Netanyahu Dikabarkan Menyetujui Rencana Operasi Militer di Rafah


Petugas medis membawa korban serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza. (ANTARA/Anadolu Agency/am.)
MerahPutih.com - Palestina menyerukan kemanusiaan internasional melalui sebuah resolusi yang mengikat di Dewan Keamanan PBB guna memaksa pendudukan Israel agar segera melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Kemenlu Palestina mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sekali lagi mengakui, dirinya sedang melakukan pertempuran diplomatik dengan dunia demi mendapatkan lebih banyak waktu untuk mencapai tujuan agresi.
Baca juga:
AS hingga Qatar Sepakat Buka Pelabuhan Ashdod untuk Salurkan Bantuan ke Gaza
Disebutkan pula bahwa Netanyahu terus mengeluarkan ancaman untuk menyerang Kota Rafah tanpa memberikan rencana realistis untuk melindungi warga sipil dan menjamin kebutuhan dasar kemanusiaan mereka.
"Tujuan terbesar Netanyahu adalah memperpanjang agresi supaya tetap berkuasa dan untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan pada hari berikutnya," demikian menurut pernyataannya dikutip Antara.
Kementerian menyatakan, Netanyahu telah menculik lebih dari dua juta warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, dan menjadikan hidup dan jiwa mereka sebagai “alat tawar dan pemerasan politik.”
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Austria Alexander Schallengerg di Wina, mengatakan, telah memastikan bahwa Hamas sudah mengajukan usulan untuk gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan meskipun dia menolak memberikan rincian.
"Kami sedang melakukan pembicaraan saat ini, dan saya yakin pembicaraan tersebut akan terus berlanjut dalam beberapa hari mendatang," katanya.
Blinken mengatakan Israel telah mengirimkan kembali tim negosiasi untuk melanjutkan pembicaraan dan hal ini "mencerminkan kemungkinan dan urgensi" untuk mencapai kesepakatan yang akan memungkinkan masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hamas mengatakan, pendiriannya mencakup gencatan senjata di Gaza, pengiriman bantuan, pemulangan warga Palestina yang terlantar ke rumah mereka, dan penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza.
Ia menambahkan bahwa hal itu juga mencakup kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.
Sementara itu, Israel pada Jumat menyetujui rencana serangan darat ke Rafah di Jalur Gaza selatan, dimana lebih dari 1,4 juta warga Palestina bernaung.
"Perdana Menteri Israel Netanyahu menyetujui rencana operasi militer di Rafah, dan militer secara operasional mempersiapkannya serta untuk evakuasi warga,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan tanpa memberikan rincian. (*)
Baca juga:
KRI dr. Radjiman Kembali ke Indonesia Setelah Kirim 242 Ton Bantuan Bagi Gaza
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Tegas Tolak Kehadiran Atlet Israel pada Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta, Gubernur Pramono: Visanya Enggak Usah Dikeluarkan

MUI Tolak Keikusertaan Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia Senam di Jakarta

Aktivis Greta Thunberg Dipukuli dan Dipaksa Cium Bendera Israel Sebelum Dideportasi

Israel Deportasi Greta Thunberg dan 170 Aktivis Armada Global Sumud Flotilla

Sejumlah Prajurit TNI Siap Diberangkatkan ke Gaza untuk Misi Kemanusiaan

Israel Cegat Armada Global Sumud Flotilla Pembawa Bantuan untuk Gaza, DPR: Pelanggaran Hukum Internasional!

Armada Global Sumud Flotilla Diserang Israel, PBB Ingatkan Keselamatan Aktivis Kemanusian

Israel Blokade Armada Global Sumud, Komisi I DPR: Serangan Terhadap Nilai-Nilai Kemanusiaan

Misi Kemanusiaan Dicegat Pasukan Israel, Pemerintah Diminta Segera Pimpin Langkah Diplomatik Hingga Embargo Ekonomi

Cegat Armada Global Sumud Flotilla, Israel Pastikan Kondisi Aktivis Aman
