Penyebab Anak Berbohong dan Cara Menyikapinya
Anak biasanya akan mulai mengenal tentang berbohong di usia tiga tahun. (Foto: Unsplash/Graphic Node)
SEBAGAI orang tua, mungkin kamu merasa kecewa atau marah saat mengetahui anak berbohong. Namun, penting bagi orang tua untuk mengetahui dulu penyebab anak berbohong agar dapat menyikapinya dengan bijak.
Ketika mengetahui berbohong, tidak perlu terburu-buru menganggap dirimu gagal sebagai orang tua. Pasalnya, berbohong merupakan salah satu hal yang kerap dipelajari oleh anak seiring tumbuh kembangnya.
Mengutip laman Alodokter, anak biasanya akan mulai mengenal tentang berbohong di usia tiga tahun. Di usia ini, anak mulai menyadari bahwa orang tuanya belum tentu mampu menerka semua hal yang ia pikirkan. Sehingga anak menganggap ada hal-hal yang bisa dilakukan tanpa diketahui orang tuanya.
Seiring bertambahnya usia, anak mungkin akan bisa berbohong ketika ditanyakan mengenai berbagai hal. Mulai dari hal yang berkaitan dengan pelajaran atau aktvitias di sekolah, pekerjaan rumah, guru, hingga teman.
Baca juga:
Selain itu, anak mungkin berbohong karena memiliki daya imajniasi yang terlalu tinggi. Terkadang, hal ini bisa membuat anak sulit membedakan hal yang merupakan kenyataan dan hal yang sebatas khayalan belaka. Anak pun bisa dengan lantang mengatakan hal-hal yang sebenarnya hanya imajinasi mereka saja.
Terkadang, anak akan memilih untuk berbohong karena takut membuat orang tuanya marah atau emosi. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar anak tidak mendapatkan hukuman atas kesalahannya.
Anak berbohong biasanya untuk mencari perhatian. Misalnya, anak mengarang cerita dengan mengatakan kepada teman-temannya bahwa dia mendapat mainan baru yang mahal karena ia sering membantu orang tuanya. Ini dia lakukan agar terlihat keren di mata teman-temannya.
Baca juga:
Anak sesekali berbohong adalah hal yang wajar, asalkan tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Namun, pada kasus tertentu, anak bisa saja sering berbohong karena ia mengalami masalah emosional, misalnya bully atau depresi.
Sebagai orang tua, kamu tentu khawatir dan tidak ingin Si Kecil terus-terusan berbohong. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan kebiasaan anak berbohong.Yaitu memberikan respons dengan cara yang berbeda.
Doronglah anak untuk mengakui kesalahannya dan berikan pujian ketika ia mau berkata jujur. Namun, orang tua sebaiknya tidak langsung memarahi anak saat melakukan kesalahan. Misalnya saat menumpahkan minum ke lantai.
Hal yang tidak kalah penting adalah menekankan nilai kejujuran dalam keluarga. Orang tua bisa memberi contoh perilaku yang jujur dan jangan malu untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf dengan alasan yang jelas bila melakukan kesalahan.
Selain itu, hindari memberi label 'pembohong' atau 'tukang bohong' pada anak. Hal ini hanya akan membuatnya lebih banyak berbohong atau justru trauma.
Sebaliknya, berikan pujikan atau kata manis untuknya ketika anak mengatakan hal yang jujur. Hal ini bisa memotivasinya untuk terus berperilaku jujur. (and)
Baca juga:
Hebat Banget! Inilah 4 Anak Down Syndrome Indonesia yang Berprestasi
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
2 Juta Anak Alami Gangguan Kesehatan Mental, Kemenkes Buka Layanan healing 119.id Cegah Potensi Bunuh Diri
Hasil Cek Kesehatan Gratis: 2 Juta Anak Indonesia Alami Gangguan Kesehatan Mental
Ibu Negara Prancis Brigitte Macron Disebut Kena Gangguan Kecemasan karena Dituduh sebagai Laki-Laki
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat