PAN dan Golkar Merapat Prabowo, Peta Koalisi Pemerintah Berubah
Deklarasi dukungan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8/2023). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU)
MerahPutih.com - Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), secara resmi menegaskan dukunganya bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kepada Prabowo Subianto untuk menjadi calon presiden. Dukungan dua partai tersebut, dinilai mengubah peta koalisi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pengamat politik dari Universitas Brawijaya Wawan Sobari mengatakan, selama ini Partai Golkar identik dengan PDI Perjuangan, yang mengusung bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024.
Baca Juga:
Ketua PDIP Solo Tanggapi Langkah PAN dan Golkar Dukung Prabowo
"Memang ini secara riil betul-betul mengubah koalisi, karena sebelumnya Golkar itu identik dengan PDI Perjuangan," kata Wawan.
Dengan dukungan dari Partai Golkar, PAN, dan PKB maka perubahan yang terjadi akan signifikan. Koalisi yang mengusung Prabowo sebagai bakal capres untuk Pilpres 2024 saat ini mencapai 46 persen kursi di parlemen.
Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, PDI Perjuangan harus benar-benar mengoptimalkan penunjukan tokoh sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo.
Merapatnya tiga partai ke Gerindra itu, menurut Wawan, akan menjadikan kontestasi Pemilu 2024 lebih berimbang.
"Tapi, memang di sisi lain, menurut saya, pertarungan makin berimbang; karena sampai saat ini Anies Baswedan juga masih belum clear. Anies baru didorong oleh Partai NasDem," katanya.
Ia menambahkan langkah politik Partai Golkar dengan memberikan dukungan kepada Prabowo Subianto, merupakan kejutan besar, mengingat sebelumnya partai berlambang pohon beringin itu masih mengusung Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai bakal capres.
"Kalau sekarang, Airlangga sudah menyadari bahwa dia dengan Partai Gerindra dan secara perolehan suara (Pemilu) 2019, Partai Gerindra lebih baik dari Partai Golkar," jelasnya.
Peta koalisi politik saat ini, menurut Wawan, sudah berubah dan tidak lagi sesuai dengan koalisi yang ada dalam pemerintahan saat ini.
"Koalisi yang terjadi menggambarkan apa yang akan ada pada pemerintahan ke depan usai Pemilu 2024. Artinya, koalisi sekarang sudah tidak dihitung lagi. Itu menunjukkan bahwa apa bedanya ketika Partai NasDem mencalonkan Anies," ujarnya dikutip Antara. (*)
Baca Juga:
Golkar dan PAN Dukung Prabowo Subianto Sesuai Skenario Koalisi Besar, Ada Arahan Jokowi
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Idrus Marham Yakin Bahlil Setia ke Prabowo Meski Dihujat di Media Sosial
Kritik Terhadap Bahlil Lahadalia Dinilai Sudah Kebablasan dan Menyerang Personal Tanpa Berlandaskan Fakta, Golkar Siap Tempur?
AMPG ke Laporkan Meme Bahlil ke Polisi, Golkar Tegaskan bukan Instruksi DPP
Ketum Bahlil Lahadiala Bagikan 610 Ribu Paket Sembako Peringati HUT Ke-61 Partai Golkar
Golkar Nilai Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional Sebagai Hal Wajar, Era Orde Baru Resmi Dihormati Negara?
Kader Golkar Adukan sejumlah Akun Medsos yang Ledek Bahlil ke Polisi
Peluncuran Buku Bertema Pancasila Sebagai Ideologi Partai Golkar di Jakarta
Bahlil Tolak Tunduk Narasi Negatif, Golkar Klaim Publik Lebih Cerdas Menilai
Imbas Demo Rusuh di PT Timah, Politikus Golkar Bambang Patijaya Laporkan Akun Media Sosial ke Polisi
Prabowo: Terus Terang Aja Loh, Saya Tuh Nggak Dendam Sama Anies