OMC Tahap 3 Tebar 20 Ton Garam, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Perlu Diwaspadai
Ilustrasi (Foto: Unsplash/Alex)
MerahPutih.com - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) Tahap 3 di wilayah DKI Jakarta telah resmi berakhir pada Kamis (20/3), setelah berlangsung selama 10 hari sejak 11 Maret 2025. Operasi ini dilaksanakan sebagai upaya mitigasi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dipengaruhi oleh berbagai faktor atmosfer global, regional, dan lokal.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terdeteksi berada di Kuadran 3 (Maritime Continent) dengan spasial MJO melewati Jawa bagian barat.
"Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif serta keberadaan monsun Asia masih berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah ini," terang Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, Jumat (21/3).
Baca juga:
Dinamika Atmosfer Belum Stabil, Modifikasi Cuaca Jakarta Berlanjut
Budi juga menambahkan pola angin di wilayah operasi bertiup dari arah Barat hingga Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 5 hingga 25 knot.
Selain itu, terdeteksi adanya zona konvergensi dan konfluensi di Laut Jawa hingga pesisir utara Jawa bagian barat, yang dapat mendukung pembentukan awan hujan dan meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah yang terdampak.
"Pada siang hingga malam hari terdapat potensi hujan ringan hingga sedang di wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Sementara itu, potensi hujan lebat bersifat sporadis masih dapat terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat," ujarnya.
Baca juga:
BMKG Sebut OMC Bikin Jakarta Enggak Banjir, Hanya Hujan Ringan Hingga Sedang
Sementara itu Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI sekaligus juru bicara OMC Jakarta 2025, Michael Sitanggang mengatakan, dengan berakhirnya OMC Tahap 3 ini, pihaknya berharap dampak cuaca ekstrem di wilayah Jakarta dan sekitarnya dapat diminimalisir.
"Kami akan terus melakukan pemantauan kondisi cuaca serta kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi perubahan cuaca yang signifikan di masa mendatang," jelasnya.
Michael menjelaskan pelaksanaan OMC hari terakhir telah dilakukan sebanyak 2 sorti penyemaian, Sorti pertama di wilayah Kabupaten Pandeglang dan Perairan Selatan Ujung Kulon selama 2 jam 10 menit. Sedangkan Sorti kedua menyasar wilayah Perairan Selatan Banten dan Perairan Selatan Lampung selama 1 jam 55 menit.
"Secara total keseluruhan pelaksanaan OMC berlangsung sebanyak 25 sorti dengan total jam terbang 51 jam 5 menit menggunakan bahan semai higroskopis sebanyak 20 ton," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
4 Kota Bakal Diguyur Hujan Disertai Petir Hari Ini, Cek Cuaca Jakarta dan Kota-Kota Besar Lain yang Hanya Berawan Tebal
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Kota di Indonesia Diguyur Hujan Rabu, 26 November 2025
Prakiraan BMKG: Sebagian Besar Kota di Indonesia Masih Diguyur Hujan, Lainnya Berawan Tebal pada Selasa, 25 November 2025
Prakiraan BMKG: Mayoritas Kota Besar di Indonesia Diguyur Hujan pada Senin, 24 November 2025, Waspada Suhu Tinggi
Prakiraan Cuaca BMKG, 24 November: Mayoritas Kota Besar Indonesia Diguyur Hujan dan Petir
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 24 November 2025: Awan Tebal di Pagi Hari, Siang Bakal Cerah Berawan
Prakiraan BMKG: Jakarta Tidak Diguyur Hujan Senin, 24 November 2025
Banjir di Vietnam Tewaskan Sedikitnya 90 Orang, 12 masih Hilang
Prakiraan Cuaca Jakarta 23 November 2025: BMKG Sebut Hujan Bakal Turun Mulai Sore hingga Malam Hari
Pengungsi Letusan Gunung Semeru Kembali ke Rumah