Nyawa 4 Jenderal Diincar, Ahli Intelijen: Taktik Obat Nyamuk Hancurkan Jokowi

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Rabu, 29 Mei 2019
Nyawa 4 Jenderal Diincar, Ahli Intelijen: Taktik Obat Nyamuk Hancurkan Jokowi

Jokowi melambaikan tangannya kepada para pendukung dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno (foto: antaranews)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Empat jenderal disebut jadi target pembunuhan kaum perusuh saat aksi 21-22 Mei lalu. Keempatnya yakni Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan (BG), Eks Kadensus dan Kepala BNN Komjen (Purn) Gories Mere, Menko Maritim Jenderal (Hor) Luhut Panjaitan dan Menko Polhukam Jenderal (Purn) Wiranto.

Pengamat Intelijen Stanislaus Riyanta, alasan keempat tokoh itu menjadi sasaran pembunuhan karena dekat dengan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, para pelaku meyakini jika berhasil membunuh keempat tokoh itu akan melemahkan sekaligus menghancurkan Jokowi.

kapolri dan wiranto merahputih.com
Menkopolhukam Wiranto (ke-2 dari kiri) didampingi Kapolri Jenderal Tito Karnavian sat jumpa pers di Kemenkopolhukam. (MP/Kanugrahan)

Ahli intelijen itu juga membeberkan metode yang digunakan para pelaku dalam operasinya masuk kategori taktik obat nyamuk atau makan bubur tidak diaduk.

"Ini loh orang terdekatnya yang dijadikan target. Ini teori menghancurkan orang (Jokowi) pakai metode 'obat nyamuk'. Di sekelilingnya dulu disikat, lalu sampai ke tengah. Kayak makan bubur gak diaduk lah," kata Stanislaus, kepada Merahputih.com di Jakarta, Rabu (29/5).

BACA JUGA: Pembunuh Bayaran Incar Nyawa Wiranto, Luhut, BG dan Gories Mere

Stanislaus menjelaskan tokoh nasional ini menjadi target tidak lepas dari posisi mereka dalam pelaksana kebijakan pemerintah di bidang Polhukam. Apalagi, lanjut dia, kebijakan hukum yang dilakukan keempat tokoh itu saat menjabat memicu dendam para pelaku.

"Nah, Polhukam itu isu yang sangat penting dan mendominasi Indonesia. Seperti terorisme, korupsi, hukum dan keamanan," tutur dia.

Stani
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. (FOTO: Kiriman Stanislaus Riyanta/Dok-Pribadi).

Meski demikian, Stanislaus menyoroti Gories Mere yang kini jarang menjadi sorotan publik setelah menjadi Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan sejak 2016 silam tetap menjadi target pembunuhan.

"Kalau pak Gories Mere saya kira karena terkait dengan kelompok radikal juga. Beliau aktif dan membindangi Densus. Agak lucu kalau sekarang pak Gories menjadi sasaran karena selama beberapa tahun tak pernah mengeluarkan statment apapun. Karena jabatan beliau sebagai staf khusus bidang intelijen," ungkap dia.

BACA JUGA: Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Soal Nyawa Ada di Tangan Allah SWT

Lebih jauh, Stanislaus mengungkap ancaman pembunuhan bagi keempat tokoh itu sebetulnya wajar karena mereka sudah sering diancam mengingat posisi fital mereka di pemerintahan. Namun, lanjut dia, bukan berarti ancaman pembunuhan bisa dianggap enteng, sehingga Polri langsung memberikan pengamanan khusus kepada mereka.

Terkait dengan tokoh pemilik lembaga survei yang menjadi ancaman, Stanislaus menduga tidak lepas dari hasil hitung yang mengunggulkan Jokowi. "Ini pelaku benci politik. Dia punya dendam dengan politik," tutup pakar intelijen itu. (Knu)

BACA JUGA: Kronologi Bos Lembaga Survei Sampai Masuk Target Pembunuh Bayaran

#Pembunuh Bayaran #Joko Widodo
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
Beredar unggahan yang menyebut pemerintah telah menetapkan Jokowi sebagai bencana nasional. Cek fakta dan keaslian informasinya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 19 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Ditetapkan sebagai Bencana Nasional oleh Pemerintah
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Joko Widodo Ditugaskan BRIN Jadi Ketua Taskforce Penanggulangan Bencana, cek faktanya.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Presiden ke-7 RI Joko Widodo Ditugaskan BRIN jadi Ketua Gugus Tugas Penanggulangan Bencana
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Beredar video yang menampilkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo tengah mengunjungi lokasi bencana alam Sumatra. Cek fakta lengkapnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 05 Desember 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ingin Dicap sebagai Pahlawan, Jokowi Datangi Lokasi Bencana di Sumatra
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Beredar video yang menyebut Presiden ke-7 RI Joko Widodo marah kepada Menkeu Purbaya karena menolak bayar utang Whoosh menggunakan APBN.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Jokowi Marahi Menkeu Purbaya karena Menolak Membayar Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Indonesia
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Ariyadi menegaskan bahwa menyeret-nyeret PDIP dalam narasi yang tidak berdasar hanya menunjukkan upaya memutarbalikkan fakta
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 22 November 2025
Kader PDIP Sebut Serangan Ahmad Ali ke Jokowi Adalah Order Busuk Agar Aman dari KPK
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Beredar informasi di media sosial yang menyebut Kejaksaan Agung menyita uang Jokowi senilai triliunan. Cek faktanya!
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
[HOAKS atau FAKTA ]: Kejagung Sita Uang Jokowi Triliunan Rupiah
Indonesia
Dukungan Projo ke Prabowo Dinilai Langkah Terhormat Dalam Politik Kebangsaan
David Febrian Sandi tegaskan dukungan pada Prabowo-Gibran adalah langkah sah melanjutkan visi Jokowi
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Dukungan Projo ke Prabowo Dinilai Langkah Terhormat Dalam Politik Kebangsaan
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Beredar informasi yang menyebut Jokowi dan Gibran akan berkontestasi di Pilpres 2029.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 30 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Ketua Harian PSI Usulkan Duet Gibran-Jokowi di Pilpres 2029
Indonesia
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Jokowi: Prinsip Dasar Transportasi Bukan Mencari Laba
Jokowi menegaskan proyek transportasi massal seperti Whoosh dibangun untuk layanan publik dan manfaat sosial, bukan demi keuntungan finansial.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 28 Oktober 2025
Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Jokowi: Prinsip Dasar Transportasi Bukan Mencari Laba
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Hasil penelusuran fakta menunjukkan tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang dapat membenarkan klaim yang beredar tersebut
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Menko Yusril Mengamuk dan Minta Relawan Jokowi yang Bikin Gaduh Segera Ditangkap dan Dibubarkan Tanpa Ampun
Bagikan