Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin

Ilustrasi mesin mobil (Suzuki)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Ir. Ronny Purwadi, M.T., Ph.D., meluruskan kekhawatiran publik mengenai sifat etanol yang dianggap korosif dan berpotensi merusak mesin kendaraan.

"Etanol memang bersifat higroskopis, artinya bisa menyerap air. Tapi higroskopis bukan berarti korosif," ujar Ronny di Jakarta, Senin.

Penjelasan ini disampaikan Ronny menyusul rencana pemerintah mengimplementasikan bahan bakar E10 mulai tahun depan, yang memicu kekhawatiran di masyarakat tentang potensi korosi pada mesin kendaraan akibat etanol.

Menurut ahli teknologi pengolahan biomassa dan pangan ini, anggapan bahwa etanol pasti korosif adalah tidak tepat dan harus diluruskan. Ia menjelaskan, dalam campuran E10, air yang masuk akan diserap oleh etanol. Namun, keberadaan air tersebut tidak otomatis menyebabkan korosi.

Baca juga:

Guru Besar ITB Sebut Campuran 10 Persen Etanol Langkah Visoner Optimalkan Bahan Naku Lokal Indonesia

Korosi, jelas Ronny, hanya terjadi jika material logam tidak dilapisi pelindung atau terpapar kondisi lembap secara terus-menerus. Ia mencontohkan, air dalam botol stainless steel atau pipa yang dilapisi tidak serta-merta menyebabkan karat.

"Hal-hal seperti itu yang memang tidak terekspos sehingga orang pikir higroskopis pasti korosi, belum tentu. Yang jelas kontak dengan air tidak selalu karatan, itu yang mungkin kita harus fair dalam hal mengamati itu," tegasnya.

Ronny menambahkan bahwa kendaraan modern saat ini sudah dirancang untuk kompatibel dengan bahan bakar campuran seperti E10, bahkan dengan kadar etanol yang lebih tinggi. Ia berpesan agar masyarakat tidak perlu khawatir jika kendaraannya sudah dipersiapkan dengan baik.

Selain meluruskan isu korosi, Ronny menyoroti keunggulan etanol lain, yaitu kandungan sulfur yang sangat rendah. Karena tidak berasal dari minyak bumi, pencampuran etanol dalam bensin seperti E10 justru membantu mengurangi total emisi sulfur. Etanol juga menghasilkan emisi CO2 yang lebih rendah dan tidak meninggalkan residu karbon padat.

Etanol sudah menjadi bahan bakar umum di berbagai negara, seperti Brasil (dengan 80% flexy-fuel vehicle), Swedia (untuk transportasi umum), serta sudah menjadi target penggunaan E10 di Amerika Serikat, Eropa, India, dan Thailand. Dengan demikian, ia berharap masyarakat memahami konteks teknis etanol secara menyeluruh dan tidak buru-buru menganggapnya berbahaya.

Baca juga:

DPR Wanti-Wanti ESDM tak Impor Etanol, Pastikan Pasokan Domestik sebelum Jalankan E10

Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyiapkan peta jalan implementasi BBM E10 sebagai bagian dari transisi energi. Beberapa pakar lain juga sepakat bahwa kendaraan modern sudah kompatibel dengan bahan bakar ini.

"Mobil produksi tahun 2000 ke atas, E10, E20, tidak masalah (kompatibel), karena sudah dirancang untuk itu. sedangkan di bawah tahun itu masih macam-macam, tergantung merek." kata Peneliti ITB sekaligus Anggota Komite Teknis untuk Bahan Bakar dan Bioenergi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Prof. Dr. Eng. Ir. Iman K. Reksowardojo M. Eng.

Senada, Pakar Otomotif ITB Yannes Martinus Pasaribu juga menyatakan bahwa campuran E10 aman untuk kendaraan modern.

"Campuran etanol pada BBM 10 persen (E10) umumnya aman pada mesin mobil dan motor injeksi keluaran 2010 ke atas, karena material selang, seal, pompa, injektor, serta kalibrasi ECU sudah kompatibel, sehingga manfaatnya justru meningkatnya angka oktan, lebih tahan knocking, menurunkan emisi CO2," kata Yannes.

