Pesantren di Jabar Didorong Bisa Buka Lapangan Kerja

Sejumlah santri beraktivitas di kompleks rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Pondok Pesantren Syubbanul Wathon Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (28/2) ANTARA FOTO/Anis Efizudin
MerahPutih.com - Pesantren di Jawa Barat diharapkan bisa mencapai kemandirian secara ekonomi melalui program One Pesantren One Product (OPOP). Tak hanya itu, pesantren pun didorong mampu membuka peluang atau lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar lingkungan pesantren.
OPOP sendiri merupakan program yang diluncurkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak 2019. Sejak diluncurkan, program OPOP sudah menyentuh lebih dari 2.500 pesantren. Program OPOP akan terus berlangsung secara bertahap untuk mendorong kemandirian pesantren.
"Karena adanya refocusing akibat pandemi, maka target 2023 nampaknya belum bisa tercapai, tetapi akan tetap kita upayakan," ucap Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Dinas KUK) Provinsi Jabar Kusmana Hartadji, Minggu (24/10).
Baca Juga :
KemenPAN RB Buka Formasi CPNS Disabilitas, Pelamar Wajib Kirim Video Keseharian
Pada 2021, sebanyak 1.329 pesantren di Jabar mengikuti audisi tahap I OPOP 2021. Dalam audisi tahap I, perwakilan pesantren akan memaparkan program usaha yang sudah berjalan di pesantrennya kepada tim juri. Ada dua kategori usaha, yakni start up dan scale up.
Selain bantuan keuangan, pesantren yang tergabung dalam OPOP akan mendapatkan peningkatkan wawasan dan pengetahuan, serta pendampingan usaha. Hal itu diberikan agar pesantren dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional.
"Lalu nanti kita juga akan seleksi mereka, dipilih yang terbaik dan akan mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya," kata Kusmana.

Menurut Kusmana, produk pesantren yang dihadirkan sangat beragam. Mulai dari makanan, minuman, fashion, sampai pertanian. "Selain makanan, minuman, fashion, ada juga yang menonjol saat ini bidang pertanian," ucapnya.
Sebelumnya, lima koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam program OPOP berangkat ke Istanbul, Turki, untuk mengikuti 7th OIC Halal Expo dan 5th World Halal Summit 2019.
Lima koperasi pesantren tersebut, yakni Darut Tauhid Kota Bandung, Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor, Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dan Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan.
Dalam dua event tersebut, kelima pondok pesantren itu memamerkan produk unggulan, memperluas pasar, diskusi, dan bertukar ide terkait kemandirian ekonomi ponpes maupun sertifikasi halal.
Baca Juga :
KemenPAN RB Buka Formasi CPNS Disabilitas, Pelamar Wajib Kirim Video Keseharian
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas KUK Jabar menggelar temu bisnis dan pameran virtual pada 5-8 Desember 2020. Dalam kegiatan itu, ratusan pondok pesantren memamerkan berbagai produk wirausaha masing-masing. Mulai dari inovasi olahan pangan, produk pertanian, peternakan, dan produk unggulan lainnya.
Temu bisnis dan pameran virtual yang merupakan bagian dari program OPOP itu berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp 21,02 miliar. (Imanha/Jawa Barat)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Pemerintah Diharap Prioritaskan Kembali Program Pembangunan Rusun Pesantren di RAPBN 2026

Menteri PPPA Bakal Kawal Pemulihan dan Restitusi Santri Korban Kekerasan Seksual Pengasuh Pondok

Siap Siap Nih! Pemerintah Bakal Razia Pesantren Ilegal, Eksploitatif dan Palsu

Orientasi Pendidikan Pondok Pesantren Harus Digeser, Zaman Sudah Berubah!

Tujuh Santri Masih Dirawat Akibat Tanah Longsor di Ponpes Darussalam Gontor 5, Pemerintah Magelang Janji Tanggung Korban yang Tak Punya BPJS

Menilik Santri Tunanetra Pesantren Raudlatul Makfufin Oase Cahaya saat Ramadan 1446 Hijriah

Antusias Anak-anak Ikuti Pesantren Kilat Ramadan di RPTRA Malinjo Jakarta

512 Pesantren Jadi Pilot Program Ramah Anak, Pastikan Jadi Tempat Aman

Miris, Santri Korban Diberi Uang Rp 20 Ribu dan Boleh Pakai Handphone Usai Dicabuli Pemilik Ponpes

Modus Pencabulan Santri Ponpes, Pelaku Minta Dipijat Supaya Terangsang Agar Sembuh Penyakitnya
