Headline

Pakar LIPI Tawarkan Tiga Resolusi Untuk Selesaikan Konflik Papua

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 22 Oktober 2019
  Pakar LIPI Tawarkan Tiga Resolusi Untuk Selesaikan Konflik Papua

Ketua Tim Kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth (Foto: antaranews)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.Com - Penyelesaian konflik Papua membutuhkan penanganan yang holistik mulai dari manajemen konflik hingga transformasi konflik.

Menurut Ketua Tim Kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth setidaknya ada tiga resolusi konflik yang perlu dilakukan pemerintah.

Baca Juga:

Pemerintah Pusat Tetapkan Papua dan Papua Barat Jadi Fokus Pembangunan 2020-2024

"Pertama, manajemen konflik. Kedua, pencegahan konflik, dan ketiga transformasi konflik," kata Adriana dalam Seminar Nasional bertema "Jalan Damai Penyelesaian Konflik di Papua", di Universitas Satya Negara Indonesia, Jakarta, Senin (21/10).

Lebih lanjut, Adriana mengungkapkan manajemen konflik penting dilakukan untuk mengurangi masalah perbedaan pemahaman Papua, mengurangi kesalahpahaman, dan menganalisa faktor yang melemahkan proses perdamaian.

"Harmonisasi pendekatannya melalui dialog dan pendekatan pembangunan, hukum, dan polkam," katanya.

Kerusuhan Wamena sebagai kuliminasi dari konflik Papua
Kerusuhan Papua. Foto: ANTARA

Kemudian, terkait pencegahan konflik yang harus dijadikan pendekatan adalah keamanan manusia, membangun kohesi sosial (mencegah konflik antarwarga Papua), pemberdayaan secara inklusif, dan ketahanan nasional (evaluasi regulasi, penguatan kelembagaan, koordinasi dan sinergi).

"Transformasi konflik, yakni mengubah potensi negatif menjadi positif. Pendekatan pada proses dan perubahan atau perbaikan setiap aspek. Proses jangka panjang, multitrack dan inklusif melalui pemberdayaan generasi muda, pemberdayaan perempuan dan lain-lain," terangya.

Selain itu, harmonisasi aturan kelembagaan dan pendekatan terintegrasi juga sangat penting dilakukan di Papua. Kemudian, evaluasi dan penataan pendekatan keamanan negara dan pendekatan keamanan manusia.

"Kita harus menjalankan harmonisasi pendekatan yakni dengan adanya dialog dan pendekatan pembangunan. Harmonisasi kelembagaan itu penting karena setiap lembaga harus bahu-membahu dalam mengatasi konflik di Papua," kata Adriana.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan, dalam dinamikanya, pembangunan infrastruktur di Papua cukup berhasil dilaksanakan, tetapi upaya tersebut tentunya juga harus memperhatikan dampak sosial yang timbul.

"Pembangunan infrastruktur di Papua cukup berhasil. Tetapi juga harus diperhatikan dampak sosial. Selalu ada dampak perubahan sosial yang negatif maupun positif," ujarnya.

Menurut dia, pembangunan infrastruktur di Papua tentunya sudah sangat membantu mobilitas warganya. Bahkan, masyarakat Papua kini sudah semakin mudah menjual hasil bumi ke pasar-pasar yang ada.

"Selalu ada dampak perubahan sosial yang negatif maupun positif. Perubahan positif, penduduk Papua bisa menjual hasil bumi dengan mudah. Perubahan negatif, perbaikan infrastruktur mempermudah peredaran minuman keras," ujarnya.

Aksi massa turun ke jalan di sejumlah kota di Papua
Ribuan warga Papua turun ke jalan protes aksi rasisme (Foto: antaranews)

Tokoh Pemuda Papua Methodius Kosas menjelaskan, situasi yang terjadi di Papua sudah dilihat dari beberapa tahun yang diwarnai kekerasan. Padahal, masyarakat di Papua merupakan sebuah agen perubahan untuk masa depan.

"Adanya luka batin kepercayaan yang dialami oleh masyarakat Papua, yang merupakan metode pendekatan, seperti pendekatan budaya, religius, humanistik dan pendekatan personal. Ini merupakan permasalahan yang sedang terjadi di Papua," katanya lagi.

Ketua Program Studi Hubungan Internasional USNI Pradono Budi Saputro sebagaimana dilansir Antara menyatakan Papua resmi bergabung dengan NKRI setelah diadakannya Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) pada tahun 1969.

Baca Juga:

Pendekatan Kultural Solusi Penyelesaian Konflik Papua

Hasil tersebut dikukuhkan dengan Resolusi PBB 2504. Tidak semua kelompok puas dengan hasil Pepera tersebut salah satunya adalah kelompok yang bernama OPM (Organisasi Papua Merdeka).

