Pandemi Kalahkan EO, Ubah 'Core' Bisnis ke Online


Salah satu event yang diikuti olehnya. (Foto: dok Yohanes Isan)
TIDAK ada yang mengantisipasi kedatangan virus corona dan menyebar secara cepat ke seluruh dunia. Selain mengancam banyak jiwa, pandemi ini juga berdampak pada banyak seluruh sektor usaha. Seperti kuliner, pariwisata, industri musik serta film, dan lain sebagainya.
Untuk memutuskan rantai virus ini, pemerintah terpaksa harus menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan melakukan lockdown di beberapa daerah Indonesia. Saat itulah perekonomian mulai menjadi tersendat, banyak usaha yang bangkrut hingga meningkatnya jumlah pengangguran.
Beruntung masih banyak orang yang mampu mengubah bencana tersebut dengan mencari alternatif lain demi mendapatkan penghasilan di tengah pandemi ini. Salah satunya adalah Yohanes Isan.
Baca Juga:
Wida Winarno: 'Berkawan' dengan COVID-19 untuk Survive di Pandemi

Pria yang kerap dipanggil Isan adalah mahasiswa di Universitas Atmajaya Yogyakarta. Sembari menyelesaikan skripsinya, sebelumnya Isan magang sebagai event organizer (EO) di bawah naungan Sinarmas dan telah bekerja selama tujuh bulan mulai dari Agustus 2019 hingga Maret 2020. Ia mengatakan penghasilannya terbilang besar untuk anak kuliah.
“Jadi ada gaji pokok dan gaji event. Kalau dijumlahin kira-kira sebulan itu bisa mencapai lima juta, udah ditambah bonus. Saya juga bekerja di divisi kreatif dan produksi,” ungkap Isan.
Isan menganggap bahwa bekerja di dua divisi sekaligus tersebut menambah pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia event. Karena keterampilannya dalam mengatur sebuah acara, Isan juga membuat EO bersama dengan lima temannya yang bernama Anak Muda Gold (AMG).
Namun, tidak ada yang bisa memprediksi kedatangan COVID-19. Banyak event yang harus dibatalkan demi keselamatan banyak orang. Isan mengaku bahwa terdapat sekitar tujuh event yang terpaksa batal karena pandemi dan berpengaruh terhadap penghasilannya.
“Event yang batal itu kira-kira penghasilannya Rp 500 ribu perhari. Rata-rata setiap event itu berlangsung selama tujuh sampai delapan hari. Jadi pandemi COVID-19 sangat berdampak untuk pekerja di EO ini,” jelas Isan.
Baca Juga:
Motherhope Indonesia, Lampaui Tantangan Bantu Ibu Muda Menyintas Baby Blues

Melihat pandemi yang makin menyebar di Indonesia serta kosongnya jadwal event pada EO tersebut. Kemudian Isan memutuskan untuk keluar dan mencari pekerjaan alternatif lainnya untuk bertahan selama pandemi. Namun, susahnya pekerjaan pada saat itu membuat mental Isan terpuruk.
“Awalnya, psikis saya sempat kena karena tidak ada job. Jadi selama tiga bulan, dari Maret sampai Juni saya cuma bisa merenung karena kaget. Dari yang awalnya ada penghasilan cukup besar, tiba-tiba jadi tidak ada penghasilan sama sekali,” kata Isan.
Kemudian di bulan Juli, Isan memulai bisnis konveksi baju yang sebelumnya sudah pernah ia lakukan sebelum menjadi EO. Ia menjadikan bisnis tersebut sebagai awal “balas dendam” semenjak corona membuatnya tidak ada penghasilan. “Bisnis ini saya anggap sebagai balas dendam awal. Saya juga tidak menggunakan modal sama sekali karena dibantu sama teman untuk merintis ulang lagi,” kata Isan.
Setelah memproduksi 40 baju untuk dijual, penghasilannya hanya mencapai Rp1 juta selama sebulan. Melihat penghasilannya yang sangat turun drastis dibandingkan dengan pekerjaan sebelumnya, Isan akhirnya membuka bisnis keduanya, menjual cocktail.
“Untuk cocktail udah mulai dari Oktober 2020 dan sudah ada empat kota. Di Jogja dan Surabaya dipegang teman. Jakarta Timur dan BSD dipegang saya. Kalau ditotalin baru dapat Rp 800 ribu untuk penghasilan cocktail dari pertama ngejual.” Ujar Isan.
Baca Juga:

Walaupun masih jauh dari ekspetasinya, namun Isan tetap berusaha dengan memanfaatkan media online sebagai kunci dari penghasilannya tersebut. Ia juga berharap para pekerja lainnya yang terkena dampak corona, agar tidak terpuruk dan mencari jalan lain untuk membuat penghasilan. “Daripada hanya merenung dan tidak ada hasilnya, lebih mending langsung melakukan sesuatu. Meskipun penghasilannya kecil, tapi yang penting ada hasil dari usaha,” katanya mantap.
Selain itu, pria berusia 22 tahun tersebut juga membagikan tips kepada pekerja lainnya untuk tetap survive dalam menjalani pandemi yang sangat berdampak bagi mereka. “Pertama, jangan mikir kalau pendapatan lo cuma ada di satu pekerjaan saja. Kalau begitu, pasti berujung akan nge-stuck di pemikiran tersebut dan tidak ada kemajuan dari diri sendiri,” jelas Isan.
Selanjutnya, ia juga menegaskan bahwa harus explore lebih dalam dan tidak harus mengikuti tren, seperti bisnis cocktailnya yang jarang dijual di media sosial. “Prinsip saya yaitu lebih mending membuat tren daripada mengikuti tren. Karena kalau sudah membuat tren, itu udah enak. Apalagi yang dijual itu beda dari orang lain, ditambah cocktail saya juga racikan sendiri,” ungkap Isan.
Kemudian menurut Isan, jangan terlalu banyak merenung dan menyesal dengan apa yang telah terjadi. Lebih baik merenung untuk memikirkan langkah yang akan diambil kedepannya. Ia juga menambahkan, selama pandemi ini justru lebih banyak saingan terutama di bisnis online. Jadi, kamu harus berfikir positif bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan dan tidak kalah saing dengan orang lain. (scp)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Imbas Demo Ricuh di Solo, Pemkot Batasi Semua Gelaran Event hingga 22.00 WIB

Jangan Lewatkan, 4 Event Seru di 2025 yang Wajib Kamu Datangi

Hadirkan Khabib Nurmagomedov, Kahf Ingin Menginspirasi Generasi Muda untuk Ambil Langkah Nyata

Gandeng Cinta Laura Kiehl, Wondherland kembali Hadirkan Keseruan dan Diskon Besar

Gelaran Road to Tangsel Marathon 2024 Berlanjut di Pamulang

Digitalisasi Perizinan Event, Kapolri Tegaskan agar tak Terjebak Birokrasi Berbelit

Ribuan Warga Berebut 41 Gunungan di Event Solo Great Sale

110 Perhelatan Unggulan Bakal Digelar Sepanjang 2024

Erick Ngaku Sedih Messi Tidak Bertanding di Gelora Bung Karno

Pramudya/Yeremia dan Ginting Bertarung di Semifinal Indonesia Open 2023
