Perayaan Sekaten Bakal digelar 1-9 November di Keraton Yogyakarta Tanpa Pasar Malam


KPH Notonegoro (kiri) GKR Bendara (tengah) saat konperensi pers perayaan Sekaten. (Foto: MP/Teresia Ika
KERATON Yogyakarta bakal kembali menggelar perayaan tradisi (Hajad Dalem) Sekaten pada 1 hingga 9 November 2019. Serangkaian acara bakal dilangsungkan di Bangsal Pagelaran Keraton Yogyakarta dan Masjid Kauman.
"Pembukaan sekaten akan diawali dengan prosesi Miyos Gangsa tanggal 3 November pukul 23.00 wib," jelas Putri bungsu SRI Sultan Hamengku Buwana X, Yogyakarta (4/10).
Miyos Gangsa, menurut Wakil Ketua Panitia Sekaten Gusti Kanjeng Raden (GKR) Bendara, merupakan prosesi dikeluarkannya gamelan Keraton Kanjeng Kiai (KK) Gunturmadu dan Kanjeng Kiai (KK) Naga Wilaga dari dalam keraton ke Pagongan Lor dan Kidul Masjid Gedhe Kauman.

Usai dikeluarkan, Gamelan akan ditabuh para niyaga secara bergantian selama tujuh hari. Kiai Nagawilaga akan terlebih dahulu ditabuh selama dua jam, lalu berganti Kiai Guntur Madu. Tetabuhan dua gamelan keramat milik Keraton Yogyakarta itu secara khusus memainkan gendhing baku Sekaten, seperti Rambu, Rangkung, Andong-andong, dan Lung Gadhung Pel.
"Dulu para wali menggunakan momentum Sekaten untuk berdakwah. Pertama-tama membunyikan gamelan Sekati. Alunan nada yang keluar dari gamelan menarik masyarakat untuk datang dan berkumpul. kemudian masyarakat mendengarkan dakwah para wali,"jelas Bendara.
Pada malam ketujuh, tanggal 11 Rabiulawal, Sultan Hamengku Buwana X akan hadir di Masjid Gedhe untuk mengikuti pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, akan dilangsungkan upacara Kondur, atau pengembalian kedua gamelan ke dalam keraton.
"Lalu kita adakan prosesi Kondur Gangsa atau memasukkan kembali gamelan Keraton. Acara sekitar pukul 23.00 wib," tambahnya.
Selain itu akan diadakan prosesi Sekaten, terdapat pula pameran pusaka Keraton dan karya Sri Sultan Hamengku Buwana I. Pameran berlangsung di pagelaran kraton sejak tanggal 1 hingga 9 November 2019. Sekaten akan semakin dimeriahkan dengan sejumlah perlombaan dan bazar makanan dan minuman.
Perayaan sekaten akan ditutup dengan tradisi kirab Grebeg Mulud. Prosesi kirab gunungan ini akan berlangsung pada Minggu 10 November 2019.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, panitia meniadakan pasar malam dalam kegiatan Sekaten. Penghageng KHP (Kawedanan Hageng Punokawan) Kridomardowo, mengurusi soal kesenian dan budaya, KPH Notonegoro menjelaskan peniadaan pasar malam dilakukan agar masyarakat dapat merasakan semangat, ruh, dan keaslian Sekaten.

"Orang sekarang datang ke sekaten karena mau ke Pasar malam. Mereka jadi engga ngerti dan merasakan makna sekaten. Maka pasar malam dihapuskan sementara,"tegasnya.
Pasar malam biasa digelar di alun-alun utara bakal diadakan tiap dua tahun sekali. Panitia menargetkan dapat mendatangkann 35 000 pengunjung selama prosesi Sekaten berlangsung.
"Kami mengajak seluruh masyarakat hadir dan merasakan Sekaten yang originil," pungkas menantu keempat Sri Sultan HB X ini. (Teresia Ika)
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Upacara Sekaten Keraton Surakarta Dinodai Aksi Adu Jotos Antar Kerabat Raja

Sekaten Dimulai, 2 Gamelan Sakral Keraton Surakarta Ditabuh

Tahun Ini Lokasi Pasar Malam Sekaten Solo Pindah

2 Gamelan Sakral Keraton Surakarta Ditabuh, Tanda Dimulainya Tradisi Sekaten

Keraton Surakarta Tabuh 2 Gamelan Sakral, Warga Langsung Berebut Janur Kuning

Tradisi Sekaten, Keraton Surakarta Keluarkan Gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari

Dua Tahun Absen, Keraton Kasunanan Surakarta Kembali Adakan Tradisi Sekaten
