Permandian Air Panas Terkenal Jepang Hanya Ganti Air Setahun Dua Kali
Air di pemandian air panas Daimaru Besso Inn memiliki jumlah kandungan bakteri legionella ribuan kali di atas ambang batas (Foto: Instagram/@daimarubesso)
PERMANDIAN air panas alami atau onsen menjadi salah satu tempat menjadi favorit masyarakat Jepang untuk melepas lelah sekaligus membersihkan diri dengan berendam di air yang hangat.
Tiap wilayah memiliki onsen yang berbeda dari sisi kandungan mineral di dalam airnya dan tipenya. Ada yang di dalam dan luar ruangan atau berkonsep tradisional dan modern.
Rata-rata permandian air panas paling diminati adalah yang ada di dalam ryokan atau penginapan ala bangunan Jepang tradisional. Pengunjung yang bisa menikmati suasananya, sajian makanannya, serta fasilitas air panasnya ketika menginap.
Namun baru-baru ini merebak kabar mengkhawatirkan publik Negeri Sakura terkait permandian air panas di ryokan yang populer di sana.
Permandian air panas yang menghebohkan pada pekan ini adalah di ryokan bernama Daimaru Besson Inn yang berada di wilayah Chikushino, Prefektur Fukuoka.
Baca juga:
Musababnya ryokan itu hanya mengganti air permandiannya enam bulan sekali alias setahun dua kali saja! Ini terungkap setelah pengecekan dari pihak otoritas yang menemukan fakta bahwa air di permandian air panas itu mengandung bakteria legionella dengan jumlah 3.700 di atas ambang batas yang diperbolehkan.
Kondisi itu berpotensi membahayakan publik mengingat bakteri ini bisa memicu penyakit bernama legionellosis. Lantas apa alasan penginapan populer berusia 158 tahun ini jarang mengganti air di onsen-nya?
Sebagaimana dilansir dari CBS News (28/2), polemik ini berasal dari Presiden Daimaru Besson Inn, Makoto Yamada, yang tak mengikuti aturan terhadap kewajiban penggantian air satu minggu sekali. Permandian tersebut juga tidak menggunakan klorin karena Yamada tak suka aroma kimia yang ditimbulkan.
Baca juga:
Yamada mengakui bahwa keputusan itu sebagai alasan yang egois sehingga bersifat mengabaikan kesehatan dari para pelanggan.
Melonggarnya kebijakan pemeliharaan air panas di Daimaru Besso Inn sudah mulai dilakukan sejak Desember 2019. Apalagi ini ditambah semakin menurunnya tamu yang datang akibat pandemi COVID-19.
Kontroversi ini terungkap ketika pada 2022, petugas inspeksi kesehatan datang untuk mengecek ryokan itu. Saat petugas melihat dokumen yang memalsukan keterangan bahwa pihak pengelola sudah menggunakan klorin di airnya, fakta berkata lain.
Penemuan bakteri legionella dengan jumlah 3.700 kali lipat di atas standar batas ini berakibat adanya penyakit yang menimpa para tamu setelah mengunjungi hotel, termasuk Daimaru Besso. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Sidang Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimulai, Motifnya Dendam kepada Gereja Unifikasi
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
JO1 Rilis EP 'Handz In My Pocket', Jadi Simbol Kepercayaan dan Potensi Diri
Profil Sanae Takaichi, dari Drummer Band Metal hingga Jadi Perempuan Pertama Jabat Perdana Menteri Jepang
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
[HOAKS atau FAKTA]: Pemerintah Indonesia dan Jepang Sepakat Lakukan Pertukaran 500 Ribu Penduduk dalam 5 Tahun
Tiba Jepang, Presiden Prabowo Bawa Misi Khusus di Expo 2025 Osaka
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Setuju Kirim 10 Juta WNI ke Jepang
RADWIMPS Rayakan 2 Dekade Karier Lewat Album ‘Anew’ dan Tur Akbar di Jepang
Indonesia dan Jepang Perkuat Diplomasi Olahraga, Fokus Cetak Atlet Kelas Dunia