Headline

Ogah Serahkan Data Pengguna, Rusia Resmi Blokir Telegram

Eddy FloEddy Flo - Jumat, 13 April 2018
Ogah Serahkan Data Pengguna, Rusia Resmi Blokir Telegram

Aplikasi Telegram (Foto: MP/Ist)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Pemerintah Rusia secara resmi memblokir apikasi pengirim pesan, Telegram. Pemblokiran tersebut dilakukan setelah Pengadilan Rusia pada Jumat (13/4) memerintahkan pelarangan terhadap Telegram.

Sebagaimana diberitakan kantor berita setempat, otoritas Rusia menyatakan akibat diblokirnya Telegram mengganggu komunikasi sejumlah pejabat pemerintah.

Sebagaimana dilansir Antara dari Reuters, Kremlin menggunakan Telegram untuk mengkoordinasikan waktu tele-konferensi rutin dengan juru bicara Putin, sementara banyak pejabat pemerintahan yang menggunakan aplikasi yang sama untuk berkomunikasi dengan media.

Keputusan itu dikeluarkan satu pekan setelah lembaga pengawas komunikasi di Rusia mengajukan gugatan hukum untuk membatasi akses terhadap Telegram menyusul penolakan perusahaan tersebut menyerahkan data pengguna kepada badan keamanan negara Rusia.

Bos Telegram Pavel Duvrov bersama Rudiantara

CEO Telegram Pavel Durov dan Menkominfo Rudiantara (Foto: Twitter Rudiantara)

Dengan jumlah pengguna lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia, Telegram menyediakan layanan komunikasi melalui pesan tersandi, yang tidak bisa dibaca pihak ketiga, termasuk aparat pemerintahan.

Pavel Duvrov, pendiri Telegram, berulangkali menegaskan bahwa perusahaannya tidak akan menyerahkan kunci sandinya kepada otoritas Rusia karena mereka bertekad tidak membagi data rahasia pengguna kepada siapa pun.

Di Rusia, Telegram menjadi aplikasi yang semakin banyak digunakan bagi pengguna komputer maupun gawai pintar -- bukan hanya bagi masyarakat biasa tetapi juga oleh pejabat pemerintahan.

Saat Reuters bertanya kepada seorang pejabat pemerintahan Rusia terkait bagaimana mereka akan menjalankan tugas sehari-hari tanpa Telegram, sumber itu menjawab dengan mengirim tangkapan layar (screenshot) gawainya yang menunjukkan aplikasi VPN.

Pengguna di Rusia secara aktif menggunakan jaringan virtual rahasia (VPN) dan sejumlah teknologi lainnya, yang membuat mereka bisa mengakali restriksi dan pemblokiran oleh otoritas Rusia.

Telegram saat ini menjadi jaringan kedua dunia, setelah LinkedIn, yang dilarang Rusia. LinkedIn diblokir pada 2016 saat pengadilan di sana menyatakan bahwa mereka melanggar undang-undang yang mensyaratkan semua perusahaan untuk menyimpan data warga Rusia di dalam negeri.

Pelarangan terhadap Telegram di Rusia terjadi saat perusahaan itu tengah melakukan penawaran koin pertama -- yang mirip dengan Bitcoin. Perusahaan itu sejauh ini berhasil mengumpulkan 1,7 miliar dolar AS dalam penawaran pra-penjualan, demikian laporan sejumlah media.(*)

#Telegram #Pemblokiran #Rusia
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Negara anggota UE akan berbagi risiko secara kolektif terkait eskalasi konflik Rusia-Ukraina
Wisnu Cipto - Selasa, 02 Desember 2025
Tidak Percaya Komitmen Putin, Uni Eropa Sepakat Perkuat Pertahanan di Ukraina
Dunia
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
“Rencana ini tidak memaksa Ukraina mengakui Krimea dan Donbas sebagai wilayah Rusia.”
Wisnu Cipto - Kamis, 20 November 2025
Rancangan Donald Trump Perjanjian Damai Konflik Ukraina: AS Akui Krimea dan Donbas Sah Milik Rusia
Dunia
Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Pabrik Elektromekanis Kizlyar dijatuhi sanksi Uni Eropa pada 2024 karena memproduksi peralatan pesawat untuk militer Rusia dalam konflik dengan Ukraina.
Wisnu Cipto - Selasa, 11 November 2025
 Ekor Patah Masih Nekat Terbang, Helikopter Pabrik Elektronik Penyuplai Militer Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang
Dunia
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Presiden AS Donald Trump memerintahkan militer Amerika Serikat untuk memulai lagi proses pengujian senjata nuklir setelah 33 tahun dihentikan.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 02 November 2025
AS Tidak Punya Penangkal Rudal Burevestnik Milik Rusia
Dunia
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan negaranya telah berhasil melakukan uji coba drone bawah laut bertenaga nuklir, Poseidon
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Putin Umumkan Uji Coba Drone Poseidon Sukses, Rudal Nuklir Antarbenua Terkuat Rusia
Indonesia
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
DPR RI mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia mengenai Ekstradisi menjadi UU.
Wisnu Cipto - Kamis, 02 Oktober 2025
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Bagikan