Polisi Gunakan 3 Strategi Pendekatan untuk Cegah Peredaran Narkoba
Kasat Reserse Narkoba Polres Jakarta Pusat, AKBP Iverson Manossoh. Foto: MerahPutih.com/Kanu
MerahPutih.com - Pemberantasan narkotika ternyata tak cukup dilakukan Polisi saja. Butuh kerja keras dari semua pihak untuk meredam dampak penggunaan dan peredaran narkotika.
Menurut Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Iverson Manossoh, pencegahan narkoba perlu memadukan tiga variabel pendekatan.
“Yaitu soft power, hard power dan smart power, dengan mengerahkan semua sember daya dan potensi masyarakat,” kata Iverson di Jakarta, Jumat (24/5).
Menurut Iver, pendekatan soft power tidak hanya sebatas edukasi dan sosialisasi, tetapi juga membangun ketahanan dan membentengi diri dengan menanamkan nilai-nilai agama serta sosial yang kuat.
Baca juga:
“Yaitu dimulai dari diri sendiri, keluarga hingga ke lingkungan kita berada. Kita mesti menjadi ‘polisi’ bagi diri sendiri,” terang Iver yang lama bertugas di Densus 88 ini.
Iver menambahkan, pendekatan soft power ini untuk membangun ketahanan masyarakat secara menyeluruh.
"Pendekatan ini penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan bebas dari narkoba," jelas Iver.
Lalu, Iver menyebutkan, anak-anak di lingkup Sekolah dari dasar hingga atas mesti mesti dilibatkan. "Siswa dan sekolah dapat menjadi agen edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba kepada teman sebaya," imbuhnya.
Baca juga:
Polda Metro Jawab Isu Adonan Tepung Gorengan Dicampur dengan Narkoba
Bahkan, guru juga bisa berperan dalam memberikan materi pembelajaran dan pembinaan karakter kepada siswa.
“Kemudian, karang taruna dan ibu PKK dapat membantu dalam kegiatan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat," sambung Iver.
Kedua, pria asal Tahuna Sulawesi Utara juga mengatakan, pendekatan hard power pun tetap dilakukan secara seimbang dan tegas terhadap bandar dan pengedar, termasuk melalui pendekatan penanganan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untuk memiskinkan mereka.
Ketiga, pendekatan smart power memanfaatkan teknologi dan media untuk edukasi dan sosialisasi bahaya narkoba. Kolaborasi dan komitmen bersama yang kuat menjadi kunci utama.
Baca juga:
Pabrik Narkoba di Bogor Pasang Peredam Suara hingga Kamuflase Jadi Bengkel
"Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih lebih banyak orang baik daripada penyalahguna narkoba," ujar AKBP Iverson.
Jadi, perlu implementasi matang membangun kolaborasi dan komitmen yang kuat dengan semua pemangku kepentingan menjadi kunci utama.
"Polri dan BNN tidak cukup, perlu melibatkan masyarakat," ucap Iverson.
Iver yang pernah menjabat sebagai Kapolsek Taman Sari dan Tambora ini berharap, semua kalangan bisa memiliki pemahaman yang sama untuk mencegah wilayahnya dari narkoba.
"Semua harus bersatu, bergandengan tangan, dan saling bahu membahu untuk memerangi narkoba," tutup Iverson yang juga pernah menjabat sebagai Koorspri Kapolda Metro Jaya ini. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Perjalanan Dewi Astutik Gabung Sindikat Narkotika Lintas Benua, Dipengaruhi Bandar Narkoba Asal Nigeria Buron DEA
Keluarga Hanya Tahu Dewi Astutik Kerja PRT di Luar Negeri, Jarang Kirim Uang
Kronologi Penangkapan Ratu Narkoba Dewi Astutik, Pergerakan Licin tapi Pelarian Berakhir di Kamboja
Sosok dan Sepak Terjang Dewi Astutik, Mantan TKI yang Jadi Otak Peredaran Narkoba Asia Tenggara
Operasi Lintas Negara, BNN Ringkus Bandar Narkoba Kelas Internasional di Kamboja
Fakta Terbongkarnya Pengiriman Ratusan Ribu Ekstasi di Tol Lintas Sumatra, Berawal dari Kecelakaan Tunggal
Polisi Bongkar Penyelundupan Narkoba Lintas Provinsi, Nilainya Capai Rp 207 Miliar
BNN Buka-bukaan Soal Ancaman Narkotika di Lingkungan Kampus, Mahasiswa Diminta Waspada
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
BNN Bongkar Penyelundupan 8 Kg Sabu dari Sumbar ke Banten, Libatkan Seorang Perempuan