Headline

Polusi Udara Gila-gilaan, India Tetapkan Status Darurat

Eddy FloEddy Flo - Kamis, 09 November 2017
Polusi Udara Gila-gilaan, India Tetapkan Status Darurat

Kendaraan bergerak di tengah kabut asap tebal di Delhi, India, Rabu (8/11). (ANTARA FOTO/REUTERS/Cathal McNaughton)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Polusi udara yang melanda kota New Delhi menyebabkan pemerintah India menetapkan status darurat di wilayah tersebut. Sudah tiga hari, pencemaran udara yang ditandai kabut beracun menutup kota New Delhi sehingga tingkat polutan terus bertambah setiap jamnya.

Berdasarkan pengukuran polutan oleh kedutaan Amerika Serikat menyatakan zarah PM 2.5 menunjukan level 608 pada pukul 10.00 waktu setempat. Sementara batas amannya 50.

PM 2.5 adalah zarah sekitar 30 kali lebih halus daripada rambut manusia. Partikel tersebut dapat dihirup ke dalam paru-paru, menyebabkan serangan jantung, strok, kanker paru-paru dan penyakit pernapasan.

Beberapa warga mengeluhkan sakit kepala, batuk dan mata perih. Banyak rumah tinggal dan restoran di beberapa bagian kota yang paling ramai menjadi sepi.

Sejumlah pemerhati lingkungan sebagaimana dilansir Antara menuding pembakaran lahan pertanian secara ilegal di sekitar New Delhi menjadi penyebab timbulnya kabut beracun. Kondisi ini diperparah lagi dengan gas kendaraan umum dan polusi dari pembangunan konstruksi dan jalan.

"Saya ingin meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah pusat harus melakukan segala sesuatu yang memungkinkan untuk menghasilkan perbaikan kualitas udara di Delhi, serta Wilayah Ibu Kota Nasional," ujar menteri lingkungan federal Harsh Vardhan, Kamis (9/11) saat pihak berwenang menghadapi kritik akibat gagal mengambil langkah mengatasi masalah yang muncul tiap tahunnya.

Kabut asap menutupi Gerbang India, tugu peringatan perang di pusat kota, di mana Pangeran Charles dan istrinya Camilla akan memberikan penghormatan dalam perjalanan dua hari yang berakhir pada Kamis.

Sekolah ditutup seminggu dan pada Rabu malam, pemerintah kota mengumumkan serangkaian tindakan untuk mencoba membersihkan udara.

Truk niaga dilarang bepergian keluar kota, kecuali jika mereka mengangkut barang penting. Semua pembangunan dihentikan dan biaya parkir, yang mencapai empat kali lipat, memaksa penduduk menggunakan kendaraan umum.

Departemen pengangkutan Delhi mengatakan akan mengambil keputusan memberlakukan skema ganjil-genap pada kendaraan bermotor guna mengurangi polusi dan kemacetan.

Namun, para ahli mengatakan bahwa tindakan tersebut tidak mungkin segera dilakukan.

"Terdapat pemikiran dari kami bahwa Anda mungkin memerlukan hujan buatan atau beberapa hal untuk membersihkan udara seperti ini," ujar Dr. Vivek Nangia, seorang ahli paru di rumah sakit Fortis di Delhi.(*)

#India #Kabut Asap #Kebakaran Hutan
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan
Cloudburst semakin sering terjadi di wilayah Himalaya, India, dan daerah utara Pakistan, yang rawan banjir bandang dan tanah longsor.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
 Banjir Bandang Tewaskan Sedikitnya 200 Orang di India dan Pakistan
Dunia
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Sebagian besar Eropa Selatan masih berisiko tinggi akibat cuaca panas dan kering.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kebakaran makin Berkecamuk, Yunani, Spanyol, dan Portugal Berpacu Padamkan Api saat Uni Eropa Tingkatkan Bantuan Lintas Negara
Dunia
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Peringatan panas ekstrem dikeluarkan di beberapa wilayah Italia, Prancis, Spanyol, Portugal, dan Balkan.
Dwi Astarini - Rabu, 13 Agustus 2025
Eropa Selatan Dilanda Kebakaran Hutan, Suhu Ekstrem Tembus 40 Derajat Celsius
Indonesia
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Efisiensi dilakukan dengan mengombinasikan operasi modifikasi cuaca dan water bombing menggunakan helikopter atau pesawat berkapasitas lebih kecil ketika titik api masih sedikit.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Biaya Padamkan Karhutla Mahal, Satu Menit Penerbangan Habiskan Rp 300 Juta
Dunia
Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Kebakaran telah meluas hingga lebih dari 13.000 hektare.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
 Prancis Alami Kebakaran Hutan Terbesar Musim Panas ini, Areanya Lebih Luas daripada Kota Paris
Dunia
Banjir Bandang India, Pemerintah Peringatkan Warga Cuaca Buruk masih Berlanjut
Penduduk setempat mengatakan, jika saja daerah tersebut sedang penuh sesak, bencana ini bisa menjadi jauh lebih buruk.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banjir Bandang India, Pemerintah Peringatkan Warga Cuaca Buruk masih Berlanjut
Indonesia
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Semua kembali lagi ke masyarakat, bagaimana teknologi itu digunakan oleh masyarakat
Angga Yudha Pratama - Rabu, 06 Agustus 2025
Peneliti IPB Ungkap Strategi Cerdas Tekan Karhutla dengan Padukan AI dan Keterlibatan Masyarakat
Dunia
Banjir Bandang India, Lebih dari 100 Orang masih Hilang
Aliran besar air menenggelamkan jalan-jalan dan bangunan yang dilalui.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banjir Bandang India, Lebih dari 100 Orang masih Hilang
Dunia
Banjir Bandang Menyapu India, 4 Tewas dan Puluhan Orang Terjebak dalam Puing
tim penyelamat, termasuk tentara dan pasukan paramiliter, telah mencapai Desa Dharali di Distrik Uttarkashi, yang diyakini menjadi wilayah paling parah terdampak banjir.
Dwi Astarini - Rabu, 06 Agustus 2025
Banjir Bandang Menyapu India, 4 Tewas dan Puluhan Orang Terjebak dalam Puing
Indonesia
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Membuka lahan dengan cara membakar tidak bisa dibenarkan karena berdampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Buka Lahan dengan Cara Membakar Kini Dilarang, Pemerintah: Gunakan Teknologi yang Modern
Bagikan