Kesehatan

Narasi Menyesatkan COVID-19 Membunuh Lebih Banyak Orang yang Divaksinasi

Dwi AstariniDwi Astarini - Rabu, 07 Juli 2021
Narasi Menyesatkan COVID-19 Membunuh Lebih Banyak Orang yang Divaksinasi

Situs konspirasi bahkan mengklaim orang yang divaksinasi meninggal pada tingkat yang lebih tinggi. (123RF/zeferli)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ADA sekelompok orang, termasuk mereka yang mendorong agenda antivaksin secara daring, telah mengklaim sebagian besar korban yang meninggal karena virus corona varian Delta telah divaksinasi.

Satu situs konspirasi bahkan mengklaim orang yang divaksinasi meninggal pada tingkat yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak menerima suntikan. Tentunya pernyataan tersebut tidak benar.

Situs-situs tersebut menggunakan angka nyata dengan cara yang menyesatkan untuk sampai pada kesimpulan yang benar-benar salah: bahwa vaksin COVID-19 sepertinya tidak bekerja atau bahkan lebih banyak berbahaya daripada manfaatnya.

BACA JUGA:

Potret Parno Lansia Hadapi COVID-19

Angka dari data terbaru yang dikumpulkan Public Health England (PHE) menunjukkan ada 92.029 kasus Delta yang dikonfirmasi antara 1 Februari dan 22 Juni. Sebagian besar diidentifikasi pada Juni.

Dari jumlah tersebut, 58 persen berada pada orang yang tidak divaksinasi dan hanya 8 persen pada orang divaksinasi lengkap. Untuk konteksnya, pada awal Juni lebih dari setengah juta orang dewasa di Inggris telah divaksinasi lengkap. Jika vaksin tidak membantu, mereka diperkirakan akan melihat lebih dari setengah kasus. Jadi sebenarnya, dapat dilihat bahwa vaksin itu mengurangi kasus. Demikian diberitakan BBC.com (4/7).

covid-19
Mereka menggunakan angka nyata dengan cara yang menyesatkan, untuk sampai pada kesimpulan yang salah. (123RF/photochicken)

Dari 117 orang yang meninggal akibat varian Delta, pertama kali diidentifikasi di India, 50 persen atau 43 persen telah divaksinasi lengkap. Pada 13 Juni, tajuk utama Daily Mail mengklaim proporsi mereka yang sekarat yang telah divaksinasi lengkap telah 'menakut-nakuti' Perdana Menteri Boris Johnson untuk menunda pelonggaran pembatasan 21 Juni dan menggambarkannya sebagai 'pukulan'.

Namun, apa yang sebenarnya ditunjukkan angka-angka itu tidak terlalu mengkhawatirkan. Angka 43 persen hanya berkaitan dengan kematian. Jadi, angka itu tidak termasuk semua orang yang divaksinasi yang terpapar COVID-19 tetapi tidak tertular, atau tertular virus tetapi tidak sakit parah.

Saat ini, hampir semua orang yang berisiko meninggal akibat COVID-19 telah divaksinasi (lebih dari 90 persen) di Inggris. Tidak ada vaksin yang sempurna dalam mencegah orang terkena COVID-19. Oleh karena itu sejumlah kecil orang masih akan mati.

covid-19
Tidak ada vaksin yang sempurna dalam mencegah orang terkena COVID-19. (123RF/silviamoraleja)

Saat setiap orang telah divaksinasi, 100 persen kematian akibat COVID-19 terjadi pada orang yang tidak divaksinasi. Namun, jumlah sebenarnya orang yang meninggal akan jauh lebih rendah. Vaksin tersebut diperkirakan telah menyelamatkan 27.000 nyawa di Inggris.

Ada pula alasan lain kita saat ini tidak bisa hanya membandingkan jumlah kematian COVID-19 antara orang yang divaksinasi dan tidak divaksinasi untuk sampai pada kesimpulan tentang seberapa efektif suntikan itu. Kebanyakan orang yang divaksinasi lengkap berusia di atas 50 tahun, golongan usia yang lebih mungkin meninggal. Sementara itu, kebanyakan orang yang tidak divaksinasi masih muda dan sehat. Jadi jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan dan percaya begitu saja pada ilusi angka yang memiliki makna menyesatkan.(aru)

#Kesehatan #COVID-19 #Vaksin Covid-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Indonesia
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Salah satu fokus dalam penanganan Tb adalah memperluas skrining atau deteksi dini. Masyarakat diimbau untuk tidak takut melakukan pemeriksaan, karena TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang konsisten.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 17 Oktober 2025
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Indonesia
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Gejala umum ISPA yang harus diwaspadai meliputi batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Bagikan