Pakar UGM Sarankan Pemerintah Agar Mulai Kembangkan Sektor Energi Nuklir


Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka di ruang Hotcell milik Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Puspiptek Serpong. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
MerahPutih.Com - Sektor energi nuklir selama ini masih menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Sebagian pegiat lingkungan menolak keras kehadiran energi nuklir karena dianggap membahayakan umat manusia.
Sementara Indonesia sudah memiliki Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang hingga saat ini belum dimaksimalkan fungsi dan perannya.
Baca Juga:
Atas dasar itu, Yudi Utomo, pakar nuklir dari Universitas Gadjah Mada menilai sudah saatnya pemerintah Indonesia mulai mengembangkan energi nuklir menyusul terpilihnya BATAN sebagai pusat kolaborasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

"Pusat kolaborasi itu sifatnya dunia. Malah bagus, artinya menunjukkan peran kita di tingkat dunia. Selain itu, ada satu bidang yang banyak kita belajar, bahkan orang-orang kita terlibat di tingkat dunia yaitu produk di bidang energi misalnya pembangkit listrik," ujar pengajar UGM ini ketika dihubungi di Jakarta, Senin (2/12).
Sebelumnya, BATAN dipilih oleh IAEA untuk menjadi satu-satunya pusat kolaborasi 2 lingkup kegiatan, yakni uji tak rusak dan pemuliaan tanaman.
Berbagai varietas tanaman juga dikembangkan oleh badan tersebut, seperti padi yang punya waktu panen lebih cepat sampai dengan sorgun yang dimodifikasi hingga tahan hama.
Tidak hanya varietas tanaman, beberapa pencapaian non-energi yang dicapai teknologi nuklir Indonesia juga termasuk mampu memproduksi radioisotop yang diperlukan untuk kesehatan. Untuk hal itu, Indonesia termasuk yang memimpin diantara negara-negara Asia.
Yudi Utomo sebagaimana dilansir Antara mengatakan, yang belum dikembangkan di Indonesia adalah sektor energi atau dalam bentuk pembangkit listrik. Padahal Indonesia memiliki banyak lulusan teknik nuklir yang akhirnya menggunakan ilmunya di luar negeri.
Baca Juga:
Hal itu perlu menjadi perhatian pemerintah bagaimana memanfaatkan talenta-talenta teknik nuklir yang ada di Indonesia, lanjunya.
"Pemerintah belum memberikan perhatian terhadap pembangkit listrik nuklir. Sehingga akhirnya mereka dimanfaatkan oleh dunia, bukan negara ini. Mungkin pemerintah khawatir dengan nuklir, padahal orang-orang kita diakui oleh dunia, kan sayang," pungkasnya.(*)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
UGM Nonaktifkan Status Mahasiswa Dwi Hartono Tersangka Otak Pembunuhan Kepala Cabang BRI

[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi
![[HOAKS atau FAKTA]: Polisi dan Kejaksaan Periksa semua Orang yang Ikut Temu Alumni UGM bersama Jokowi](https://img.merahputih.com/media/87/d4/c2/87d4c2f6df5e66141ccee3b8612dbf8b_182x135.jpeg)
Cuaca Panas, Negara-Negara Eropa Tutup PLTN, Harga Listrik Naik Tajam

Kunjungi Fakultas Kehutanan UGM, Jokowi Mau Reuni dengan Teman Kuliah

Kemenlu Ungkap Diplomat Arya Daru Pernah Hadapi Bahaya di Turki dan Iran Hingga Saksi Kasus TPPO di Jepang

Diplomat Muda Tewas Dilakban di Kamar Kos, UGM Selaku Almamater Angkat Suara

Sosok Mahasiswa UGM yang Tewas Tenggelam di Maluku Tenggara Disebut Punya Pengabdian Tinggi dan Penuh Dedikasi

Kronologi 2 Mahasiswa KKN UGM Meninggal Akibat Perahu Terbalik di Maluku

Jasad 2 Mahasiswa KKN UGM Korban Kapal Terbalik Diserahkan RS, Pemulangan Tanggung Jawab Keluarga

Lokasi KKN saat Kuliah di UGM Dipertanyakan, Jokowi: Silakan Dicek Saja
