Peneliti LIPI Sebut Aceh Bisa Kembali Diterjang Tsunami

Andika PratamaAndika Pratama - Minggu, 27 Desember 2020
Peneliti LIPI Sebut Aceh Bisa Kembali Diterjang Tsunami

Ilustrasi gelombang tsunami. Foto: Pixabay

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Bencana gempa dan tsunami terjadi di Provinsi Aceh pada 26 Desember 2004. Kejadian dahsyat itu merenggut 150 ribu nyawa. Pascagempa 16 tahun lalu, apakah Bumi Serambi Mekkah itu bisa kembali diterjang tsunami?

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto menuturkan, berdasarkan hasil penelitiannya, Aceh bisa diterjang tsunami dengan skala kecil.

Baca Juga

Megathrust Mentawai Patah, Ahli Prediksi Gempa dan Tsunami 10 Meter di Sumbar

"Pada penelitian di kawasan Samudera Hindia untuk mengetahui apakah akan ada lagi setelah tsunami Aceh 2004, sebelumnya kita sudah ke Yaman, Oman, Sri Lanka, Thailand, lalu Indonesia," katanya di Jakarta, Sabtu (26/12).

Eko melanjutkan, Di Thailand di kedalaman satu meter, rupanya tanah tersusun dari beberapa lapis endapan dan yang teratas merupakan sisa endapan tsunami 2004.

Untuk kasus di Aceh, Eko mengatakan, dari hasil penggalian di dua lokasi, pertama di Teluk Pucung yang berada di sisi selatan Pulau Simeulue memperlihatkan pula lapisan-lapisan tanah berwarna putih dan hitam kecoklatan berselang-seling.

Terlihat memang di bagian atas terdapat lapisan berwarna putih yang merupakan endapan dari tsunami 2004 yang terjadi pada 26 Desember.

Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto menjelaskan potensi tsunami Aceh dan mitigasi gempa-tsunami secara daring diakses di Jakarta, Sabtu (26/12/2020). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto menjelaskan potensi tsunami Aceh dan mitigasi gempa-tsunami secara daring diakses di Jakarta, Sabtu (26/12/2020). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Namun ternyata, menurut Eko, Bumi juga telah merekam peristiwa tsunami setelahnya yakni yang terjadi pada 28 Maret 2005, setelah gempa magnitudo 8,7 yang episentrumnya ada di antara Pulau Nias dan Simeulue.

Ada pula lapisan putih putus-putus terlihat di lapisan lebih bawah setelah peristiwa 2004 yang menurut dia, merupakan sisa endapan tsunami yang terjadi pada 4 Januari 1907, setelah gempa dengan magnitudo 7,5 hingga 8 terjadi di dekat Simeulue.

Sedangkan dari hasil penggalian di Aceh Besar, Eko mengatakan ditemukan lapisan tanah berselang-seling berwarna hitam kecoklatan dan putih di kedalaman 50 sentimeter.

Jika berdasarkan Ilmu Geologi lapisan tersebut berumur sekitar 500 tahun, sehingga setidaknya dapat diketahui dalam jangka waktu itu ada sekitar empat tsunami terjadi di sana.

Baca Juga

BMKG Minta Warga Waspadai Potensi Tsunami dan Gempa Megathrust di Selatan Bali

"Jika ada tsunami besar dalam jangka panjang, setelahnya ada tsunami-tusnmai kecil. Sehingga sangat tidak bijak jika upaya memindahkan masyarakat dari pesisir pantai Aceh pascagempa 2004 berhenti dan sekarang masyarakat justru kembali lagi ke sana membangun rumah," tegas Eko dikutip Antara.

Hal serupa juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, malah ada perumahan mewah dibangun di lokasi genangan tsunami sebelumnya. "Ini perlu dikontemplasikan. Apakah kalau ada tsunami lagi dan jatuh korban bisa dikatakan itu bencana alam?"

Gempa bumi dengan magnitudo 9,1 hingga 9,3 yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004, pukul 08.58 WIB, dengan episentrum terletak di lepas pantai barat Sumatera telah merenggut lebih dari 150.000 nyawa di Indonesia, sedangkan total korban di 14 negara mencapai 230.000 hingga 280.000 jiwa.

"Saya khawatir, tsunami dan gempa memang fenomena alam, tapi jika itu sebagai bencana apakah berarti manusia kemudian menyalahkan alam yang memicu terjadinya bencana? Seandainya Bumi bisa bicara pasti dia akan menjawab seenaknya saja manusia menyalahkan saya, padahal duluan saya diciptakan dengan gempa, tsunami, gunung api meletus, banjir, longsor sebagai 'nafas' saya," ujarnya

Tsunami Aceh

Dengan melihat lapisan endapan tsunami di Thailand sebelum 2004 diperkirakan ada pula peristiwa sama sekitar 1.700 tahun lalu di lokasi yang sama. Dan bisa saja, menurut dia, jumlah korban sedikit atau bahkan tidak terjadi bencana karena tidak ada manusia di sana yang menjadi korban.

