Obsesi Gen-Z Menantang Penuaan Jadi Peluang Industri Kosmetik


Kecemasan Gen-Z akan penampilan menjadi peluang bagi industri kosmetik. (foto: pexels-moose-photos)
REMAJA jompo. Ungkapan itu acap terdengar di kalangan muda. Terdengar seperti sebuah candaan, tapi nyatanya menanggapi hal itu dengan serius. Di dunia yang dikelilingi media sosial, Gen-Z menghadapi kecemasan baru, yaitu ketakutan akan terlihat tua. Seorang pemengaruh terkenal, Emma Brooks, membuka kecemasannya kepada CNN terkait dengan perubahan dalam penampilannya.
Pandangan itu nyatanya tak hanya ia rasakan sendiri. Seluruh Gen-Z memiliki kegalauan serupa, terlebih bagi mereka yang usianya telah berkepala dua. Hal itulah yang membawa mereka melakukan berbagai perawatan kulit yang berfokus pada pencegahan daripada memperbaikinya. Hal seperti itu layaknya menutupi luka menggunakan plester daripada mengobatinya.
BACA JUGA:

Mereka itulah yang kemudian menjadi peluang bagi pasar yang berkembang dalam produk antipenuaan ataupun berbagai merek kecantikan. Menurut perusahaan intelijen Circana, 70 persen Gen-Z menggunakan serum antipenuaan setiap hari. Senada, perusahaan baru seperti Botox dan Peachy melaporkan Gen-Z merupakan kelompok yang paling banyak mengunjungi mereka.
Kasus terkait dengan penuaan ini sering kali terjadi melalui platform daring. Para individu muda berbagi rutinitas mereka untuk dapat 'mencegah penuaan'. Mulai dari penggunaan retinoid dan vitamin C hingga menggunakan baby botox untuk dapat mencegah keriput.
Menurut dokter kulit Diala Haykal, dikutip CNN, kecenderungan generasi ini terhadap peremajaan berfokus pada pencegahan daripada koreksi yang menandai pergeseran yang signifikan dalam dermatologi kosmetik. Berbagai merek juga telah beradaptasi dengan permintaan tersebut. Mereka meningkatkan 10 persen dalam setiap produk perawatan kulit dan kecantikan yang berfokus pada produk antipenuaan selama dua tahun terakhir.
BACA JUGA:

Berdasarkan penelitian yang dikabarkan Forbes, Gen-Z ialah generasi digital. Dalam 300 survei yang dikirim ke 25.000 Gen-Z, hanya beberapa dari mereka tidak pernah mengenal dunia tanpa ponsel. Dari data itu terlihat salah satu pemantik terbesar munculnya pemikiran Gen-Z tentang penuaan ialah sosial media. Platform seperti TikTok kurang lebih memiliki 7,4 miliar penonton dengan tagar #antiageing.
Selain itu, tantangan viral seperti filter usia dan konten terkait dengan tindakan pencegahan melalui jalan tikus ini juga semakin membanjiri internet. Obsesi terhadap kemudaan ini meluas ke berbagai produk, termasuk bantalan antikerut dari silikon, tali pengikat dagu untuk mengangkat rahang, hingga perangkat frekuensi radio untuk mencegah penuaan.
Dalam usaha untuk memperlambat proses penuaan, Gen-Z membentuk kembali industri kecantikan, menuntut produk yang sesuai dengan nilai-nilai keaslian dan kepositifan mereka. Perpaduan antara kepositifan tubuh dan kekhawatiran antipenuaan menciptakan kebaruan yang unik dalam generasi ini. Hal itu menampilkan berbagai alur antara perawatan diri, ketakutan akan penuaan, dan keinginan untuk mendapatkan hasil yang cepat.(nda)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Aging Gracefully ala Maia Estianty, Cara Menua dengan Bahagia

Penggunaan Steroid Bentuk Dioles Maupun Diminum Sebabkan Ketergantungan, Bisa Akibatkan Masalah Kulit

Blackmores Hadirkan Ultimate Vibrant Skin untuk Kulit Cerah dan Sehat dari Dalam

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Kamu Juga Bisa Nih, Pakai Perawatan Kulit Harian ala Jennifer Coppen

Dukung Generasi Muda, Jenama Kecantikan Lokal Ini Hadirkan Brightening Serum Bersama Hearts2Hearts

Terobosan Formula Skincare Maju Pesat, Sayang Packaging tak Inklusif

Klinik Kecantikan Premium Natasha Luxe Hadir dengan Layanan Terbaru Stem Cell Therapy

Tren Kecantikan Indonesia Berkembang Pesat, Konsumen Minati Prosedur Noninvasif dengan Teknologi Aman dan Tesertifikasi
