[HOAKS atau FAKTA]: Pengguna WhatsApp Dikenakan Biaya untuk Pesan Stiker yang Masuk
WhatsApp banyak digunakan di seluruh dunia (Foto: idownloadblog)
BARU-BARU ini telah beredar pesan berantai yang lumayan bikin kaget para pengguna aplikasi WhatsApp. Pesan tersebut berisi penerima pesan WhatsApp yang menggunakan stiker harus membayar Rp250.
Pesan ini pun mengajak semua orang untuk berhenti memakai stiker agar. Menurut pesan tersebut, hal itu hanya membuang uang dan memperkaya si pembuat stiker. Demikian menurut laman Kominfo.
Baca juga:
Pilih WhatsApp Beriklan atau WhatsApp Berbayar Rp14 Ribu Setahun?
Berikut isi pesan berantai tersebut:
Hindari penggunaan STIKER dlm medsos. Tahukah teman2 ku di group ini... Kenapa menggunakan stiker, menguntungkan pembuat nya,,, Setiap stiker atau gambar yang saudaraku kirimkan di wa ini pembayarannya dibebankan kepada yang menerima Rp.250,-. Jika anggota group ini ada 20 orang saja maka pembuat stiker sudah mendapat uang 20x 250 rupiah untuk satu stiker.
Jika setiap hari di group ini ada 20 stiker gambar maka pembuat stiker mendapat uang perhari dari group ini = 20 x20x 250 = 100.000 rupiah. Jika dalam 1 bulan, berapakah penghasilan pembuat stiker??? Saya mengajak semuanya untuk stop pakai stiker agar paket / uang kita tidak cepat habis untuk memperkaya orang yang sudah kaya.
Stiker pada medsos maupun pesan singkat sebenarnya tidak berbahaya. Selain itu bisa didapatkan secara gratis, memang tetap ada stiker yang dijual namun cenderung tidak banyak. Umumnya penyedia layanan medsos dan aplikasi chat menambahkan emoji, stiker bahkan gif untuk membuat suasana dan keberagaman ekspresi para pemakainya. Dahulu saat masih BBM, untuk bisa membuat emoji kits harus mengingat karakter yang harus diketik, lalu mulai dalam fitur keyboard ditambahkan. Begitu juga Whatsapp dan lainnya.
Cek Fakta:
Informasi tentang stiker atau gambar WhatsApp berbayar adalah tidak benar. Penjelasan yang mengatakan aplikasi WhatsApp akan menerapkan pembayaran untuk menerima pesan berupa stiker, seperti yang dilansir dari laman Liputan6.
Pakar keamanan siber, Pratama Persadha, ikut menegaskan dan menyampaikan bahwa pesan tersebut menyesatkan.
Baca juga:
Pengguna WhatsApp Web Patut Waspada, Ada Celah Untuk Diretas
Pratama juga menambahkan, bahwa memang terdapat perbedaan besaran kuota data dibandingkan dengan teks, namun ukurannya juga tidak signifikan. Untuk teks, per karakter besar 1 byte, sedangkan untuk stiker umumnya tidak melebihi 50 kilo byte.
Dengan demikian, penggunaan stiker pada WhatsApp dan lainnya hanya dibebankan pada kuota data. Adapun beban yang besar dalam aplikasi chat adalah berupa kirim foto, video, dan dokumen. (lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Kesal Rapat DPR Bahas Bencana Alam Sudah Habiskan Anggaran Rp 20 Miliar
[HOAKS atau FAKTA] : Menkeu Purbaya Minta Pemda Pakai Uang Sendiri untuk Tangani Bencana Alam
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
[HOAKS atau FAKTA]: Terus Disinggung soal Kerusakan Alam Jadi Pemicu Bencana Alam di Sumatra, Menhut Raja Juli Antoni Akhirnya Mundur dari Jabatannya
[HOAKS atau FAKTA]: Prabowo Sebut 95 Persen Kepala Desa Tidak Berguna, Jabatannya Layak Dihapuskan
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua DPR Puan Minta Rakyat Patungan Beli Hutan untuk Cegah Bencana Alam Terjadi akibat Kerusakan Alam
[HOAKS atau FAKTA] : Jokowi Pilih Langsung Rektor UGM untuk Beking Dirinya dari Tudingan Ijazah Palsu
Imbas Konten Pornografi, X Harus Bayar Denda Rp 80 Juta ke Pemerintah
Polda Jabar Bakal Selidiki YouTuber Resbob Terkait Dugaan Ujaran Kebencian
[HOAKS atau FAKTA]: Menkeu Purbaya Sidak ke Bandara IMIP Morowali Temukan 3,5 Kilogram Emas Tengah Tertimbun