Pemerintah Diminta Atasi Disparitas Muatan Berangkat dan Balik di Tol Laut

Mula AkmalMula Akmal - Jumat, 08 April 2022
Pemerintah Diminta Atasi Disparitas Muatan Berangkat dan Balik di Tol Laut

Kapal Tol Laut. (Foto: setkab.go.id)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Program tol laut yang digencarkan oleh pemerintah harusnya dapat ditingkatkan kinerjanya dengan mengatasi beberapa persoalan.

Anggota Komisi V DPR RI Toriq Hidayat menyatakan salah satu persoalan tol laut ialah disparitas atau ketimpangan antara jumlah muatan berangkat dan balik yang kini masih terlalu lebar.

Baca Juga:

Pandemi COVID-19, Layanan Tol Laut Pelni Melonjak 300 Persen

"Dari catatan Kemenhub per 1 April 2022 total muatan berangkat sebesar 3.929 TEUs (twenty-foot equivalent unit), sedangkan muatan balik hanya sebesar 1.398 TEUs. Ada perbedaan sekitar 35 persen," kata Toriq Hidayat dilansir dari Antara

Menurut Toriq, hal tersebut menunjukkan belum proporsionalnya antara loading atau beban muatan pergi dan kembali, sehingga membuat ketidakseimbangan biaya logistik

Untuk itu, ujar dia, aspek muatan balik dalam tol laut harus betul-betul optimal dan ditingkatkan.

Ia menyebutkan, masyarakat sudah banyak yang memanfaatkan tol laut. Jika melihat datanya, sejak diresmikan, tol laut jumlah muatan memang terus meningkat.

Pada 2016, lanjutnya, jumlah muatan tercatat sebesar 81.404 ton, dan angka tersebut terus meningkat ke 477.600 ton pada 2021. Hal ini menunjukkan upaya menyeimbangkan pembangunan Indonesia timur dan barat mulai tampak.

"Namun, disparitas antara aspek muatan berangkat dari pelabuhan utama dan muatan kembali dari pelabuhan daerah, menjadikan biaya logistik di Indonesia belum efisien," paparnya.

Selain itu, ujar dia, secara umum usaha mewujudkan kesejahteraan dan pemulihan ekonomi ke setiap daerah lewat tol laut dinilai masih belum merata.

Ia berpendapat untuk tol laut secara khusus, harus ada tindakan kreatif dari pemegang kebijakan yang dapat mendongkrak setiap daerah memiliki produk unggulan.

"Yang dapat dijual ke daerah lain. Sederhananya setiap daerah adalah konsumen sekaligus produsen," kata Toriq.

Ilustrasi - Kapal tol laut mengangkut ternak dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ke Jakarta. (Foto: ANTARA)
Ilustrasi - Kapal tol laut mengangkut ternak dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ke Jakarta. (Foto: ANTARA)

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menggandeng Kementerian Pertanian dan BPH Migas mengoptimalkan angkutan kapal ternak yang telah berjalan selama tujuh tahun melalui pemanfaatan teknologi informasi.

"Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan hampir tujuh tahun dan sudah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Mugen Sartoto.

Program tol laut khusus ternak merupakan salah satu subsistem dari sistem angkutan laut nasional, yang diselenggarakan oleh pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah daging, maka pemerintah menyelenggarakan angkutan khusus ternak di dalam negeri, dengan memberikan subsidi pengoperasian angkutan khusus ternak.

Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitasnya dari tahun 2015-2021 dengan total capaian realisasi muatan berjumlah 181.212 ekor.

"Kami mohon bantuan Kementerian Pertanian dan dinas terkait agar mengidentifikasi daerah mana saja yang berpotensi sebagai penghasil ternak untuk diusulkan sebagai daerah distributor ternak. Seharusnya sebelum kapal tiba di pelabuhan muat, ternak sudah siap diangkut sehingga kapal tidak menunggu muatan di pelabuhan," ungkap Mugen. (*)

Baca Juga:

Gandeng GoJek, Kemenhub Segera Hentikan Monopoli Tol Laut

#Kemenhub #Korupsi Dirjen Hubla Kemenhub #Kementan #Kementerian Pertanian #Program Tol Laut
Bagikan
Ditulis Oleh

Mula Akmal

Jurnalis dan profesional komunikasi dengan pengalaman memimpin redaksi, menggarap strategi konten, dan menjembatani informasi publik lintas sektor. Saat ini menjabat sebagai Managing Editor di Merah Putih Media, dengan rekam jejak kontribusi di The Straits Times, Indozone, dan Koran Sindo, serta pengalaman strategis di Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan DPRD DKI Jakarta. Bagi saya, setiap berita adalah peluang untuk menghadirkan akurasi, relevansi, dan dampak nyata bagi pembaca.