#Etanol #BBM #Bahan Bakar Minyak #ITB
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin
Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyiapkan peta jalan implementasi BBM E10 sebagai bagian dari transisi energi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin
Indonesia
BBM E10 Rusak Mesin? Guru Besar UB Bongkar Mitos yang Bikin Rugi
Langkah ini bukan hanya bertujuan mencapai kemandirian
Angga Yudha Pratama - Jumat, 17 Oktober 2025
BBM E10 Rusak Mesin? Guru Besar UB Bongkar Mitos yang Bikin Rugi
Indonesia
BBM 'Hijau' Bikin Was-Was, Kementerian ESDM 'Paksa' Industri Otomotif Uji Ketahanan E10
Saat ini, penerapan bioetanol belum bersifat mandatori
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
BBM 'Hijau' Bikin Was-Was, Kementerian ESDM 'Paksa' Industri Otomotif Uji Ketahanan E10
Indonesia
Bye-Bye Knocking! BBM E10 Bikin Mobil Modern Senyum, Mesin Tua Auto Menangis
Pada kendaraan berteknologi lama umumnya produksi sebelum 2010, materialnya belum comply etanol dalam persentase lebih dari 5 persen
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
Bye-Bye Knocking! BBM E10 Bikin Mobil Modern Senyum, Mesin Tua Auto Menangis
Indonesia
DPR RI Desak Pemerintah dan Aparat Hukum Tindak 13 Perusahaan Diduga Kongkalikong Solar Subsidi
Pemerintah bersama Kejaksaan Agung harus bergerak cepat menelusuri dugaan keterlibatan korporasi tersebut.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
DPR RI Desak Pemerintah dan Aparat Hukum Tindak 13 Perusahaan Diduga Kongkalikong Solar Subsidi
Indonesia
Guru Besar ITB Sebut Campuran 10 Persen Etanol Langkah Visoner Optimalkan Bahan Naku Lokal Indonesia
Pengembangan industri bioetanol dalam negeri, berpotensi membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan nilai tambah bagi produk pertanian nasional.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 13 Oktober 2025
Guru Besar ITB Sebut Campuran 10 Persen Etanol Langkah Visoner Optimalkan Bahan Naku Lokal Indonesia
Indonesia
BBM Baru Bikin Was-Was! DPR Tegaskan Mesin Mobil di Indonesia Belum Ramah Etanol 10 Persen
E10 secara langsung saat ini belum tepat
Angga Yudha Pratama - Senin, 13 Oktober 2025
BBM Baru Bikin Was-Was! DPR Tegaskan Mesin Mobil di Indonesia Belum Ramah Etanol 10 Persen
Indonesia
Menteri Bahlil Ingatkan SPBU Swasta Ikuti Aturan, Termasuk Urusan Kuota Impor BBM
Bahlil menekankan bahwa apresiasi terhadap investasi tidak berarti perusahaan swasta mendapatkan kelonggaran penuh
Angga Yudha Pratama - Jumat, 10 Oktober 2025
Menteri Bahlil Ingatkan SPBU Swasta Ikuti Aturan, Termasuk Urusan Kuota Impor BBM
Indonesia
Menteri Bahli Putuskan Pakai B50, Indonesia Setop Impor Solar Mulai 2026
“Kalau sudah keputusan B50, maka insyaallah tidak lagi kita melakukan impor solar pada 2026,” kata Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Wisnu Cipto - Jumat, 10 Oktober 2025
Menteri Bahli Putuskan Pakai B50, Indonesia Setop Impor Solar Mulai 2026
Indonesia
DPR Wanti-Wanti ESDM tak Impor Etanol, Pastikan Pasokan Domestik sebelum Jalankan E10
DPR mendorong percepatan pembangunan pabrik bioetanol berskala besar di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
DPR Wanti-Wanti ESDM tak Impor Etanol, Pastikan Pasokan Domestik sebelum Jalankan E10
Bagikan