Penjelasan BMKG Terkait Fenomena Embun Beku Dieng


Embun beku menempel di tanaman kawasan dataran tinggi Dieng (ANTARA/HO)
MerahPutih.com - Fenomena embun beku di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo pada musim kemarau ternyata akibat pengaruh angin "monsoon" Australia.
Pernyataan itu disampaikan Koordinator BMKG Jawa Tengah, Tuban Wiyoso. Ia menjelaskan di Pulau Jawa saat kemarau ada angin "monsoon" Australia yang sifatnya adalah dingin dan kering.
Baca Juga
Di Era Kenormalan Baru 73 Persen Traveler Memilih Wisata Dalam Negeri
"Kemudian ketika kemarau kondisi langit cerah maka panas di permukaan bumi itu mudah terbuang karena tidak ada hambatan, maka akan dingin dan kering," ujarnya di Desa Jogoyasan, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Senin (3/8)
Tuban menuturkan kalau udara kering menaiki pegunungan bertambah tinggi itu laju penurunan suhunya semakin cepat dibandingkan dengan udara basah.
"Jadi di daerah pegunungan asal ada udara yang naik itu dinginnya lebih cepat dibanding udara basah," ucapnya dilansir Antara

Tuban menyampaikan kombinasi tersebut menyebabkan di kawasan dataran tinggi Dieng saat musim kemarau bisa terjadi embun es atau embun beku.
"Jadi kombinasi antara angin yang bertiup dari Australia yang memang dingin dan kering plus topografinya yang tinggi. Setiap naik sekian meter suhu turun sekian derajat. Perbandingannya kalau udara kering itu turunnya satu derajat, kalau udara basah 0,65 derajat, berarti hampir dua kalinya turunnya suhu," ujarnya.
Saat memasuki musim kemarau di dataran tinggi Dieng, sering terjadi pembentukan es di permukaan bumi, penampakan kristal es pada tanaman, serta benda-benda lainnya tersebut oleh masyarakat sekitar peristiwa ini dinamakan "embun upas".
Baca Juga
Akibat suhu lingkungan yang sangat dingin, titik-titik air (embun) yang telah terbentuk tersebut kemudian berubah menjadi kristal es. Embun beku akan bertahan ketika suhunya masih berada pada kisaran titik beku, seiring Matahari mulai terbit, embun beku perlahan mencair dan sebagian menjadi uap air lagi.
Embun beku di dataran tinggi Dieng menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Gejala Alam di Samudra Hindia Sebabkan Jakarta dan Sekitarnya Alami Cuaca Ekstrem Sepekan Mendatang

Mayoritas Wilayah Indonesia Berawan dan Hujan pada Sabtu (13/9)

BMKG Beri Peringatan Cuaca Ekstrem, Daerah Harus Respons Peringatan Dini

Puncak Musim Hujan Datang Secara Bergelombang, BMKG Peringatkan Potensi Banjir dan Longsor di Berbagai Wilayah

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Sejumlah Kota Besar di Indonesia pada Jumat, 12 September

Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Selama 4 Hari di Provinsi Banten

Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar Masih Akan Diguyur Hujan pada Kamis, 11 September 2025

Prakiraan BMKG: Hujan Guyur Jakarta Sejak Kamis Sore hingga Malam

Warga NTT Diminta Waspada Cuaca Ekstrem hingga Timbulkan Bencana Hidrometeorologi

Fenomena Gelombang Rossby, Pemicu Hujan Ekstrem dan Banjir di Bali
