Polres Mimika Siapkan Dua Lokasi untuk Pengungsi Tembagapura


Evakuasi warga Kimbeli dan Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang sebelumnya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Jumat, (17/11).Foto: Humas Polda Papua
MerahPutih.com - Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Mimika Papua AKBP Victor Dean Mackbon menegaskan terdapat dua lokasi yang disiapkan menjadi permukiman tetap bagi 806 warga pengungsi asal Kampung Banti, Kimbeli dan Opitawak, Distrik Tembagapura.
"Kedua lokasi itu yaitu di seputaran Mil 32, dekat Kwamki Lama. Satunya lagi di SP5 (Kampung Limau Asri) Distrik Iwaka. Namun ini bisa berubah lagi," kata Victor di Timika, Sabtu (25/11).
Victor mengatakan para tokoh masyarakat Banti dan Kimbeli serta Pemkab dan DPRD Mimika sudah meninjau dua lokasi yang akan dijadikan permukiman warga pengungsi asal Distrik Tembagapura itu.
Pengecekan lokasi itu dimaksudkan agar mendapatkan data-data yang akurat soal pemilik lokasi dan apakah lokasi itu bermasalah atau tidak.
Soal keinginan sejumlah warga yang hendak kembali ke Banti dan Kimbeli, Kapolres Mimika menyerahkan sepenuhnya keputusan itu kepada warga sendiri.
Hanya saja warga harus mempertimbangkan apakah nanti setelah kembali ke Banti dan Kimbeli mereka bisa survive mengingat lokasi pendulang emas tradisional di sepanjang bantaran Kali Kabur sudah dinyatakan akan ditutup total lantaran hal itu menjadi sumber permasalahan selama ini.
"Kalau masyarakat mau kembali ke Banti dan Kimbeli, tentu kita fasilitasi. Tapi harus diingat, di sana nanti tidak ada lagi pendulangan karena pendulangan ilegal di sana itu jadi sumber pokok permasalahan selama ini," kata Victor seperti dilansir Antara.
Setelah lima hari menempati posko pengungsian sementara di Gedung Eme Neme Yauware Timika, pada Jumat (24/11) petang sebanyak 806 pengungsi asal Tembagapura itu dipindahkan ke Kampung Damai, Distrik Kwamki Narama.
Koordinator pengungsi Kemaniel Waker mengatakan pemindahan warga pengungsi ke Kwamki Narama lantaran suhu udara di Gedung Eme Neme Yauware sangat panas dan tidak cocok dengan para pengungsi yang terbiasa tinggal di wilayah pegunungan yang bersuhu dingin.
Kamaniel juga khawatir banyak anak dan orang dewasa terjangkit penyakit menular jika berlama-lama bertahan di gedung tersebut.
Di lokasi yang baru, warga pengungsi menempati gedung lama Gereja Kemah Injil Indonesia Wilayah II Pegunungan Tengah Papua, Jemaat Anugerah.
Rencananya pada Sabtu pagi ini para pengungsi sudah bisa pergi dan tinggal sementara di rumah keluarganya masing-masing.
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
KKB Pimpinan Elkius Kobak Kembali Berulah, Tembak dan Bakar Rumah Korban seperti Dilaporkan Kaops Satgas Damai Cartenz

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa ‘Darat’ Magintudo 6,6 di Nabire Papua Tengah Dipicu Pergerakan di Sesar Anjak Weyland, Getarannya Bikin Orang Bangun Terkaget

Capaian Cek Kesehatan Gratis di Papua Masih Rendah, Tertinggi di Jabar Capai 51 Persen

Rusuh di Yalimo, Enam Personel Satgas Maleo Kopassus Terkepung Berhasil Dievakuasi

Penggalian Lubang Suplai Makanan 7 Pekerja Tambang Freeport Terjebak Longsor Terhadang Lumpur

Semua Tewas, Ini Nama 4 Korban Helikopter Intan Angkasa Jatuh di Mimika Papua

Tambang Freeport Longsor, 7 Pekerja Masih Terjebak

Tembak Mati Warga Sipil, Pratu TB Ditahan di Pomdam XVII Cendrawasih
