Setelah 40 Tahun, NASA Punya Seragam Baru


Bakal dikenakan empat astronot NASA ke Bulan. (Foto: Axiom Space Inc.)
PAKAIAN antariksa pertama, yang dirancang pada akhir 1950-an untuk misi perdana manusia di luar angkasa Amerika Serikat, berwarna perak mengilap. Pada akhir dekade berikutnya, mereka menjadi putih bengkak dan dipasangkan dengan sepatu bot untuk berjalan di bulan.
Pada 1980-an, pakaian ruang angkasa 'rekreasi' oranye terang yang dibuat untuk di dalam pesawat ruang angkasa tiba. Kemudian, dekade ini muncul berbagai miliarder yang memulai perjalanan ke batas luar atmosfer, mulai dari SpaceX milik Elon Musk, Blue Origin dari Jeff Bezos, dan Virgin Galactic garapan Richard Branson.
Mereka semua membuat jenis dan warna pakaian mereka sendiri. Di sisi lain, NASA telah mengungkapkan prototipe kerja untuk pakaian antariksa rancangan baru yang akan dikenakan astronaut mereka selama misi Artemis III yang bakal berlangsung pada 2025. Demikian dikabarkan Yahoo!.
Baca juga:
Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa di Ruang Angkasa?

Misi itu akan menjadi pendaratan Bulan pertama yang dipimpin manusia oleh badan tersebut sejak penerbangan Apollo terakhir pada tahun 1972 silam. Adapun desain pakaian astronot NASA lebih ramping dari setelan SpaceX dan tidak seperti setelan Blue Origin.
Prototipe seragam astronot yang dirancang oleh perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Houston Axiom Space itu, menampilkan kain hitam pekat dengan detail oranye terang dan biru langit di bahu, lutut, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.
Selain itu, ada pula logo Axiom besar yang tercetak overlay berbentu V di tengah dada. Desain ini, bagaimanapun, lebih merupakan penutup debu. Sementara, setelan yang sebenarnya akan memiliki lapisan luar berwarna putih untuk memantulkan panasdari matahari.
Baca juga:
Astronot NASA Mark Vande Hei Pecahkan Rekor Terlama di Luar Angkasa
Axiom berkolaborasi pada dengan desainer kostum Esther Marquis dari serial fiksi ilmiah Apple TV+ 'For All Mankind', sebuah cerita sejarah alternatif tentang bagaimana eksplorasi ruang angkasa mungkin terjadi jika Soviet telah mendarat di Bulan sebelum orang Amerika pada 1969.
Tentu saja, setelan baru NASA lebih dari sekadar keterlibatan perancang kostum. Seperti Nicholas de Monchaux, kepala arsitektur di MIT dan penulis buku tentang pakaian antariksa Apollo, menjelaskan bahwa setelan itu benar-benar bukan sekadar pakaian ruang angkasa, itu punya banyak fungsi kritis.
Adapun pakaian bulan Artemis II yang asli, desainnya yang fleksibel dimaksudkan untuk mengakomodasi berbagai anggota awak; itu juga pakaian luar angkasa NASA pertama yang dirancang khusus agar sesuai dengan wanita. (waf)
Baca juga:
Sejarah Baru! Astronot Berhasil Membuat Biskuit Cokelat di Luar Angkasa
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase

Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo
