Pengamat: Pemerintah Harus Lebih Tegas Atasi Spekulan Pangan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Jumat, 19 Mei 2017
Pengamat: Pemerintah Harus Lebih Tegas Atasi Spekulan Pangan
Warga membeli kebutuhan pokok di pasar murah oleh BULOG Divisi Regional Sumatera Barat, di Pasar Raya Padang, Rabu (17/5). (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Pengamat Ekonomi Pertanian IPB, Muhammad Firdaus mendorong pemerintah untuk lebih tegas menindak keberadaan spekulan pangan terutama di Jakarta.

"Sebetulnya pemerintah sudah tegas, tetapi dengan adanya kejadian penimbunan bawang putih impor di sebuah gudang di Marunda kemarin, maka pemerintah harus tegas lagi," kata Firdaus di Jakarta, Kamis (18/5).

Dia mengatakan, mafia pangan tepatnya kartel atau pihak-pihak yang memanfaatkan keuntungan dari margin impor terutama komoditas bawang putih memang benar adanya.

Karena itu, pemerintah juga harus membuat sistem yang bagus terkait daftar nama-nama importir sehingga ketika mereka bermain curang bisa langsung ditindak.

"Saya kira semua pihak harus berperan untuk mengawasi spekulan nakal ini, bukan cuma Kementerian Perdagangan atau Pemprov DKI Jakarta, masyarakat juga bisa dilibatkan," ucapnya.

Firdaus menambahkan, jika memang terjadi lagi penimbunan bahan pangan di Jakarta, maka aparat didorong untuk tidak segan-segan menghukum agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi.

Dirinya mengaku telah duduk bersama dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk mengupayakan agar selama Ramadan dan lebaran harga-harga bahan pokok tidak mengalami kenaikan.

"Ini agar tidak terjadi terus menerus gejolak di tengah-tengah masyarakat," katanya.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga mendorong agar pemerintah bisa mendekati kalangan pengusaha agar lima komoditas stategis antara lain gula, minyak goreng, daging, beras, dan bawang putih bisa dinikmati masyarakat dengan harga yang sesuai.

Sumber: ANTARA

#Harga Kebutuhan Pokok #Pengamat Pangan
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.
Bagikan