Perangi Narkoba, Polisi Tanggung Risiko Berbahaya
Almarhum Aipda Anumerta Aris Dinanta. (Istimewa)
MerahPutih.com - Keseriusan pihak kepolisian memberantas narkoba, terus dibuktikan dalam tindakan nyata. Bahkan risiko besar seperti kehilangan nyawa tak lagi dipedulikan oleh aparat penegak hukum itu.
Seperti yang terjadi dengan salah seorang anggota Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Aipda Anumerta Aris Dinanta.
Lelaki kelahiran 21 April 1985 di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, itu mengembuskan napas terakhir setelah sebulan mendapat perawatan pihak medis akibat dihujani peluru saat melakukan pengembangan kasus narkoba di Jalan Bugis No 85, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, (16/1) tahun lalu.
Sebelum kejadian tersebut, Aris bersama tim yang dipimpin Iptu Supriyatin hendak menangkap bandar narkoba yang bernama Ical. Penangkapan itu dilakukan atas pengembangan kasus peredaran sabu di Apartemen Gading River View, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Meski sempat mendapat perawatan medis selama sebulan di RS Koja dan RSCM, tetapi nyawa Aris tidak dapat tertolong.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi mengatakan bahwa dalam memerangi kasus kejahatan narkoba memiliki risiko yang sangat berbahaya. Selain berbahaya bagi masyarakat Indonesia, tentu juga berbahaya terhadap petugas di lapangan.
"Banyak kejadian yang anggota kami alami. Belum lama ini, ada anggota yang terluka parah akibat kepalanya dipukul dengan balok oleh bandar narkoba ketika akan ditangkap. Pelaku juga sempat melawan dengan menggunakan pisau ketika mau ditangkap yang kedua kali. Tapi beruntung bisa dilumpuhkan anggota," kata Kombes Hengki kepada Merahputih.com, Jakarta, Kamis (11/1).
Ketika ditanya mengenai aula Aris Dinanta, Hengki mengaku tergemap karena teringat kinerja Aris yang tegas dan berani melawan kasus kejahatan narkoba.
"Untuk mengenang keberaniannya itu, di lantai dua gedung Polrestro itu terdapat sebuah ruangan yang menggunakan namanya. Ini adalah simbol bahwa Polrestro Jakbar tidak pernah lupa dengan kinerja anggota yang sangat luar biasa, terlebih yang mengorbankan nyawa," kata dia.
Karena itu, ia pun tak segan-segan memberikan apresiasi tinggi terhadap anggotanya yang tegas dan berani dalam bertugas, terutama ketika melawan narkoba.
"Kemarin kami juga memberikan kenaikan pangkat luar biasa terhadap anggota yang berhasil mengungkap peredaran ganja seberat 1,3 ton," tandasnya.
Ia pun berharap, beragama apresiasi dan perjuangan anggota yang mendapat penghargaan tersebut dalam memotivasi anggota lain dalam berperang melawan kejahatan di wilayah Jakarta Barat.
"Dan sekarang, yang menjadi target utama kami adalah membersihkan kampung-kampung yang menjadi sarang narkoba di Jakbar hingga ke akarnya," kata Hengki. (*)
Bagikan
Berita Terkait
BNN Ungkap Peran Dewi Astutik, Bandar Narkoba Lintas Negara yang Rekrut Ratusan WNI
Perjalanan Dewi Astutik Gabung Sindikat Narkotika Lintas Benua, Dipengaruhi Bandar Narkoba Asal Nigeria Buron DEA
BNN Ungkap Jejak Kelam Dewi Astutik, Sempat Mengajar Bahasa Mandarin sebelum Jadi Bandar Narkoba Lintas Negara
Kronologi Penangkapan Ratu Narkoba Dewi Astutik, Pergerakan Licin tapi Pelarian Berakhir di Kamboja
Operasi Lintas Negara, BNN Ringkus Bandar Narkoba Kelas Internasional di Kamboja
207 Ribu Ekstasi 'Tak Bertuan' Ditemukan di Tol Bakauheni, Polisi Duga Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Terlibat
BNN Buka-bukaan Soal Ancaman Narkotika di Lingkungan Kampus, Mahasiswa Diminta Waspada
BNN dan Polda Metro Jaya Didorong Perkuat Pengetatan Jalur Udara dan Tempat Hiburan Malam, Target Utama Sindikat Narkoba
Perlawanan Sengit di Kampung Bahari! Petugas Diserang Busur Panah dan Sajam, Negara Tak Boleh Kalah dari Bandar Narkoba
BNN Bikin Jaringan Bandar Narkoba di Kampung Bahari Ketar-Ketir, Ternyata Ada Tangan Dingin Komjen Suyudi Ario Seto