Napak Bhumi Bikin Sepatu Berkualitas dari Ban dan Denim Bekas
Ebi selaku founder dari Napak bhumi. (Foto: Merahputih.com/Andreas Pranatalta)
BOOTH itu cukup menarik perhatian. Terdapat satu ban mobil di depan etalase dan dua ban motor yang digantung di kayu palet. Namun, booth kepunyaan Napak bhumi itu justru menawarkan sepatu.
Kekhasan sepatu Napak bhumi terletak pada bahan pembuatannya: ban dan denim bekas dengan kondisi yang masih bagus. Meski terbuat dari barang bekas seperti ban mobil dan denim, kualitas sepatu Napak bhumi bisa bersaing dengan jenama lokal lainnya.
Sayangnya, di dalam negeri, sepatu ini kurang mendapat tempat. Sementara di luar negeri, justru disambut hangat.
“Di Indonesia enggak begitu laku, makanya kami jualnya lebih banyak di luar,” kata Founder of Napak bhumi Febriansah, kepada Merahputih.com, Sabtu (25/11).
Baca juga:
‘Langkah Membumi Festival’ Dibuka, Ajak Masyarakat Semakin Peduli Lingkungan
Napak bhumi merupakan jenama lokal yang hadir di acara Langkah Membumi Festival yang diadakan oleh Blibli Tiket Action di SCBD Park, Jakarta Selatan pada 25-26 November. Nama Napak bhumi diambil dari pengalaman Febriansah yang selama 10 tahun bertualang di Indonesia.
“Selama lima tahunnya, aku riset untuk membuat sepatu ini. Jadi karena aku sering traveling, akhirnya relate banget namanya ini karena aku selalu napak di Bumi,” kata pria yang akrab disapa Ebi itu.
Napak bhumi juga memamerkan tiga produk, dua di antaranya menjadi andalan, yakni Lelana Nuswantara (batik), yang dibuat dari batik daerah, dan Lelana Basic.
“Jadi, dari 2020 lebih banyak jualnya di luar, ke Prancis, Jerman, sama Belanda. Sepatu kami start dari harga Rp 450 ribu sampai Rp 600 ribu. Tapi kalau ke luar negeri, aku jual Rp 1,2 juta,” kata Ebi.
Lelana terinspirasi dari perjalanan panjang Ebi yang kerap melakukan petualangan di kota-kota di Indonesia untuk mewujudkan sesuatu yang dapat bermanfaat untuk alam. Berasal dari bahasa Sansekerta, Lelana dibuat untuk menemani penggunanya berkelana.
Baca juga:
'Langkah Membumi Festival 2023' Ajak Kolaborator untuk Akselerasi Ekonomi Hijau
Sedangkan nama 'Nuswantara' diambil dari bahasa Jawa Kuno yang artinya Nusantara. Di seri ini, Napak bhumi menggabungkan denim dan kain tradisional untuk memperkenalkan ragam etnik dari berbagai daerah.
Dalam satu hari, Napak bhumi dapat memproduksi 10 pasang sepatu. “Tapi kendalanya adalah saat pemotongan ban. Ban itu kan ada yang series benang dan kawat. Sementara kita masih pakai cutting manual, dan itu makan waktu. Tapi untuk diaplikasikan ke sepatu sangat kuat dan anti slip,” tutur Ebi.
Selama acara Langkah Membumi Festival, kamu juga bisa berpartisipasi dengan membawa denim atau ban bekas ke booth Napak bhumi. Akan ada sepatu menarik yang bisa kamu dapatkan. (and)
Baca juga:
‘Langkah Membumi Festival’ Ajak Ecopreneurs untuk Sadar Lingkungan
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
‘Light and Shape’: ESMOD Jakarta Rayakan Inovasi Mode dari Desainer Muda di Creative Show 2025
UNIQLO Gandeng BABYMONSTER untuk Koleksi UT Terbaru, Tampilkan Desain Edgy dan Playful
Thrifting makin Digandrungi, Industri Tekstil dalam Negeri Ketar-Ketir
'Summarecon Discovery', Pengalaman Visual Perjalanan 50 Tahun Bisnis Properti
Tumbler Viral, Lebih daripada Gaya Hidup Sehat tapi Fashion Statement
Panduan Thrifting Jakarta, Rekomendasi Seru dari Blok M Square hingga Pasar Santa
Sosok Hans Patuwo yang Jebolan Universitas dan Perusahaan Ternama di AS, Calon ‘Orang Nomor Satu’ di GoTo
Brand Lokal Siap Go International, Ardiles Luncurkan Kampanye 'Move Your Way'
Jakarta International Literary Festival 2025 Resmi Dibuka, Angkat Tema 'Homeland in Our Bodies'
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying