Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Tentang Anak Penyintas Diabetes


Edukasi dan Kesadaran tentang anak-anak penyintas diabetes sangat penting (Foto: pixabay/polina tankilevitch)
ANAK pengidap diabetes bisa dipandang berbeda oleh masyarakat. Oleh karena itu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang anak-anak penyintas diabetes sangat penting.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. dr Aman Bhakti Pulungan mengatakan masih ada stigma tertentu bagi anak-anak penyintas diabetes, khususnya di sekolah maupun kalangan teman-teman sebayanya.
Baca Juga:
Pentingnya Pencegahan dan Deteksi Dini Diabetes

Mirisnya, banyak juga orang yang berpikir bahwa anak-anak pengidap diabetes bisa menularkan penyakitnya pada orang lain.
"Tantangan terbesar, lebih kepada bagaimana lingkungan harus menerima mereka (anak-anak penyandang diabetes) sebagai orang normal. Karena, mereka memiliki hak untuk melakukan dan menjadi apa saja. Ini adalah yang utama," jelas Prof. Aman, seperti yang dikutip dari laman Antara.
Prof. Aman juga mengatakan bahwa stigma yang terbentuk bisa memengaruhi pasien anak-anak dalam melihat serta menerima dirinya sendiri.
Menurut Prof. Aman, menangani anak-anak penyintas diabetes sebagai diagnosis medis mungkin tidak sulit, tapi, untuk membuat mereka seperti orang normal pada umumnya sangat sulit.
Anak-anak penyintas diabetes di sekolah diperlakukan berbeda dengan orang lain. Meski begitu, menurut Prof. Aman, mereka bisa menjadi apa saja di masa depan, seperti Dokter, Menteri Kesehatan atau musisi. Celakanya, stigma di masyarakat yang paling menantang. Karena itu perlu lebih banyak pendidikan serta kesadaran.
Baca Juga:
Pengidap Diabetes, Kenali Tips Penting Ini Agar Lancar Berpuasa

Diabetes tipe 1 lah yang lebih sering terjadi pada anak dan remaja. Tapi diabetes tipe 1 juga bisa menyerang bayi, balita, hingga orang dewasa.
Biasanya diabetes tipe 1 terjadi karena adanya kelainan autoimun, yakni sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri. Akibatnya, fungsi pankreas menjadi terganggu .
Dampaknya, anak-anak penyintas diabetes tipe 1 hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tak menghasilkan hormon insulin sama sekali. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kadar gua darah meningkat, dan lama kelamaan bisa merusak organ dan jaringan tubuh.
Angka kejadian diabetes pada anak juga cukup banyak. Berdasarkan data dari IDAI, angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia, meningkat hingga lebih dari 1.000 kasus dalam 10 tahun terakhir ini. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
