Peneliti LIPI Sebut Aceh Bisa Kembali Diterjang Tsunami


Ilustrasi gelombang tsunami. Foto: Pixabay
MerahPutih.com - Bencana gempa dan tsunami terjadi di Provinsi Aceh pada 26 Desember 2004. Kejadian dahsyat itu merenggut 150 ribu nyawa. Pascagempa 16 tahun lalu, apakah Bumi Serambi Mekkah itu bisa kembali diterjang tsunami?
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Eko Yulianto menuturkan, berdasarkan hasil penelitiannya, Aceh bisa diterjang tsunami dengan skala kecil.
Baca Juga
Megathrust Mentawai Patah, Ahli Prediksi Gempa dan Tsunami 10 Meter di Sumbar
"Pada penelitian di kawasan Samudera Hindia untuk mengetahui apakah akan ada lagi setelah tsunami Aceh 2004, sebelumnya kita sudah ke Yaman, Oman, Sri Lanka, Thailand, lalu Indonesia," katanya di Jakarta, Sabtu (26/12).
Eko melanjutkan, Di Thailand di kedalaman satu meter, rupanya tanah tersusun dari beberapa lapis endapan dan yang teratas merupakan sisa endapan tsunami 2004.
Untuk kasus di Aceh, Eko mengatakan, dari hasil penggalian di dua lokasi, pertama di Teluk Pucung yang berada di sisi selatan Pulau Simeulue memperlihatkan pula lapisan-lapisan tanah berwarna putih dan hitam kecoklatan berselang-seling.
Terlihat memang di bagian atas terdapat lapisan berwarna putih yang merupakan endapan dari tsunami 2004 yang terjadi pada 26 Desember.

Namun ternyata, menurut Eko, Bumi juga telah merekam peristiwa tsunami setelahnya yakni yang terjadi pada 28 Maret 2005, setelah gempa magnitudo 8,7 yang episentrumnya ada di antara Pulau Nias dan Simeulue.
Ada pula lapisan putih putus-putus terlihat di lapisan lebih bawah setelah peristiwa 2004 yang menurut dia, merupakan sisa endapan tsunami yang terjadi pada 4 Januari 1907, setelah gempa dengan magnitudo 7,5 hingga 8 terjadi di dekat Simeulue.
Sedangkan dari hasil penggalian di Aceh Besar, Eko mengatakan ditemukan lapisan tanah berselang-seling berwarna hitam kecoklatan dan putih di kedalaman 50 sentimeter.
Jika berdasarkan Ilmu Geologi lapisan tersebut berumur sekitar 500 tahun, sehingga setidaknya dapat diketahui dalam jangka waktu itu ada sekitar empat tsunami terjadi di sana.
Baca Juga
BMKG Minta Warga Waspadai Potensi Tsunami dan Gempa Megathrust di Selatan Bali
"Jika ada tsunami besar dalam jangka panjang, setelahnya ada tsunami-tusnmai kecil. Sehingga sangat tidak bijak jika upaya memindahkan masyarakat dari pesisir pantai Aceh pascagempa 2004 berhenti dan sekarang masyarakat justru kembali lagi ke sana membangun rumah," tegas Eko dikutip Antara.
Hal serupa juga terjadi di Pangandaran, Jawa Barat, malah ada perumahan mewah dibangun di lokasi genangan tsunami sebelumnya. "Ini perlu dikontemplasikan. Apakah kalau ada tsunami lagi dan jatuh korban bisa dikatakan itu bencana alam?"
Gempa bumi dengan magnitudo 9,1 hingga 9,3 yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004, pukul 08.58 WIB, dengan episentrum terletak di lepas pantai barat Sumatera telah merenggut lebih dari 150.000 nyawa di Indonesia, sedangkan total korban di 14 negara mencapai 230.000 hingga 280.000 jiwa.
"Saya khawatir, tsunami dan gempa memang fenomena alam, tapi jika itu sebagai bencana apakah berarti manusia kemudian menyalahkan alam yang memicu terjadinya bencana? Seandainya Bumi bisa bicara pasti dia akan menjawab seenaknya saja manusia menyalahkan saya, padahal duluan saya diciptakan dengan gempa, tsunami, gunung api meletus, banjir, longsor sebagai 'nafas' saya," ujarnya

Dengan melihat lapisan endapan tsunami di Thailand sebelum 2004 diperkirakan ada pula peristiwa sama sekitar 1.700 tahun lalu di lokasi yang sama. Dan bisa saja, menurut dia, jumlah korban sedikit atau bahkan tidak terjadi bencana karena tidak ada manusia di sana yang menjadi korban.
Peristiwa masa lampau, dalam hal ini gempa dan tsunami, menjadi basis kontemplasi manusia untuk mencoba merenungkan kenapa kejadian bencana semakin banyak memakan korban dan kerugian semakin besar.
"Peristiwa masa lalu itu tidak boleh sampai salah didefinisikan, karena boleh jadi kita akan keliru ambil tindakan sehingga justru menjadi bencana," pungkasnya. (*)
Baca Juga
Peneliti LIPI: Gempa dan Tsunami Raksasa akan Berulang di Jalur Tunjaman Lempeng
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat
![[HOAKS atau FAKTA] : Prabowo Usulkan Referendum untuk Kemerdekaan Aceh dan Papua Barat](https://img.merahputih.com/media/57/8d/e2/578de21120a135d5d5e7d2c791ac4b97_182x135.png)
Bendera GAM Diminta Tidak Dipasang Saat Peringati 20 Tahun Perjanjian Helsinki, Gubernur: Sabar Suatu Saat Pasti Berkibar

BRIN Lakukan Ekspedisi Maritim Pelajari Tsunami Akibat Tumbukan Lempeng Australia–Jawa, Ajak Peneliti China

Tsunami Besar di Selatan Jawa Berpotensi Terulang, Tunggu 200 Tahun Kedepan

Peringatan Tsunami Sudah Dicabut, Rusia Dihantam Gempa Susulan M 6,7

Tsunami Pasca Gempa Rusia Mereda, Jepang dan Kamchatka Cabut Peringatan!

Gelombang Melemah, BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami akibat Gempa Rusia

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Warga Hawaii Ramai-Ramai Menjauh dari Pantai saat Gelombang Tsunami Tiba, tak Mau Ambil Risiko

Tsunami Akibat Gempa Rusia Hantam 9 Titik di Indonesia, Paling Tinggi 20 CM