Berita Terkait

Indonesia
Tekan Harga Beras, Pemerintah Tambah Cetak Sawah Baru di Papua, Maluku dan NTT
Kementeriannya akan mengejar cetak sawah di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur untuk melengkapi kemandirian pangan di wilayah tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 20 Oktober 2025
Tekan Harga Beras, Pemerintah Tambah Cetak Sawah Baru di Papua, Maluku dan NTT
Indonesia
DPR Dukung Instruksi Presiden soal Pupuk Berkualitas dan Terjangkau
Bentuk perhatian Presiden terhadap sektor pertanian agar kesejahteraan petani meningkat dan ketahanan pangan tercapai secara berkelanjutan.
Dwi Astarini - Senin, 20 Oktober 2025
DPR Dukung Instruksi Presiden soal Pupuk Berkualitas dan Terjangkau
Indonesia
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Mengingatkan agar penggunaan anggaran yang besar itu benar-benar diarahkan secara efektif dan berorientasi hasil.
Dwi Astarini - Minggu, 12 Oktober 2025
Pengembangan Perkebunan-Holtikultura, DPR Ingatkan Kementan tak Abaikan Petani Kecil
Indonesia
Pemerintah Siapkan SKB Pembatasan Angkutan Barang untuk Musim Libur Nataru dan Optimalkan 178 Terminal Penumpang Tipe A Hingga B untuk Mobilitas Masyarakat
Kunci sukses angkutan Natal dan Tahun Baru ialah sinergi, koordinasi dan kolaborasi
Angga Yudha Pratama - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Siapkan SKB Pembatasan Angkutan Barang untuk Musim Libur Nataru dan Optimalkan 178 Terminal Penumpang Tipe A Hingga B untuk Mobilitas Masyarakat
Berita Foto
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Ratusan petani Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025). Memperingati Hari Tani Nasional, para petani Indramayu menggelar aksi di depan gedung Kementerian Pertanian untuk menuntut perbaikan irigasi serta modernisasi pertanian di Indramayu Barat. Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September untuk mengenang lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960, tonggak penting reformasi agraria yang menegaskan prinsip “tanah untuk rakyat.” Meski petani disebut tulang punggung bangsa, kenyataannya hingga kini banyak yang hidup dalam kemiskinan struktural dan minim akses terhadap lahan, pupuk, teknologi, maupun pasar. Karena itu, Hari Tani terus menjadi momentum perjuangan menuntut keadilan agraria dan kedaulatan pangan.
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Indonesia
Kementan Tegaskan Stok Pupuk Cukup dan Mudah Diakses, Indonesia Makin Dekat Capai Swasembada Pangan
Kementerian Pertanian terus memperbaiki tata kelola dengan menerapkan prinsip 7T
Angga Yudha Pratama - Senin, 22 September 2025
Kementan Tegaskan Stok Pupuk Cukup dan Mudah Diakses, Indonesia Makin Dekat Capai Swasembada Pangan
Indonesia
Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial
Program kewirausahaan petani muda dan pendidikan pertanian perlu diperluas.
Dwi Astarini - Rabu, 17 September 2025
Anggaran Pertanian Naik, PKB Sebut Harus Fokus ke Petani Milenial
Berita Foto
Komisi IV DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementan Sebesar Rp145 Miliyar
Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto (kiri), Wakil Ketua Komisi IV DPR Alex Indra Lukman (kanan) dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono (tengah), menandatangani kesepakatan hasil Rapat Kerja (Raker), di Ruang Komisi IV DPR, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Didik Setiawan - Selasa, 16 September 2025
Komisi IV DPR Setujui Tambahan Anggaran Kementan Sebesar Rp145 Miliyar
Indonesia
Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani
Tidak ada kompromi terhadap praktik curang yang merugikan petani, karena pemerintah berkomitmen penuh melindungi kepentingan petani
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 14 September 2025
Mentan Ogah Kompromi ke Pelaku Praktik Curang Beras dan Pupuk, Sangat Rugikan Petani
Indonesia
Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi
Gula rafinasi yang seharusnya tidak dijual secara eceran atau kiloan kepada masyarakat justru banyak ditemukan di pasar tradisional
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Gula Rafinasi Bocor dan Dijual Bebas di Pasar dengan Harga Sangat Murah Bikin Petani Rugi
Bagikan