Penggunaan Dopping dalam Olahraga, dari Cedera Serius hingga Reputasi Buruk

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Jumat, 08 November 2024
Penggunaan Dopping dalam Olahraga, dari Cedera Serius hingga Reputasi Buruk

Pelarangan penggunaan doping biasanya karena tidak etis dan berbahaya bagi kesehatan. (Foto: Unsplash/Michal Parzuchowski)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Penggunaan doping merupakan kecurangan dalam dunia olahraga. Seorang atlet yang ketahuan menggunakan doping berisiko batal ikut pertandingan bahkan bisa dibanned selamanya. Lantas mengapa doping sangat dilarang?

Doping adalah penggunaan zat atau metode tertentu secara sengaja untuk meningkatkan performa fisik dan mental seseorang, khususnya dalam olahraga.

Doping melibatkan zat-zat terlarang yang dapat meningkatkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, atau pemulihan tubuh. Contoh doping diantaranya Peptida dan Protein Hormonal IGF-1 (Insulin-like Growth Factor-1), Beta-2 Agonis, Erythropoietin (EPO), Steroid Anabolik, Human Growth Hormone (HGH).

Pelarangan penggunaan doping biasanya karena tidak etis dan berbahaya bagi kesehatan.

Dalam kompetisi olahraga, penggunaan doping bukan tanpa tujuan. Doping bisa meningkatkan kemampuan atlet dalam kompetisi, memberikan keunggulan fisik atau mental yang tidak wajar, dan mempercepat pemulihan dari cedera atau kelelahan.

Baca juga:

China Minta Perbanyak Tes Doping untuk Atlet Amerika di Olimpiade Paris 2024

Atlet mungkin menggunakan doping untuk mencapai hasil maksimal, memperbaiki performa, atau mengatasi rasa sakit yang mengganggu latihan atau pertandingan.

Walaupun tampak menguntungkan pada stamina tubuh dan potensi ketahanan, doping tetap punya efek samping yang mengancam keselamatan atlet. Berikut ini penjabarannya:

1. Gangguan Kesehatan Jantung

Beberapa jenis doping, seperti steroid anabolik dan stimulan, dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung secara berlebihan, meningkatkan risiko serangan jantung, aritmia, dan hipertensi.

Baca juga:

Waspada e-Doping di Cabor Esports

2. Kerusakan Hati dan Ginjal

Penggunaan zat doping, seperti steroid dan hormon pertumbuhan, dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal akibat kerja berlebih dalam memproses zat-zat ini, meningkatkan risiko penyakit hati dan gagal ginjal.

3. Gangguan Psikologis

Efek psikologis seperti depresi, kecemasan, agresivitas, dan perubahan suasana hati sering dialami pengguna doping. Steroid anabolik khususnya dapat memicu gangguan emosi dan perilaku.

Baca juga:

Apa itu Doping? ini Jenis dan Efek Sampingnya

4. Gangguan Hormon dan Reproduksi

Penggunaan doping jangka panjang dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Pada pria, dapat menyebabkan penurunan produksi testosteron alami, disfungsi ereksi, dan bahkan infertilitas.

Pada wanita, bisa menyebabkan gangguan menstruasi dan perkembangan karakteristik pria, seperti suara lebih berat dan pertumbuhan rambut di wajah.

5. Risiko Cedera dan Kerusakan Otot

Meskipun doping dapat meningkatkan kekuatan otot secara cepat, hal ini juga dapat membuat otot dan jaringan tidak siap untuk beban tambahan, meningkatkan risiko cedera, seperti robeknya ligamen dan tendon. (Tka)

#Kesehatan #Olahraga
Bagikan
Ditulis Oleh

Tika Ayu

Berita Terkait

Indonesia
CFD Jakarta 26 Oktober Ditiadakan karena Ada Jakarta Running Festival 2025
Kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) di Jalan Sudirman-MH. Thamrin ditiadakan pada Minggu 26 Oktober 2025
Wisnu Cipto - Sabtu, 18 Oktober 2025
CFD Jakarta 26 Oktober Ditiadakan karena Ada Jakarta Running Festival 2025
Olahraga
Lepas Kontingen Indonesia ke AYG dan ISG 2025, Erick Thohir: Pahlawan yang Kita Kirim untuk Berperang
Menpora, Erick Thohir, melepas kontingen Indonesia ke AYG dan ISG 2025. Ia mengatakan, bahwa kontingen Indonesia layaknya pahlawan yang dikirim untuk berperang.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Lepas Kontingen Indonesia ke AYG dan ISG 2025, Erick Thohir: Pahlawan yang Kita Kirim untuk Berperang
Indonesia
Sambut Gagasan Akademi Atlet Nasional, Komisi X DPR: Bukan Sekadar Prestasi, tapi Investasi Jangka Panjang
Presiden Prabowo Subianto berencana membentuk akademi atau pusat penggemblengan atlet nasional.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 16 Oktober 2025
Sambut Gagasan Akademi Atlet Nasional, Komisi X DPR: Bukan Sekadar Prestasi, tapi Investasi Jangka Panjang
Olahraga
Hardiyanto Kenneth Dilantik Jadi Ketua Percasi DKI Jakarta, Bertekad Cetak Sejarah Raih 10 Emas di Kejurnas Catur Mamuju 2025
Kejuaraan nasional Mamuju memperebutkan 17 emas di olahraga catur.
Dwi Astarini - Rabu, 15 Oktober 2025
Hardiyanto Kenneth Dilantik Jadi Ketua Percasi DKI Jakarta, Bertekad Cetak Sejarah Raih 10 Emas di Kejurnas Catur Mamuju 2025
Olahraga
Ikut Tanding ke China, Kris Dayanti Siap Bikin Sejarah di Kejuaraan Dunia Wushu 2025
Kris Dayanti terbang ke China untuk mengikuti ajang World Kungfu Championship 2025. Ia akan mewakili Indonesia dalam ajang tersebut.
Soffi Amira - Selasa, 14 Oktober 2025
Ikut Tanding ke China, Kris Dayanti Siap Bikin Sejarah di Kejuaraan Dunia Wushu 2025
Olahraga
Jalan Terjal Timnas Kick Boxing Indonesia Menuju SEA Games Thailand 2025, Optimis Bisa Raih Emas
Timnas Kick Boxing Indonesia optimis bisa meraih emas di SEA Games Thailand 2025, meski berpotensi tak meraih medali.
Soffi Amira - Selasa, 14 Oktober 2025
Jalan Terjal Timnas Kick Boxing Indonesia Menuju SEA Games Thailand 2025, Optimis Bisa Raih Emas
Olahraga
Targetkan 2 Emas di SEA Games Thailand 2025, Timnas Esports Indonesia Incar Peluang dari Free Fire dan MLBB Women
Timnas esports Indonesia menargetkan dua emas di SEA Games Thailand 2025.
Soffi Amira - Selasa, 14 Oktober 2025
Targetkan 2 Emas di SEA Games Thailand 2025, Timnas Esports Indonesia Incar Peluang dari Free Fire dan MLBB Women
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Olahraga
Andalkan Pemain Naturalisasi Asal Rusia dan Atlet Muda, Tim Hoki Es Indonesia Berpotensi Bikin Kejutan di SEA Games 2025 Thailand
Tim Indonesia akan berangkat dengan kombinasi pemain muda berbakat dan empat pemain naturalisasi yang memperkuat di semua lini.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Andalkan Pemain Naturalisasi Asal Rusia dan Atlet Muda, Tim Hoki Es Indonesia Berpotensi Bikin Kejutan di SEA Games 2025 Thailand
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Bagikan