Presiden Jokowi Kenang Dawam Rahardjo sebagai Sosok yang Konsisten Lawan Diskriminasi

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 31 Mei 2018
Presiden Jokowi Kenang Dawam Rahardjo sebagai Sosok yang Konsisten Lawan Diskriminasi

Presiden Jokowi melayat ke rumah duka Almarhum Dawam Rahardjo di Kompleks Perumahan Billymoon Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (31/5). Foto oleh Biro Pers Setpres.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Presiden Jokowi melayat ke rumah duka almarhum Prof Dawam Rahardjo di Kompleks Perumahan Billymoon Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis.

"Kita telah sangat kehilangan seorang cendikiawan Muslim yang lewat tulisan memberikan gagasan-gagasan yang baik bagi negara ini, yang menjadi rujukan bagi cendikiawan yang ada di negara kita," kata Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, Dawam Rahardjo juga dikenal sebagai sosok dengan sikap yang sangat konsisten dalam melawan diskriminasi.

"Saya kira kita sangat kehilangan beliau yang seorang cendikiawan Muslim yang gagasan dan tulisannya yang sangat tajam dalam menyikapi setiap peristiwa yang ada di negara kita," katanya.

Prof Dawam Rahardjo
Cendekiawan Dawam Rahardjo (kanan) menyampaikan pidato usai menerima penghargaan Achmad Bakrie X 2012 bidang Pemikiran Sosial, di Jakarta. (ANTARA/Yudhi Mahatma)

Jokowi menyebutkan dirinya bertemu untuk yang terakhir dengan Dawam Rahardjo saat pertemuan di Bogor.

"Beliau memang sudah kelihatan sakit. Beliau sudah lama sakit," katanya.

Presiden mengunjungi dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga cendekiawan muslim Prof M Dawam Rahardjo, setelah Presiden menghadiri acara penyerahan sertifikat hak atas tanah di Bekasi.

Kepala Negara mengenang Prof Dawam sebagai seorang cendekiawan Muslim yang gagasannya menjadi inspirasi bagi para cendekiawan lain di negeri ini.

Sementara itu Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengenal sosok Dawam Rahardjo bukan hanya pemikir besar dalam bidang ekonomi, tapi juga pemikiran sosial, keagamaan, dan gerakan kemasyarakatan.

Fadli Zon
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon (ANTARA/Try Reza Essra)

"Saya sangat merasa kehilangan. Mas Dawam adalah pemikir ekonomi kerakyatan, bersama almarhum Mubyarto dan Prof Sri Edi Swasono, mereka merupakan intelektual pejuang yang telah mempertahankan eksistensi Pasal 33 UUD 1945 dari serangan para ekonom Neoliberal pada proses amandemen konstitusi dulu," kata Fadli di Jakarta, Kamis (31/5).

Fadli sebagaimana dilansir Antara mengatakan para ekonom berpaham neoliberal yang permisif terhadap kepentingan asing ingin menggusur pasal keramat tersebut namun Dawam dan beberapa ekonom nasionalis dengan gigih berusaha mempertahankannya.

Menurut dia, meskipun Dawam dan Prof Mubyarto mundur dari Tim Ahli Panitia Ad Hoc amandemen Pasal 33, pandangan keduanya berhasil meyakinkan publik mengenai bahaya amandemen pasal penting tersebut.

Fadli Zon saat melayat Dawam Rahardjo
Fadli Zon saat melayat Dawam Rahardjo di rumah duka (Foto: Twitter @Fadlizon)

"Terbukti, sesudah Reformasi telah puluhan undang-undang yang akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi karena dianggap bertentangan dengan Pasal 33, mulai dari UU Ketenagalistrikan, UU Sumber Daya Air, UU Migas, hingga UU Koperasi," ujarnya.

Fadli mengatakan berpulangnya Dawam, Indonesia kehilangan satu lagi pemikir ekonomi kerakyatan padahal kita membutuhkan lebih banyak ekonom kerakyatan untuk membenahi arah perekonomian nasional.

