Karier

Pekerja Milenial versus Senior, Babak Baru Drama di Perkantoran

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 27 November 2019
Pekerja Milenial versus Senior, Babak Baru Drama di Perkantoran

Yang dibutuhkan adalah keterbukaan bukan drama. (Foto: Pexels/rawpixel.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

DUAPULUH tahun yang lalu, pekerja kantoran diisi oleh generasi tradisionalis (kelahiran 1925 - 1945), baby boomers (kelahiran 1946 - 1964), dan generasi X (1965 - 1979). Hidup dalam dunia analog, para pekerja di masa itu lekat dengan segala sesuatu yang membutuhkan proses. Bagaimana tidak? Hanya untuk bisa berkomunikasi saja dibutuhkan waktu berhari-hari. Selain itu, kentalnya adat ketimuran membuat mereka begitu menghargai pekerja-pekerja yang lebih senior.

Bertahun-tahun kemudian, para tradisionalis mulai meninggalkan ranah profesional. Kepergian mereka dari dunia kerja menghadirkan dua generasi baru; generasi milenial (anak-anak dari generasi baby boomers yang lahir dari tahun 1980an hingga 1990an) dan generasi centennials atau generasi Z (anak-anak dari generasi X yang lahir di akhir 90an hingga 2010).

Baca juga:

Bisa Bahasa Jepang Bikin Kamu Gampang Cari Kerja

Generasi Milenial
Adanya kesenjangan nilai antara generasi milenials dengan generasi di atasnya. (Foto: Pexels/Pixabay)

Dua generasi ini hidup di era digital. Begitu piawainya mereka mengoperasikan teknologi membuat mereka dijuluki sebagai digital native. Tumbuh dan berkembang bersama dunia digital rupanya turut mempengaruhi ritme kerja mereka di dunia profesional. "Teknologi menawarkan segala hal secara cepat, semuanya serba instan. Itu membuat pekerja milenial enggak suka yang muter-muter. Mereka maunya to the point dan serba cepat," jelas Managing Director TALKINC, Erwin Parengkuan saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Dunia digital turut membuat arus globalisasi menghanyutkan pekerja usia muda. Itu juga membawa pengaruh pada cara mereka berkomunikasi. Gaya komunikasi pekerja milenial ini cenderung tanpa basa-basi. Sayangnya, sikap terbuka dan berterus terang tersebut tak selalu dipandang positif oleh rekan kerja mereka yang lebih senior. "Pekerja senior lihatnya anak-anak milenial tidak sopan, cuek, dan lain-lain," tutur Co-founder TALKINC, Becky Tumewu ditemui di tempat yang sama.

Sebaliknya, anak milenial menilai seniornya terlalu lebay, minta dihormati, kaku, dan baperan. Perbedaan cara pandang itu tentu menyebabkan kekacauan di dunia kerja.

"Jika dilihat dari musik saja musik 70an, 80an, 90an dan 2000an berbeda sekali. Itu baru dari selera musik, bagaimana dengan isi kepala? Isi kepala empat generasi ini beda-beda. Itulah yang kemudian menjadi gap dalam dunia kerja," timpal Erwin.

Baca Juga:

Wujud Perlindungan Hukum Tenaga Kerja di Era Revolusi Industri 4.0

Pekerja Milenial
Drama baru yang bermula hanya dari ketidakmengertian nilai. (Foto: Pixabay/rawpixel.com)

Keduanya mengatakan, drama antara generasi milenial dan generasi senior bahkan bisa dimulai dari hal yang sangat sederhana dan sepele. "Misalnya, ada atasan dari generasi baby boomers dan generasi X. Lalu generasi milenial lewat depat mereka pakai headset tanpa menyapa. Si generasi baby boomers dan generasi X merasa tersinggung dan terabaikan. Sementara generasi milenial pikir, "ya ini emang cara saya. Saya seperti ini bukan karena tidak menghargai mereka". Itu baru masalah kecil, belum lagi dari gestur tubuh, cara bicara, hingga komunikasi via whatsapp. Bisa menimbulkan kesalahpahaman," urai Becky mencontohkan.

Respon negatif dari senior mereka, ditanggapi acuh tak acuh oleh para generasi milenial. "Mereka berpikir, "saya tuh datang ke kantor ingin kerja. Kenapa masalah sepele diributkan?"," tambah Erwin.