Peristiwa masa lampau, dalam hal ini gempa dan tsunami, menjadi basis kontemplasi manusia untuk mencoba merenungkan kenapa kejadian bencana semakin banyak memakan korban dan kerugian semakin besar.

"Peristiwa masa lalu itu tidak boleh sampai salah didefinisikan, karena boleh jadi kita akan keliru ambil tindakan sehingga justru menjadi bencana," pungkasnya. (*)

Baca Juga

Peneliti LIPI: Gempa dan Tsunami Raksasa akan Berulang di Jalur Tunjaman Lempeng

#Aceh #LIPI #Tsunami
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Fenomena Shearline Picu Hujan Lebat Disertai Petir di Pantai Barat Selatan Aceh, Waspada Bencana Hidrometeorologi
Hal ini seperti dijelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Frengky Aruan - Selasa, 11 November 2025
Fenomena Shearline Picu Hujan Lebat Disertai Petir di Pantai Barat Selatan Aceh, Waspada Bencana Hidrometeorologi
Dunia
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
JMA juga melaporkan gelombang tsunami setinggi 10 sentimeter telah terpantau di Ofunato, dan gelombang kecil juga mencapai wilayah Miyako, keduanya berada di Prefektur Iwate.
Wisnu Cipto - Minggu, 09 November 2025
Gempa M 6,7 Lepas Pantai Sanriku, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami Sore Tadi
Indonesia
Ledakan Tabung Oksigen di Meulaboh Aceh, 15 Rumah Rusak 2 Warga Tewas
Ledakan tabung gas oksigen menewaskan dua orang di Kabupaten Aceh Barat
Wisnu Cipto - Kamis, 06 November 2025
Ledakan Tabung Oksigen di Meulaboh Aceh, 15 Rumah Rusak 2 Warga Tewas
Indonesia
Gempa M 6,5 di Leeward Islands, BMKG Ungkap Ada Pergerakan Lempeng Karibia dan Amerika Utara
BMKG melaporkan belum ada aktivitas gempa susulan (aftershock) yang terdeteksi di sekitar sumber gempa.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Oktober 2025
Gempa M 6,5 di Leeward Islands, BMKG Ungkap Ada Pergerakan Lempeng Karibia dan Amerika Utara
Indonesia
DPR Diminta Akomodasi Hukum Syariat Aceh dalam RKUHAP
Pemberlakuan Qanun Jinayah di Aceh yang berfungsi seperti KUHP daerah dan mengatur penerapan hukum syariat.
Dwi Astarini - Rabu, 15 Oktober 2025
DPR Diminta Akomodasi Hukum Syariat Aceh dalam RKUHAP
Indonesia
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Guncangan gempa sempat memicu peringatan dini tsunami di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Sulut, Malut, hingga Papua.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 10 Oktober 2025
BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami di Indonesia, Imbas Gempa M 7,6 Perairan Filipina
Indonesia
Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina
Tak hanya BMKG, lembaga Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) juga telah menerbitkan peringatan tsunami
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Tsunami Minor Sudah Terdeteksi Terjadi di Pesisir Talaud Imbas Gempa M 7,4 Filipina
Indonesia
Gempa M 7,4 Hantam Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami di Kepulauan Talaud
BMKG imbau masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap waspada dan menjauhi pantai hingga peringatan tsunami resmi dicabut.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Gempa M 7,4 Hantam Laut Filipina, BMKG Keluarkan Peringatan Tsunami di Kepulauan Talaud
Indonesia
Tingkat Kecuraman Ekstrem, DPR Dorong Pembangunan Terowongan Geurutee Aceh Masuk PSN
Ruas jalan yang membentang di sisi tebing itu sering kali menjadi titik rawan kecelakaan, terutama saat musim hujan.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Tingkat Kecuraman Ekstrem, DPR Dorong Pembangunan Terowongan Geurutee Aceh Masuk PSN
Indonesia
Aksi Bobby Nasution Bisa Jadi Benih Perpecahan, DPR Bakal Laporkan ke Mendagri
DPR berharap Mendagri dapat menyelesaikan polemik yang dipicu Gubernur Sumut Bobby Nasution
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
Aksi Bobby Nasution Bisa Jadi Benih Perpecahan, DPR Bakal Laporkan ke Mendagri
Bagikan