Pameran Seni 'Constellation: Global Reflections' Hadirkan Lebih dari 20 Seniman dari Perwakilan G20


'Constellation: Global Reflections' bentuk keterlibatan seniman dalam G20. (ist)
PAMERAN seni luar ruangan berskala besar Constellation: Global Reflections (CGR) oleh seniman dari setiap negara anggota G20 sudah terselenggara sejak 18 November 2022 kemarin. Pameran seni ini dikuratori oleh Chief of Fung Collaboratives Art Organization Mr. Lance M. Fung.
Dalam prosesnya, Fung bekerja sama dengan para seniman selama setahun untuk mewujudkan komisi dan investigasi pemikiran mereka tentang ekologi, kolonialisme, dan konsumsi di tengah arena politik.
Baca juga:
Pekan Komponis Indonesia Hadirkan Tujuh Penampil dari Dalam dan Luar Negeri
Lihat postingan ini di Instagram
Dengan pameran luring yang masih berlangsung, pihak penyelenggara mengundang para pecinta seni untuk menghadiri Zoom Artist Talk. Dalam kesempatan itu menampilkan seniman Tony Albert, Minerva Cuevas, Kota Hirakawa, Naledi Tshegofatso Modupi. Sementara Ilya dan Emilia Kabakov, Yinka Shonibare CBE, Xu Bing dan Kimsooja akan membagikan pemikiran mereka tentang isu-isu iklim dan sosial dalam sesi tersebut.
Lance Fung mengungkapkan bahwa, semua karya seni dua dimensi ini terinspirasi oleh topik yang dibahas oleh G20: perubahan iklim, persaingan yang adil hingga kerja sama global.
“Mengajak semua orang dari seluruh dunia untuk bersama-sama menghargai seni. Membahas tentang pembangunan masa depan yang lebih baik dan kuat. Sama seperti tema pameran seni ini yang bertujuan untuk refleksi global,” ucap Fung seperti dikutip dari International Media.
Baca juga: Pidato Kebudayaan DKJ 2022, Pentingnya 'Lumbung' Bagi Kesenian
Lihat postingan ini di Instagram
Para kelompok seniman yang sangat beragam ini, mencakup seniman yang berusia 30 sampai 90an tahun. Setiap seniman menawarkan pandangan pribadi tentang perlunya kerja sama global dan perubahan kebijakan berkelanjutan. Semuanya terkait pada keadilan lingkungan, kenaikan permukaan laut, polusi plastik di laut, kesetaraan gender dan kembali ke dasar kemanusiaan serta empati dalam pameran yang belum pernah ada sebelumnya ini.
Adapun karya seni yang dibuat di Bali, menyajikan 20 karya seni yang dicetak secara digital pada tekstil yang terbuat dari plastik daur ulang dan diintergrasikan ke dalam patung berukuran 10 kaki yang bertenaga surya. Patung ini bahkan diartikan sebagai sebuah mercusuar yang memanggil orang-orang dari seluruh dunia untuk berkumpul melihat seni dan berdiskusi bagaimana cara menciptakan masa depan yang lebih baik dan kuat.
Bagi kamu yang tertarik mengikuti diskusi terbuka dan bisa mengunjungi laman Bit.ly/ZoomG20ArtCinstellations dan akan diselenggarakan pada 10 Desember 2022 mulai pukul 10.00 WIB. (far)
Baca juga:
Pidato Kebudayaan DKJ 2022, Pentingnya 'Lumbung' Bagi Kesenian
Bagikan
Berita Terkait
Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur

Saat Pertemuan Menteri G20 Sri Mulyani Pamer Cara Indonesia Atasi Masalah Dana Buat Pembangunan

Bahas Perang Tarif di Afrika Selatan, Sri Mulyani Ingin G20 Kerja Sama Saling Menguntungkan

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Transformasi ArtMoments Jakarta: Pameran Seni 2025 Usung Tema 'Restoration'

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer
