Pemprov DKI Diminta Segera Tindaklanjuti Temuan Parasetamol di Teluk Jakarta

Dokumentasi - Suasana di kawasan Teluk Jakarta di Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
MerahPutih.com - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta untuk segera menindaklanjuti temuan adanya kandungan parasetamol tinggi di kawasan Teluk Jakarta.
Pemprov DKI tidak boleh membiarkan temuan itu berlarut-larut. Pasalnya, makhluk hidup dan ekosistem Teluk Jakarta bakal terancam jika ada kandungan parasetamol di air laut.
“Ini juga akan semakin membebani masyarakat pesisir dan nelayan yang ruang hidupnya sangat bergantung dengan keberlangsungan teluk Jakarta,” ujar Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi, Senin (4/10).
Baca Juga
LIPI Temukan Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta, Begini Respons Pemprov DKI
Tubagus juga meminta Pemerintah DKI mengevaluasi dan memonitor seluruh fasilitas kesehatan di Ibu Kota. Terutama pengolahan limbah farmasinya supaya betul-betul dipastikan tidak dibuang ke laut.
“Terakhir, membuka kepada publik terkait rencana revitalisasi teluk Jakarta dan hasil pemantauan yang telah dilakukan secara berkala kepada publik,” ucap dia.
Tubagus pun menilai, temuan parasetamol menunjukkan Pemda DKI belum serius melindungi Teluk Jakarta. Padahal, revitalisasi Teluk Jakarta merupakan salah satu kegiatan strategis daerah.
“Seharusnya di tengah menyusun upaya revitalisasi, pencegahan terhadap beban pencemaran dilakukan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Sebelumnya, Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan adanya kandungan parasematol tinggi di Angke dan Ancol yang berada di kawasan Teluk Jakarta.
Hasil penelitian tersebut masuk dalam publikasi LIPI yang diunggah pada 14 Juli 2021 melalui laman resmi lipi.go.id, terkait tingginya konsentrasi paracetamol di Teluk Jakarta, dengan judul: High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Peneliti tersebut diantaranya Wulan Koagouw dan Zainal Arifin. Keduanya dari dari Pusat Penelitian Oceanografi itu menemukan dari empat titik yang diteliti di Teluk Jakarta, dua di antaranya, yakni di Angke terdeteksi memiliki kandungan parasetamol sebesar 610 nanogram per liter dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.
Sementara itu, berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut mencapai 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.
Baca Juga:
Kemudian, suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.
Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Pembangunan Pulau Sampah Jakarta Masih Butuh Kroscek Regulasi Reklamasi

Diduga tak Berizin, Pagar Laut yang Ganggu Nelayan di Tangerang akan Dibongkar

Ridwan Kamil Bakal Audit Aturan Reklamasi Utara Jakarta Jika Jadi Gubernur

Dinas Lingkungan Hidup Angkut 700 Kilogram Sampah di Pesisir Jakarta Tiap Hari

Wagub DKI Pastikan Permukiman Pulau G Tak Dibuat Eksklusif
