Pementasan "Potret Diri": Mengemas Pengalaman dalam Estetika Seni Monolog


Pementasan monolog "Potret Diri" (MP/Fredy Wansyah)
Pementasan "Potret Diri" oleh Ari Dwianto tidak sekadar sebuah aksi monolog yang hanya mengedepankan estetika dalam sebuah seni 'ngomong sendiri'. Dalam pementasan yang digelar di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Timantoro, Kasihan, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (27/3) malam lalu, aksi sang aktor Ari Dwianto menggeret seluruh penonton masuk ke dalam tema seni yang dibawakan.
Penonton tidak hanya menjadi obyek yang membuat agar aksi Ari yang berkolaborasi dengan Ficky Tri Sanjaya, Richardus Ardita, dan Sabani Thipani ini sah menjadi sebuah pementasan. Namun penonton juga sebagai aktor yang pasif.
"Pada pertunjukan ini, kita akan bertemu dan berinteraksi dengan seorang aktor yang menceritakan kisah hidupnya sendiri, setidaknya dia menganggap demikian. Alih-alih menampilkan bagian-bagian yang menyenangkan atau membanggakan, dia lebih memilih mengambil dari ingatan tanpa penilaian baik dan buruk," kata Ari Dwianto.
Sejak awal hingga akhir, aktor bertutur dengan langgam komunikasi biasa maupun tak biasa, tentang pengalaman hidupnya. Selayaknya aktor monolog, bercerita sendiri tanpa menghiraukan konflik tokoh lainnya. Ia menceritakan berbagai hal, dengan diselingi beberapa fase musik dan artistik panggung lainnya.
Dari pementasan ini juga tampak jelas kematangan Ari Dwianto dalam menghadirkan pengalamannya melalui setiap gerak dan kata ini adalah proses yang berpadu dengan perdaban kehidupan yang penuh sarat.
Ari Dwianto seolah sedang mengisyaratkan bahwa pengalaman seseorang belum tentu sama dengan pengalaman orang lain. Bahkan, pengalaman dua orang kembar pun tidak bisa sama. Ia juga menggambarkan bahwa keduanya memiliki tubuh masing-masing, memiliki ruang dan waktu masing-masing, dan memiliki jiwa masing-masing, namun bukan berarti pengalam seseorang tidak penting. Setidaknya, ada hal yang dapat dipelajari dalam setiap pengalam.
Pementasan "Potret Diri" ini disutradarai sendiri oleh aktor Ari Dwianto. Pementasan yang digelar dalam tajuk 'Jagongan Wagen' ini merupakan ruang ekspresi para seniman yang sedang menempa ilmu di 'Kawah Candradimuka' Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Dan, 'Jagongan Wagen' di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja ini rutin dilaksanakan sebagai perwujudan proses kreatif, kolaboratif, eksploratif, dan edukatif.
Artikel ini berdasarkan liputan Fredy Wansyah, kontributor merahputih.com yang bertugas di wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya. Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Ini Saran Lola Amaria Untuk Meningkatkan Potensi Wisata Indonesia
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Imbas Demo Ricuh di Solo, Pemkot Batasi Semua Gelaran Event hingga 22.00 WIB

Ciputra Artpreneur Gelar Konser Film 'Beauty and the Beast' dengan Iringan Musik Orkestra Langsung

Galeri Indonesia Kaya Persembahkan 'Kam1 Menar1' Rayakan Hari Jadi Ke-11
DKI Hadirkan Ruang Kreasi Ramah Difabel Lewat Festival Budaya di GKJ dan TIM

Alur Cerita Pementasan Teater 'Sang Kembang Bale'
Pentas Teater 'Sang Kembang Bale' Segera di Gelar
ArtMoments 2024 Siap Digelar Bertemakan 'Renewal'

Segera Digelar, ini Alur Cerita Pentas Teater 'MATAHARI PAPUA'
Teater Koma Gelar Pentas 'Matahari Papua', Bicara soal Perjuangan
