Pengamat Lihat Kursi KSAD Hadiah Dudung Keras Sama FPI dari Jokowi


Pangkostrad TNI AD, Letjen TNI Dudung Abdurachman. Foto: MP/Kanu
MerahPutih.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melantik Letnan Jenderal TNI Dudung Abddurachman sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa, siang ini.
Pengamat militer Alman Helvas menilai, penentuan posisi KSAD lebih kental nuansa politik ketimbang meritokrasi. Menurutnya, jika aspek meritokrasi yang dijadikan poin utama, bisa jadi bukan Dudung yang akan jadi KSAD.
Baca Juga
Cerdas dan Berwibawa, Jenderal Andika Perkasa Dinilai Cocok Jadi Panglima TNI
Meritokrasi adalah sistem yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan, senioritas, dan sebagainya.
"Masih ada bintang tiga lain yang lebih matang dalam karirnya, termasuk menduduki jabatan-jabatan strategis di bintan dua dan bintang tiga lebih dari satu kali," kata Alman kepada MerahPutih.com, Rabu (17/11).
Baca Juga:
Jenderal Andika Perkasa dan Letjen Dudung Abdurachman Bakal Dilantik Bareng
Alman menilai, pertimbangan Jokowi memilih pria yang saat ini menjabat Pangkostrad itu untuk menjadi orang nomor satu di angkatan darat (AD) karena desakan partai koalisi pendukung pemerintah. "Akomodasi desakan partai politik di sekelilingnya," ujarnya.

Nama Dudung memang melambung usai aksinya menentang Front Pembela Islam (FPI). Bahkan, lulusan Akademi Militer 1988 itu mengusulkan pembubaran organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab tersebut.
Alman mengamini sikap keras Dudung terhadap FPI juga menjadi pertimbangan Jokowi memilih eks Pangdam Jaya itu menjadi KSAD. Namun, ia menekankan, aspek politik lebih kental lantaran Dudung diusung oleh partai tempat Jokowi bernaung.
"Salah satu pertimbangan (sikap keras Dudung ke FPI). Jangan lupa kalau beliau diusung oleh salah satu partai di koalisi, PDIP," imbuhnya.
Lebih lanjut Alman berpendapat, selama berkarir di militer Dudung tidak banyak menorehkan prestasi. Performa pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, itu dinilai biasa saja ketimbang jenderal bintang tiga lain di matra AD.
"Biasa-biasa aja dibanding beberapa bintang tiga AD lainnya yang eligible. Nobody knows him before he promoted to be Pangdam Jaya," tutup dia. (Pon)
Baca Juga
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
TNI Diminta Jalin Komunikasi dengan Ferry Irwandi, Yusril: Pidana Adalah Jalan Terakhir

Mengenal Sosok Sjafrie Sjamsoeddin, Menko Polkam Baru Pengganti Budi Gunawan yang Pernah jadi ‘Tameng Hidup’ Presiden Kedua RI Soeharto

Beda Saat Tahun 1998, Pam Swakarsa Versi Terkini Dinilai Tidak Akan Mengandung Unsur Politis yang Merugikan Publik

DPR RI Minta Keseriusan Pemerintah dalam Pembinaan Prajurit, TB Hasanuddin Ingatkan Kualitas Prajurit TNI Menentukan Kekuatan Pertahanan

Panglima TNI Tunjuk Letjen Saleh Mustaf Jadi Wakil KSAD dan Ganti 3 Panglima Daerah

Perwira Muda Lulusan Akmil Diduga Otak Penganiayaan Prada Lucky hingga Tewas, DPR: Panglima TNI Harus Beri Petunjuk Hubungan Sehat Senior-Junior

Dicetuskan Dudung, Proyek Rumah Prajurit TNI AD Mangkrak, Komisi I DPR Akan Panggil Panglima TNI atau KSAD

Menko Polkam Budi Gunawan Awasi Pengusutan Kematian Prada Lucky, Janji Transparan

Indentitas Tersangka Perwira yang Izinkan 'Pembinaan' ke Prada Lucky Masih Dirahasiakan

Enam Kodam Baru TNI AD Siap Beroperasi dengan Kekuatan Penuh, Markasnya Hampir Rampung Akhir 2025
