Pengamat Ekonomi Sebut Anjloknya Rupiah Disebabkan Faktor Eksternal


Ilustrasi (Pixabay)
MerahPutih.Com - Dalam dua pekan terakhir ini, nilai tukar rupiah mengalami pelemahan yang signifkan hingga nyaris menyentuh Rp15.000 per dolar Amerika Serikat.
Tidak stabilnya kurs rupiah menyebakan kecemasan di kalangan para pelaku usaha khususnya yang bergerak di bidang ekspor-impor. Risiko krisis ekonomi menanti di depan mata seiring kenaikan sejumlah harga barang impor.
Anjloknya rupiah menurut pengamat ekonomi Dr James Adam disebabkan banyak hal. Menurutnya, kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah dipicu faktor eksternal akibat siklus ekonomi dunia.
"Kondisi ini disulut oleh perang dagang antara AS dengan Cina, yang kemudian merembet antara AS dengan Turki yang efeknya menjangkau seluruh masyarakat internasional, terutama negara-negara berkembang," kata James Adam, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Senin (10/9).

Dia mengemukakan hal itu terkait faktor penyebab naiknya kurs dolar akhir-akhir ini dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Menurut dia, koreksi rupiah memang menembus level Rp 14.968 pada tanggal 7 September misalnya, akan tetapi depresiasinya kecil hanya sekitar 0,3 persen.
"Dan ini berkontribusi ke pasar tetapi kalau kita lihat koreksi pasar tidak begitu besar," katanya menjelaskan.
Artinya, koreksi rupiah belum dilihat signifikan oleh pasar sehingga masih bisa terkoreksi hingga akhir pekan, katanya.
James Adam sebagaimana dilansir Antara menambahkan, pelemahan IHSG dapat berpengaruh terhadap perekonomian nasional akibat pelemahan rupiah terhadap dolar AS.
Menurut dia, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami pergolakan dolar saat ini, tetapi berbagai negara juga mengalami hal yang sama.
"Jadi bukan saja Indonesia. Lihat saja Turki, nilai mata uangnya Lira anjlok sampai 80 persen, begitupun dengan Argentina jatuh hingga 56 persen, lalu Venezuela juga melemah 17 persen, kemudian di Eropa, Inggris, yang sempat anjlok hingga 5 persen," katanya.
Pemerintah dalam hal ini tidak salah sebab Bank Indonesia yang punya otoritas telah melaksanakan fungsi, hanya saja siklus ekonomi dunia tidak bisa ditekan dan di luar kontrol pemerintah.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Bandara Silangit Akan Berganti Nama Menjadi Bandara Sisingamangaraja XII
Bagikan
Berita Terkait
Tren Pelemahan Rupiah Berlanjut, Masalah Fiskal dan Politik Jadi Pemicu

Langkah BI Stabilkan Rupiah di Tengah Ketegangan Aksi Demo

Kebijakan Bank Sentral AS Bikin Rupiah Melemah, Tarif Trump Bakal Dorong Inflasi

Sepekan Terakhir, Modal Asing Rp 2,36 Triliun Bersih Masuk Indonesia Dorong Rupiah Menguat Tipis

Tekanan Trump ke Bank Sentral Amerika Bikin Rupiah Menguat

DPR Puji Langkah Taktis BI Hingga Rupiah Kokoh di Level Rp16.700, Pasar Keuangan Aman Terkendali

Dolar AS Tersungkur, Rupiah Terbang Tinggi Berkat Keputusan Kontroversial Trump!

Rupiah Melemah dan IHSG Anjlok, Ketua DPR Dorong Ada Mitigasi

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Melemah Tembus Rp16.849

Rupiah Melemah pada Penutupan Perdagangan Selasa (25/3), Proteksionisme Global dan Sentimen Domestik Dianggap Jadi Biang Kerok
