Pimpin Misa Pertama, Homili Paus Leo XIV Bicara Cap Orang Beriman Tidak Masuk Akal di Era Modern
Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat sebagai Paus terpilih ke-267 dengan nama Paus Leo XIV menyapa ribuan umat Katolik yang berkumpul di alun-alun Basilika Santo Petrus, Vatikan. ANTARA/Vatican Media
MerahPutih.com - Kardinal Robert Francis Prevost telah resmi terpilih sebagai Paus ke-267 Gereja Katolik dalam konklaf yang digelar sejak 7 Mei lalu.
Usai diperkenalkan ke publik, Kardinal Prevost yang memilih nama Leo XIV untuk masa kepausannya langsung memimpin misa pertama sebagai Kepala Negara Takhta Suci Vatikan di Kapel Sistina, hari ini.
Saat memimpin misa yang diikuti 133 kardinal itu, Leo XIV dalam homilinya mengangkat tentang kondisi kenyataan dunia saat ini yang kerap mencap orang beriman kepada Tuhan dianggap tidak masuk akal dalam banyak situasi.
Baca juga:
"Bahkan saat ini ada banyak situasi di mana iman Kristen dianggap sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, bagian orang-orang yang lemah dan tidak cerdas," kata Leo XIV dalam sesi renungan Injil itu, dikutip dari Antara, Jumat (9/5).
Paus baru berusia 69 tahun itu juga menyesalkan iman dan kepercayaan kerap menjadi nomor dua dalam situasi dunia modern saat ini. "Situasi di mana jaminan lain, seperti teknologi, uang, kesuksesan, kekuasaan, kesenangan, lebih diutamakan," tutur pria berkewarganegara Amerika Serikat-Peru itu.
Lebih parahnya lagi, Paus menyoroti mereka yang masih bertahan percaya dengan imannya malah kerap mendapat hinaan dari sesamanya. "Di mana orang-orang percaya diejek, ditentang, dihina, atau paling banter ditoleransi dan dikasihani,” ungkapnya.
Baca juga:
Profil Sosok Paus Leo XIV: Pemain Tenis Amatir yang Miliki 2 Kewarganegaraan
Namun, Paus berkeyakinan justru ketika orang tetap menjaga imannya dan percaya kepada Tuhan di tengah tekanan dunia saat ini akan menjadi jalan keselamatan. Menurut dia, orang-orang beriman yang masih bertahan itu nantinya akan menjadi lilin yang menerangi dunia dari kegelapan.
"Karena kurangnya iman sering kali membawa serta tragedi seperti hilangnya makna hidup, dilupakannya belas kasihan, pelanggaran martabat pribadi dalam bentuknya yang paling dramatis, krisis keluarga, dan banyak luka lain yang diderita masyarakat kita,” tandas Leo XIV, saat memimpin misa pertamanya sebagai Paus. (*)
Bagikan
Wisnu Cipto
Berita Terkait
Paus Leo Berharap Hamas Terima Rencana Perdamaian Presiden AS Donald Trump
Menteri Agama Berharap Tiap Untaian Doa Umat Katolik di Bulan Rosario Jadi Berkah untuk Indonesia
Paus Leo XIV Tahbiskan Carlo Acutis sebagai Santo, ‘Influencer Tuhan’ Panutan Anak Muda Zaman Ini
Madonna Desak Paus Leo Datangi Gaza: Hentikan Perang dan Penderitaan Anak Kecil Tak Berdosa
Israel Hancurkan Gereja Katolik di Gaza, Paus Leo XIV Tegur Netanyahu
Soal Pengangguhan Penahanan 7 Tersangka Persekusi Cidahu, Marinus Gea Sebut Kementerian HAM Kirim Sinyal Negara Lindungi Pelaku
Al Pacino Jadi Aktor Pertama yang Bertemu Paus Leo XIV dalam Pertemuan Khusus
Paus Leo XIV Hubungi Putin, Minta Segera Berdamai Dengan Ukraina
Sakit Lihat Derita Anak-Anak Gaza, Paus Leo Ketuk Hati Israel Akhiri Pengepungan
Paus Leo XIV dan Zelenskyy Bahas Perdamaian Ukraina-Rusia setelah Misa Perdana, Berharap Gereja Bisa Jadi Simbol Persatuan