Pembatasan Minyak Rusia Bakal Bikin Harga Capai USD 140 per Barel


Lapangan minyak Khurais, di 160 km (99 miles) dari Riyadh, Arab Saudi. ANTARA/REUTERS/Ali Jarekji/aa.
MerahPutih.com - Harga minyak global masih akan bergejolak, seiring penerapan sanksi yang diberlakukan pada Rusia, untuk membatasi dana perang negara tersebut di Ukraina.
Harga minyak dapat melonjak 40 persen menjadi sekitar US 140 dolar per barel jika batas harga yang diusulkan terhadap minyak Rusia tidak diadopsi.
Baca Juga:
Harga Minyak Melonjak, Ketahanan Pasokan BBM Bersubsidi Pertalite Kisaran 17 Hari
Menteri Keuangan AS Janet Yellen akan membahas implementasi proposal batas harga AS dan perkembangan ekonomi global dengan Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki, saat melakukan pertemuan di Selasa (12/7).
Pejabat Jepang menyatakan keprihatinan tentang batas harga yang ditetapkan pada minyak rusia, terlalu rendah. Jepang tetapi tidak menolak kisaran harga potensial USD 40 hingga USD 60 per barel.
Yellen menggunakan perjalanan pertamanya ke kawasan Indo-Pasifik sebagai menteri keuangan untuk membangun dukungan bagi pembatasan harga yang diusulkan pada minyak Rusia.
Amerika Serikat dan negara-negara kaya Kelompok Tujuh lainnya, di antaranya Inggris, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, dan Jepang, bersama dengan Uni Eropa, pada Juni sepakat untuk menjajaki pengenaan batas untuk mengurangi pendapatan Moskow.
Yellen melihat pembatasan sebagai cara untuk menjaga minyak tetap mengalir dan mencegah lonjakan harga lebih lanjut yang dapat menyebabkan resesi.
Pemodelan Departemen Keuangan menunjukkan, penerapan sanksi tanpa pengecualian harga dapat memicu kenaikan harga minyak mentah yang signifikan, berpotensi mengirimnya ke sekitar USD 140 per barel dari sekitar 100 dolar AS per barel sekarang.
Saat ini, perusahaan Uni Eropa, Inggris dan AS menyumbang sekitar 90 persen dari asuransi dan reasuransi pengiriman minyak global, yang akan mempersulit Rusia untuk menjaga agar minyak tetap mengalir begitu sanksi itu mulai berlaku pada akhir tahun ini.
Di perdagangan Selasa (12/7), harga minyak mentah berjangka Brent September turun USD 1,47 atau 1,4 persen, menjadi diperdagangkan di USD 105,63 per barel.
Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus berada di USD 102,50 per barel, tergelincir 1,59 dolar AS atau 1,5 persen. (*)
Baca Juga:
Janji OPEC+ Tingkatkan Produksi Tidak Bisa Turunkan Harga Minyak
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
BPJPH dan BPOM Didesak Usut Tuntas Status Kehalalan Ompreng Program MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi

Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat
![[HOAKS atau FAKTA]: Perdana Menteri Malaysia Tantang Indonesia Perang di Laut Ambalat](https://img.merahputih.com/media/57/be/b4/57beb4f39c46834d56d0e5242ebe5b5d_182x135.png)
Sidang Majelis Umum PBB Diusulkan Pindah ke Jenewa Setelah AS Bakal Tolak Visa Bagi Palestina

Indonesia Sudah Terjunkan Bantuan 91,4 Ton Agar Warga Gaza Bisa Makan

1,3 Juta Warga Gaza Bakal Dipaksa Berpindah ke Selatan, Perburuk Penderitaan