"Keterpurukan ekonomi yang kita alami saat ini sebenarnya berawal dari pengkhianatan terhadap konstitusi. Itu sebabnya, jika kita ingin bangkit dari keterpurukan, kita harus menengok pemikiran-pemikiran sebagaimana yang diperjuangkan oleh Mas Dawam," katanya.

Sebelumnya, cendekiawan muslim Dawam Rahardjo meninggal dunia di usia 76 tahun, di Rumah Sakit Islam Jakarta pada Rabu (30/5) malam.(*)

Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Gaji Pengarah BPIP Rp100 Juta, Fadli Zon Desak Pemerintah Tinjau Ulang Perpres Nomor 42/2018

#Presiden Jokowi #Fadli Zon #Meninggal Dunia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
Soeharto dan Gus Dur Layak Jadi Pahlawan Nasional
Adapun proses pengusulan pahlawan nasional dilakukan secara berjenjang, dimulai dari masyarakat kemudian dibahas oleh tim peneliti dan pengkaji gelar pusat (TP2GP) dari tingkat kabupaten, kota, hingga provinsi.
Alwan Ridha Ramdani - 1 jam, 59 menit lalu
Soeharto dan Gus Dur Layak Jadi Pahlawan Nasional
Indonesia
Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun
Kabar duka datang dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Pakubuwono XIII wafat pada usia 77 tahun di RS Indriati Solo Baru, Minggu (2/11) pagi.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 02 November 2025
Raja Keraton Surakarta Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun
Indonesia
4 Orang Meninggal Dunia dalam Tabrak Lari di Sragen, Pelaku Langsung Ditangkap Polisi
Polres Sragen menangkap pelaku tabrak lari yang menewaskan satu keluarga, Selasa (28/10).
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
4 Orang Meninggal Dunia dalam Tabrak Lari di Sragen, Pelaku Langsung Ditangkap Polisi
Indonesia
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Mantan Wali Kota Solo ini mendapatkan rumah pensiun hadiah dari negara di bangun di atas lahan seluas 12.000 meter persegi.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
Masih Dibangun, Jokowi Belum Tempati Rumah Hadiah Negara Setelah 1 Tahun Lengser
Indonesia
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
IPDN membenarkan adanya calon praja angkatan XXXVI bernama Maulana Izzat Nurhadi asal Maluku Utara yang meninggal dunia.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Calon Praja IPDN Meninggal Setelah Pingsan Saat Ikut Apel Malam
Indonesia
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Tragedi di Ponpes Al Khoziny jadi bencana paling parah di 2025. Sebab, insiden tersebut banyak menelan korban jiwa.
Soffi Amira - Senin, 06 Oktober 2025
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
Indonesia
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 17 Orang, Evakuasi Masih Andalkan Alat Berat
Korban tewas ambruknya Ponpes Al Khoziny bertambah jadi 17 orang. Dua jenazah ditemukan di area wudu musala. Lalu, satu orang lainnya ditemukan di area berbeda.
Soffi Amira - Sabtu, 04 Oktober 2025
Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 17 Orang, Evakuasi Masih Andalkan Alat Berat
Fun
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Seni rupa dapat menjadi jembatan para seniman lokal dengan panggung seni internasional.
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Oktober 2025
Buka Art Jakarta 2025, Menbud Fadli Zon Janji Kirim Perupa Indonesia Ikut Pameran Internasional
Indonesia
Indonesia Tetapkan Hari Komedi Nasional Dirayakan Tiap 27 September
"SK penetapan Hari Komedi Indonesia bertepatan dengan hari lahirnya seorang tokoh komedi Indonesia yang penuh talenta, seorang maestro Bing Slamet." kata Menbud Fadli Zon.
Wisnu Cipto - Minggu, 14 September 2025
Indonesia Tetapkan Hari Komedi Nasional Dirayakan Tiap 27 September
Indonesia
Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional
Diplomat RI, Zetro Leonardo Purba, tewas ditembak di Peru. DPR RI menduga, ada keterlibatan geng kriminal internasional dalam kasus tersebut.
Soffi Amira - Rabu, 03 September 2025
Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional
Bagikan