Mundur LG Dari Investasi Baterai Tidak Perlu Dikhawatirkan, Sudah Puluhan Perubahan Bikin Mobil Listrik di Indonesia


Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (7/8). (MP/Ismail)
MerahPutih.com - Mundurnya LG Energy Solution dari investasi proyek kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menjadi bahan diskusi para pemangku kepentingan.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan karena sudah ada mitra pengganti asal China yang mau berinvestasi.
"Dalam sebuah konsorsium bisnis atau proyek skala besar, pergantian investor merupakan hal yang lazim terjadi. Ini tidak mengganggu dari target program pengembangan EV di Indonesia," katanya.
Ia mengatakan, akselerasi pengembangan untuk ekosistem kendaraan listrik di Indonesia akan terus tetap berjalan sesuai perencanaan dan target, apalagi sudah ada yang berproduksi di tanah air.
Baca juga:
Ramaikan Ekosistem Kendaraan Listrik Foton Indonesia Hadirkan Mobil Truk Listrik eMiler
Hingga kini, kata ia, sudah terdapat dua perusahaan yang sudah menjalani produksi baterai untuk motor listrik.
Perusahaan itu, yakni PT Industri Ion Energisindo yang memiliki kapasitas produksi 10.000 pcs baterai per tahun dan investasi Rp18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru dengan kapasitas produksi 12.000 pcs baterai per tahun dengan nilai investasi Rp15 miliar.
Sedangkan untuk sektor roda empat, di Indonesia sudah terdapat dua perusahaan, yakni PT HLI Green Power, yang merupakan konsorsium antara Hyundai Grup dan LG sebagai produsen sel baterai, dengan kapasitas tahap pertama 10 GWh dengan total nilai investasi USD1,1 miliar dolar AS.
Industri sel baterai ini akan memasok 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan bermotor listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia selaku industri baterai pack yang memiliki kapasitas produksi 120 ribu pack baterai kendaraan bermotor listrik dengan total investasi Rp674 milliar.
Perkembangan ekosistem kendaraan hijau di tanah air menunjukkan grafik yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Sehingga, pada 2024 telah mencapai 207 ribu unit atau meningkat sebesar 78 persen dibanding tahun 2023 yang berjumlah 116 ribu unit.
Selain itu, pihaknya masih konsisten dalam menaruh target produksi kendaraan listrik di tahun 2030 yang bakal 9 juta unit untuk segmen roda dua dan tiga, serta 600 ribu unit untuk segmen mobil dan bus.
Target tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) 21,65 juta barel atau setara pengurangan emisi CO2 sebanyak 7,9 juta ton secara total.
Di Indonesia kini sudah terdaftar 63 perusahaan yang mempercayakan sepeda motor mereka diproduksi di Indonesia, dengan kapasitas produksi 2,28 juta unit pertahun.
Kemudian, terdapat sembilan perusahaan yang memproduksi mobil listrik dengan jumlah kapasitas produksi 70.060 unit per tahun dan investasi Rp 4,12 triliun.
Selain itu, terdapat pula tujuh perusahaan yang sudah memproduksi bus listrik, dengan jumlah kapasitas produksi 3.100 unit per tahun dan total investasi Rp 0,38 triliun. Sehingga keseluruhan investasi tersebut Rp 5,63 triliun.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Main Kripto Jadi Lebih Mudah Lewat HP, Begini Cara Unduh Aplikasinya di Android

Cermat Memilih Aplikasi Crypto Wallet: Ketahui Fitur, Jenis, hingga Tips Aman Penggunaannya

Pintu Hadirkan Crypto Museum di Festival Crypto Terbesar di Asia

BGN Klaim Rp 1 Picu Investasi Rp 5 Dalam Program Makan Bergizi Gratis

Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci

Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025

Riset Prasasti: ICOR Ekonomi Digital 4,3, Dinilai Lebih Efisien Dibanding 17 Sektor Lain

Apple Pilih Gelontorkan Investasi Rp 1.627 Triliun di AS, Investasi di Indonesia Diklaim Terus Lanjut

Redam Fenomena Rojali, Pemerintah Povinsi DKI Jakarta Gelar JITEX 2025

Investasi Danantara Diyakini Jadi Motor Penggerak Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Capai 7 Persen
