Perahu Evakuasi Hingga Tempat Pengungsi Korban Banjir Terpapar COVID-19 Dibedakan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menggelar Apel kesiagaan mengahadapi musim hujan di lapangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11)
Merahputih.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menggelar Apel kesiagaan mengahadapi musim hujan di lapangan JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (4/11). Kesiapsiagaan kali ini berbeda dari tahun sebelumnya lantaran di tengah pandemi COVID-19.
Dalam sambutannya, Anies mengatakan akan membedakan perahu karet saat evakuasi warga yang terpapar corona dan tidak jika Jakarta dikepung banjir saat pandemi corona.
Baca Juga:
7 Jalan Raya Jakarta Terendam Banjir, Ketinggian Sampai 30 Cm
"Perahu-perahu untuk mereka yang menjalani isolasi mandiri, mereka yang sedang melakukan isolasi, mereka yang terpapar dibedakan dengan perahu untuk masyarakat yang tidak terpapar," papar Anies di Jakarta, Rabu (4/11).
Tak cuma itu, Pemprov DKI juga akan membedakan tempat pengungsian bagi masyarakat yang terkonfirmasi terpapar virus corona.
"Begitu juga dengan tempat untuk pengungsian bila mereka harus mengungsi. Kapasitasnya ditingkatkan, jaga jaraknya didisiplinkan," ujar Anies.
Musim hujan di Jakarta bukan hanya di tengah pandemi yang masih terjadi, tetapi juga akibat fenomena La Nina yang mengakibatkan curah hujan di Indonesia akan meningkat signifikan.
Karena itu, Anies kembali menegaskan tiga kata kunci utama yang menjadi prinsip bagi seluruh petugas, jajaran, dan relawan untuk menghadapi musim hujan yaitu siaga, tanggap dan galang.
Anies juga menjelaskan sumber tantangan DKI selama musim hujan. Pertama, curah hujan lokal ekstrem yang kini ditambah dengan fenomena La Nina. Kedua, hujan yang sangat intensif di kawasan pegunungan atau hulu, Bogor dan membawa air ke kawasan pesisir atau hilir.
"Saat hal itu terjadi, masyarakat diimbau bersiap, sebab perjalanan air dari Bendung Katulampa sampai dengan Jakarta diperkirakan sekitar 9-10 jam, 3 jam sampai Depok, lalu 6 jam sampai Manggarai," ungkapnya.
Baca Juga:
Terakhir, permukaan air laut yang meningkat di kawasan yang permukaan tanahnya mengalami penurunan, sehingga terjadi banjir rob.
"Hujan lokal, air kiriman dari pegunungan, dan banjir rob. Tahun ini apel dilaksanakan di kawasan pesisir untuk mengirimkan pesan kepada semuanya bahwa perhatian kita dalam penanganan banjir bukan saja air dari pegunungan, bukan saja hujan lokal, tapi juga kawasan pesisir pantai, pinggir pantai," pungkas Anies. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Fenomena Supermoon Dituding Penyebab Banjir Rob Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu
Komisi V Desak Pemerintah Cari Bantuan Eksternal untuk Penanganan Banjir Bandang Sumatera
15 RT di Jakarta Timur Tergenang, Ini Langkah BPBD Atasi Luapan Ciliwung
Nyaris 35 Ribu Orang di Kabupaten Bandung Terdampak Banjir, 3 Kecamatan Ini Paling Parah
Data Teranyar Korban Meninggal Bencana Sumatera Capai 846 Jiwa
Percepat Distribusi BBM, Pertamina Diperintahkan Pakai Motor Pasok ke Daerah Terisolir
Menteri Bahlil Janji Evaluasi Perusahaan Tambang Yang Timbulkan Bencana di Sumatera
Menteri Purbaya Sudah Siapkan Dana Tambahan Buat Penangulangan Bencana, BNPB Masih Menghitung
Banjir Rob di Jakarta Utara Makin Tinggi, Capai 40 Centimeter
UMKM Terdampak Bencana di Sumatera Bakal Dibantu, Pemerintah Mulai Lakukan Pendataan