Tak ingin diintervensi untuk hal-hal sepele biasanya menyebabkan pekerja milenial merasa tak nyaman. Jika dibiarkan, mereka tak segan untuk mengundurkan diri dari kantornya. "Itulah mengapa pekerja milenial suka gonta-ganti pekerjaan. Mereka harus ingat, pekerja tak hanya diminta untuk menyelesaikan segala sesuatu secara cepat tetapi juga santun dan menghargai teamwork," tukas Becky. (avia)

Baca Juga:

Kerja Shift Malam? Ini Caranya Agar Tetap Sehat

#Pekerjaan #Rekan Kerja #Dunia Kerja #Tenaga Kerja #Milenial
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Buka Program Difabel Empowering, PAM Jaya Beri Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas
PAM Jaya menggelar program Difabel Empowering. Sebanyak 100 penyandang disabilitas akan mengikuti berbagai pelatihan keterampilan.
Soffi Amira - Rabu, 22 Oktober 2025
Buka Program Difabel Empowering, PAM Jaya Beri Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas
Indonesia
Pelamar Program Magang Nasional Tembus 156 Ribu, Kuota November Naik 4 Kali Lipat
Total posisi yang ditawarkan untuk Program Magang tahap pertama pada Oktober 2025 ini hanya 26.181 lowongan yang disediakan oleh 1.666 perusahaan.
Wisnu Cipto - Jumat, 17 Oktober 2025
Pelamar Program Magang Nasional Tembus 156 Ribu, Kuota November Naik 4 Kali Lipat
Indonesia
BBM Masih Langka, Pegawai SPBU Swasta Bertahan dengan Jualan Makanan dan Minuman
Para pegawai SPBU swasta kini harus berjualan makanan dan minuman di tengah kelangkaan BBM.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
BBM Masih Langka, Pegawai SPBU Swasta Bertahan dengan Jualan Makanan dan Minuman
Berita Foto
Pendaftaran Program Magang Pemerintah dengan Gaji Rp3,3 Juta Mulai Dibuka
Sejumlah pekerja berjalan kaki di Trotoar jalan Sudirman-Thamrin, Kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 09 Oktober 2025
Pendaftaran Program Magang Pemerintah dengan Gaji Rp3,3 Juta Mulai Dibuka
Indonesia
Pemerintah Jamin Program Magang Nasional Kemnaker 2025 Murni Dilakukan Perusahaan
Pemerintah menjamin, bahwa program Magang Nasional Kemnaker 2025 murni dilakukan perusahaan. Program ini berlangsung mulai 7-12 Oktober 2025.
Soffi Amira - Selasa, 07 Oktober 2025
Pemerintah Jamin Program Magang Nasional Kemnaker 2025 Murni Dilakukan Perusahaan
Indonesia
Pemerintah Buka Pendaftaran Magang Bergaji Rp 3,3 Juta Mulai 15 Oktober, Daftar Lewat SIAPkerja
Program Magang Nasional Fresh Graduate 2025 ini merupakan salah satu stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Buka Pendaftaran Magang Bergaji Rp 3,3 Juta Mulai 15 Oktober, Daftar Lewat SIAPkerja
Indonesia
Ada Perjanjian IEU-CEPA, Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Kerja di Uni Eropa
Pemerintah bisa membantu dari sisi pelatihan untuk calon pekerja migran, mulai dari belajar bahasa asing gratis, hingga peningkatan kemampuan di bidang tenaga kesehatan.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 26 September 2025
Ada Perjanjian IEU-CEPA, Anak Muda Indonesia Berpeluang Besar Kerja di Uni Eropa
Indonesia
Program Magang Dengan Gaji Setara UMP atau Rp 3,3 Juta Per Bulan Dapat Menyaring 10 Persen Lulusan Baru Universitas
Saat ini program ini tengah dimatangkan bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Program Magang Dengan Gaji Setara UMP atau Rp 3,3 Juta Per Bulan Dapat Menyaring 10 Persen Lulusan Baru Universitas
Indonesia
Miliki Anggaran Paling Besar Dibanding Lembaga Negara, Program Makan Bergizi Gratis Serap 600 Ribu Tenaga Kerja
Alokasi anggaran tambahan sebesar Rp 268 triliun untuk 2026 akan diprioritaskan untuk program ini, dengan stand by Rp 67 triliun karena totalnya Rp 335 triliun.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 September 2025
Miliki Anggaran Paling Besar Dibanding Lembaga Negara, Program Makan Bergizi Gratis Serap 600 Ribu Tenaga Kerja
Indonesia
Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP
Pemerintah segera membuka program magang untuk 20.000 fresh graduate. Nantinya, mereka akan memperoleh gaji sesuai UMP di daerah masing-masing.
Soffi Amira - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Buka Program Magang untuk 20 Ribu Fresh Graduate, Digaji Sesuai UMP
Bagikan