Prancis Tuduh Turki dan Iran Terlibat dalam Konflik Suriah


Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian (ANTARA FOTO/REUTERS pool)
MerahPutih.Com - Perang sipil dalam konflik Suriah bukan masalah domestik semata. Sejumlah negara tetangga ikut terlibat dalam mendukung kelompok tertentu. Lebih jauh, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuduh Turki dan Iran terlibat dalam konflik Suriah.
Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa Turki dan Iran melanggar hukum internasional lewat aksi mereka di Suriah.
Berbicara di televisi BFM pada Rabu (7/2), Menlu Le Drian juga menyatakan ada indikasi pasukan pemerintah Suriah menggunakan gas beracun terhadap warga sipil.
Ditanya apakah Prancis ingin angkatan bersenjata Turki mundur dari Suriah, Le Drian menjawab bahwa ia berharap "penarikan mundur semua pihak yang seharusnya tidak berada di Suriah, termasuk milisi Iran dan Hizbullah. "
Meskipun tidak secara khusus meminta Turki untuk menarik diri dari serangan terhadap milisi Kurdi di Suriah utara, dia mengatakan Ankara seharusnya tidak memperburuk konflik.
"Memastikan keamanan perbatasannya tidak berarti membunuh warga sipil dan itu harus dikutuk. Dalam situasi berbahaya di Suriah, (Turki) seharusnya tidak menambahkan perang pada perang." Prancis telah mendukung oposisi Suriah selama perang tujuh tahun dan merupakan bagian dari pertempuran koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan militan.
Le Drian sebagaimana dilansir Antara dari Reuters mengatakan hukum internasional "sedang dilanggar oleh Turki, oleh rezim Damaskus, oleh Iran dan mereka yang menyerang (daerah yang dikuasai pemberontak) Ghouta timur dan Idlib ".
Turki melancarkan operasi di Suriah bulan lalu terhadap milisi Kurdi yang dilihatnya sebagai sekutu separatis yang memerangi pemberontakan di Turki selatan. Menteri Uni Eropa Omer Celik mengatakan pernyataan Le Drian mencerminkan "standar ganda mengenai isu teror".
"Pertempuran Turki sesuai dengan hukum internasional. Mereka yang melanggar hukum dan melakukan kejahatan adalah mereka yang mempersenjatai kelompok teror PYD-YPG, "katanya tentang milisi utama Kurdi Suriah.
Le Drian dijadwalkan berada di Teheran pada 5 Maret untuk melakukan pembicaraan dalam waktu bersamaan dengan saat Washington menekan sekutu Eropa untuk menguatkan sikap mereka terhadap Teheran. Hubungan antara Prancis dan Iran telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Le Drian menuduh Iran menyimpan aspirasi "hegemonik" di wilayah ini.
Iran adalah sekutu kunci pemerintah Suriah dalam perang saudara tujuh tahun dan mengatakan tidak ada niat bagi mereka untuk menarik diri kecuali jika Suriah meminta agar mereka melakukannya.
Le Drian juga mengatakan bahwa kemungkinan besar pasukan Presiden Bashar al-Assad menggunakan gas klorin dalam serangan yang didukung Rusia di provinsi Idlib yang dikuasai pemberontak dan di daerah kantong terkepung ,Ghouta di dekat Damaskus.
"Saya harus berbicara hati-hati karena Anda juga melakukannya dengan hati-hati sambil menunggu dokumentasi lengkap, tapi semua indikasinya yang telah kita tunjukkan bahwa pada saat ini klorin sedang digunakan oleh rezim Suriah," pungkas Jean-Yves Le Drian.(*)
Bagikan
Berita Terkait
Prancis Dilanda Protes saat Perdana Menteri Baru Menjabat, Tuntut Pendapat Rakyat Didengar

Macron Tunjuk Sebastien Lecornu sebagai Perdana Menteri Baru Prancis

Kepala Babi Ditemukan di Beberapa Masjid Paris, Ditulisi Kata ‘Macron’

Penuh Kengerian, Siaran Live Terakhir Streamer Prancis Jean Pormanove sebelum Meninggal

Terima Challenge Ekstrem, Streamer Prancis Jean Pormanove Meninggal saat Siaran Langsung

Prancis Kasi Peringatan, Bencana Menunggu jika Israel Duduki Gaza

Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris

Indonesia Desak Tidak Ada Negara Gunakan Hak Veto Tolak Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Prancis Berencana Akui Kedaulatan Palestina Saat Sidang PBB September 2025

Presiden Prabowo Kembali ke Indonesia Setelah 2 Pekan Kunjungan Kerja
