Penduduk Palmyra Telah Melarikan Diri
Warga Palmyra melarikan diri setelah ISIS menyerang kotanya. (Foto: BBC)
MerahPutih Timur Tengah - Ravina Shamdasani, juru bicara PBB di Jenewa, mengatakan kepada BBC bahwa penduduk Tadmur, nama arab untuk penduduk Palmyra modern, yang berjumlah sekitar 200.000 orang, sekitar sepertiga di antaranya telah melarikan diri.
Ravina juga mengatakan banyak warga sipil hanya bisa melarikan diri pada hari Rabu (20/5) dan Kamis (21/5), setelah pasukan pemerintah Suriah sendiri telah melarikan diri dan ISIS mengambil alih kota.
Listrik telah terputus sejak Rabu (20/5). ISIS tampaknya telah menghancurkan pembangkit listrik setelah pasukan pemerintah mundur. Media pemerintah Suriah mengatakan, pasukan pro pemerintah ditarik keluar untuk menjamin evakuasi dari penduduk Tadmur.
Seorang aktivis yang memiliki anggota keluarga di Palmyra mengatakan kepada BBC bahwa keluarganya ingin melarikan diri tapi tidak ada jalan keluar. Dikabarkan juga bahwa ISIS telah mengincar tentara suriah, warga diimbau untuk tidak menyembunyikan pasukan ISIS.
Baca juga:
ISIS Telah Kuasai Penuh Kota Palmyra
Warga Palmyra Cegah Militer Meninggalkan Kota
Analisa: Serangan ISIS di Palmyra, Coreng Kekuatan Irak dan AS
Bagikan
Berita Terkait
Donald Trump Puji Prabowo, Sebut Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
4 Teroris Ditangkap di Sumut dan Sumbar, Diduga Sebarkan Paham Radikal hingga Dukung ISIS
DPR Kecam Serangan Israel ke Qatar, Sebut Bisa Memicu Konflik di Timur Tengah
[HOAKS atau FAKTA]: Timur Tengah Dilanda Konflik, Jepang Jadi Tuan Rumah Ronde ke-4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
[HOAKS atau FAKTA]: Perang Dunia Ketiga Berpotensi Terjadi, Prabowo Pastikan Indonesia Siap Terlibat
Konflik Palestina-Israel Terus Berlangsung: Pendekatan Non-State Actor Punya Perang Penting
Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario
Pemerintah Diminta Lakukan Lobi Demi Perdamaian Dunia di Forum Multilateral
Perang Iran-Israel Goyang Dunia, DPR Sebut Penerbangan Internasional Terganggu Parah
WNI Berbondong-bondong Meminta Dievakuasi dari Lokasi Konflik Iran-Israel