Kemudian, dengan adanya NGO yang mengatasi isu Papua yaitu Melanessia Sparehard Group (MSG) dan adanya WLMP yang merupakan organisasi nonpemerintah yang telah disahkan oleh PBB untuk mengatasi isu permasalahan HAM yang ada di Papua.

"Indonesia sebagai negara anggota observer WLMP dan MSG untuk mengatasi permasalahan yang ada Papua dengan cara melakukan diplomasi persuasif," kata Pradono Budi Saputro.(*)

Baca Juga:

KontraS Ingatkan Presiden Jokowi Masalah Papua Tak Selesai dengan Permintaan Maaf

#Konflik Papua #LIPI #Organisasi Papua Merdeka #Konflik SARA
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: OPM Menyerah ke Pemerintah Indonesia, Ingin Papua Punya Masa Depan Baik
Beredar video yang menampilkan anggota OPM menyerah ke pemerintah Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 23 Mei 2025
[HOAKS atau FAKTA]: OPM Menyerah ke Pemerintah Indonesia, Ingin Papua Punya Masa Depan Baik
Indonesia
Bawa HP Korban, Anggota KKB Pembunuh Danramil Berhasil Ditangkap
Anggota KKB pembunuh Danramil berhasil ditangkap. Pelaku ditangkap usai membawa HP milik korban. Polisi pun tak kesulitan untuk menangkapnya.
Soffi Amira - Sabtu, 11 Mei 2024
Bawa HP Korban, Anggota KKB Pembunuh Danramil Berhasil Ditangkap
Indonesia
KKB Serang dan Rampas Barang Jemaah Gereja di Pegunungan Bintang
KKB menyerang dan merampas barang milik jemaah gereja di Pegunungan Bintang, Minggu (5/5).
Soffi Amira - Minggu, 05 Mei 2024
KKB Serang dan Rampas Barang Jemaah Gereja di Pegunungan Bintang
Indonesia
Kogabwilhan III Berhasil Evakuasi Jenazah Warga Sipil Dibunuh OPM
Proses evakuasi berhasil dilakukan pada Sabtu, (4/5) atau sehari pasca perebutan wilayah Homeyo oleh Aparat Keamanan Gabungan TNI-Polri.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 04 Mei 2024
Kogabwilhan III Berhasil Evakuasi Jenazah Warga Sipil Dibunuh OPM
Indonesia
Prabowo Sebut Butuh Pendekatan Lembut untuk Tangani Konflik Papua
Calon presiden Prabowo Subianto bicara perihal pendekatakan dalam menangani konflik di Papua. Menurut dia, aksi-aksi kelompok Organisasi Papua Merdeka atau OPM di Papua kejam.
Mula Akmal - Sabtu, 25 November 2023
Prabowo Sebut Butuh Pendekatan Lembut untuk Tangani Konflik Papua
Indonesia
Jakarta Tempati Urutan Pertama Daerah Rawan Politisasi SARA di Pemilu 2024
DKI Jakarta menjadi provinsi tertinggi pertama yang berpotensi memiliki kerawanan tinggi politisasi SARA.
Zulfikar Sy - Rabu, 11 Oktober 2023
Jakarta Tempati Urutan Pertama Daerah Rawan Politisasi SARA di Pemilu 2024
Indonesia
Sejumlah Anggota KKB Tewas saat Kontak Tembak dengan Aparat di Pegunungan Bintang
Sejumlah orang anggota KKB Papua ditemukan dalam kondisi tewas pasca-kontak senjata dengan satgas gabungan.
Zulfikar Sy - Minggu, 01 Oktober 2023
Sejumlah Anggota KKB Tewas saat Kontak Tembak dengan Aparat di Pegunungan Bintang
Indonesia
Briptu Agung Gugur dalam Kontak Senjata Satgas Damai Cartenz dengan KKB
Briptu Agung gugur saat kontak tembak dengan KKB di Kampung Yapimakot, Distrik Serabakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan, Senin (18/9).
Zulfikar Sy - Senin, 18 September 2023
Briptu Agung Gugur dalam Kontak Senjata Satgas Damai Cartenz dengan KKB
Indonesia
Puluhan Dokter Berada dalam Situasi Kerusuhan di Yahukimo
Sebanyak 24 dokter dan tenaga kesehatan sedang berada dalam situasi kerusuhan di Yahukimo, Wamena.
Zulfikar Sy - Jumat, 17 Maret 2023
Puluhan Dokter Berada dalam Situasi Kerusuhan di Yahukimo
Indonesia
Wahid Foundation Minta Kedepankan Pendekatan Kemanusiaan untuk Konflik Papua
Pemangku kepentingan terkait harus mengutamakan dialog jujur dan tidak emosional untuk menyelesaikan berbagai masalah di Tanah Papua.
Zulfikar Sy - Sabtu, 11 Maret 2023
Wahid Foundation Minta Kedepankan Pendekatan Kemanusiaan untuk Konflik Papua
Bagikan