihan Aliansi yang tidak perlu hanya menguntungkan pihak musuh," ujar Juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga:

Presiden Turki Serukan Warganya Boikot Produk Prancis

#Prancis #Kemenlu
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Hingga Malam Ini, Sudah 57 WNI Berhasil Dievakuasi Keluar dari Nepal
Sebanyak 78 WNI bersedia dievakuasi keluar dari Nepal kembali ke Indonesia.
Wisnu Cipto - 22 menit lalu
Hingga Malam Ini, Sudah 57 WNI Berhasil Dievakuasi Keluar dari Nepal
Indonesia
Puluhan WNI Dievakuasi Dari Nepal, Ratusan Orang Masih Bertahan
Buntut dari protes ini pemerintahan Nepal ambruk usai Perdana Menteri Sharma Oli mengajukan pengunduran diri.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
 Puluhan WNI Dievakuasi Dari Nepal, Ratusan Orang Masih Bertahan
Dunia
Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan 473 orang telah ditahan, dengan 80.000 polisi dikerahkan di seluruh negeri, termasuk 6.000 di Paris.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
 Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar
Indonesia
Penyebab Kematian Diplomat Zetro Leonardo Purba Belum Terkuat, Kemenlu Jadikan Prioritas
Pemerintah belum mengetahui motif dan penyebab terjadinya penembakan terhadap almarhum Zetro.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Penyebab Kematian Diplomat Zetro Leonardo Purba Belum Terkuat, Kemenlu Jadikan Prioritas
Dunia
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Lecornu, 39, termasuk salah satu favorit untuk menggantikan posisi tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis
Dunia
Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’
Pihak berwenang mengecam tindakan ini, menyebutnya penghinaan terhadap umat Islam.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
 Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’
Indonesia
Menlu Sugiono Pastikan Pendidikan Anak-Anak Zetro Leonardo Purba Akan Ditanggung Pemerintah
Menlu juga menyampaikan belasungkawa dan mendoakan almarhum Zetro mendapatkan tempat terbaik
Angga Yudha Pratama - Rabu, 10 September 2025
Menlu Sugiono Pastikan Pendidikan Anak-Anak Zetro Leonardo Purba Akan Ditanggung Pemerintah
Indonesia
Jenazah Diplomat Zetro Disemayamkan di RSPAD, Pemakaman di TPU Sari Mulya Tangsel Kamis
Setelah prosesi serah terima dari Kemenlu ke pihak keluarga, jenazah almarhum akan disemayamkan di Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat, mulai malam ini.
Wisnu Cipto - Selasa, 09 September 2025
Jenazah Diplomat Zetro Disemayamkan di RSPAD, Pemakaman di TPU Sari Mulya Tangsel Kamis
Indonesia
Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman
Keluarga Zetro juga telah mendapatkan pengawasan dan penjagaan berlapis dari pihak kepolisian setempat.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman
Indonesia
Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Evaluasi Perlindungan Diplomat dan Staf KBRI
Wamenlu Anies memastikan insiden tewasnya Zetro itu menjadi pembelajaran bagi Kemenlu dalam peningkatan perlindungan bagi para diplomat dan staf KBRI di luar negeri
Wisnu Cipto - Rabu, 03 September 2025
Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Evaluasi Perlindungan Diplomat dan Staf KBRI
Bagikan