Profil Denny JA, Pendiri LSI yang ’Dapat Jatah’ Job Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi
Denny JA. (Foto: Dok. Denny JA Foundation)
Merahputih.com - Nama pakar politik Denny Januar Ali atau yang lebih dikenal sebagai Denny JA, menjadi sorotan usai mendapat jabatan sebagai Komisaris Utama Pertamina Hulu Energi.
Selain Denny, Wamen Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Stella Christie dan Wakil Kepala Staf Kepresidenan Mochammad Qodari juga menjadi komisaris perusahaan pelat merah itu.
Denny JA selama ini dikenal sebagai Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Dilansir dari berbagai sumber, Denny lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 4 Januari 1963.
Sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, Denny gemar membaca buku Michael Heart : The 100 : A Ranking of The Most Influental Persons in History (1978).
Baca juga:
Denny JA adalah alumnus Universitas Indonesia, jurusan Hukum, yang meraih gelar strata satu pada tahun 1989.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, dan meraih gelar Master of Public Administration (MPA) pada tahun 1994.
Tak berhenti di situ, Denny JA juga meraih gelar Ph.D. di bidang Comparative Politics and Business dari Ohio University, Amerika Serikat, pada tahun 2001.
Karier akademiknya dimulai sebagai Direktur Eksekutif Universitas Jayabaya Jakarta pada tahun 2000-2003.
Pada periode 2002-2004, ia menjadi host program politik di Metro TV dan Radio Delta FM.
Baca juga:
Selain itu, Denny JA juga memiliki pengalaman sebagai kolumnis di sembilan surat kabar nasional dari tahun 1986 hingga 2005.
Pada tahun 2003, ia mendirikan Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang kemudian berkembang menjadi Lingkaran Survei Indonesia pada tahun 2005.
Denny JA tidak hanya berperan di dunia survei, tetapi juga turut aktif dalam membentuk opini publik.
Ia mendirikan beberapa organisasi, termasuk Asosiasi Riset Opini Publik (AROPI) pada tahun 2007 dan Asosiasi Konsultan Politik Indonesia (AKPI) pada tahun 2009.
Melalui keempat organisasi tersebut, Denny JA menciptakan tradisi baru dalam survei opini publik dan konsultan politik di Indonesia.
Baca juga:
Pada tahun 2005, Denny JA menandatangani kontrak pertamanya dengan partai politik Golkar.
Sebagai seorang aktivis, ia berhasil mematahkan dua undang-undang, yaitu UU Pemilu Legislatif 2009 dan UU Pemilu Presiden 2009.
Tindakan ini mendapatkan dukungan Mahkamah Konstitusi, yang mengabulkan gugatan Denny JA yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Lembaga Survei (AROPI).
Di tahun 2015, Denny JA dinobatkan sebagai salah satu dari 30 orang paling berpengaruh di Internet oleh Majalah Time. Ia bersanding dengan eks Presiden Amerika Serikat Barrack Obama. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
2 Sastrawan Dunia Raih BRICS Award 2025, Denny JA Bawa Arah Baru bagi Sastra Modern
Denny JA Raih Penghargaan Sastra BRICS 2025, Tegaskan Representasi Asia, Afrika, hingga Amerika Latin
Denny JA Raih BRICS Award for Literary Innovation Berkat Kontribusi pada Genre Puisi Esai
Penghargaan Sastra 2025: Merawat Nurani Bangsa di Tengah Ledakan Teknologi
Hasil Survei LSI Denny JA: Soeharto Jadi Presiden RI yang Paling Disukai
Laporkan Kekayaan Rp 3,08 Triliun ke KPK, Denny JA: Keterbukaan Adalah Spirit Kepemimpinan
Denny JA Masuk 10 Besar Dunia Calon Penerima BRICS Literature Award 2025
Denny JA Sebut 'Generasi Rentan' Picu Kerusuhan yang Meluas, Pemerintah Diminta Bikin Kebijakan Baru
Buntut Marak Kerusuhan, Denny JA Sebut Prabowo Perlu Perkuat Early Warning System
Presiden Prabowo Hilangkan Bonus Komisaris BUMN: Enak di Lo, Ga Enak di Rakyat!