Muktamar ke-34 Kukuhkan NU Organisasi Inklusif dan Adaptif
Muktamar NU. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Nahdlatul Ulama (NU) sukses menggelar muktamar dan memilih Ketum PBNU anyar untuk 5 tahun mendatang di Lampung. Hasil muktamar memilih Rois Aam PBNU KH Miftahul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Muktamar Ke-34 NU telah mengukuhkan NU sebagai organisasi terbuka, inklusif dan adaptif dengan segala perubahan.
Baca Juga:
Wapres Apresiasi Muktamar NU Berjalan Damai dan Penuh Kesejukan
"Islam dan demokrasi bisa beriringan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip keindonesiaan," kata Staf Khusus Presiden yang juga merupakan kader muda Nahdlatul Ulama (NU) Aminuddin Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (25/12).
Aminuddin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jajaran PBNU 2015-2021 khususnya kepada Ketua Umum PBNU sebelumnya KH Said Aqil Siradj, atas pengabdian dan kesuksesannya memimpin NU selama dua periode.
Duet saat ini antara Rois Aam PBNU KH Miftahul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf merepresentasikan supremasi ulama sepuh sebagai legitimasi ideologi dan moral dengan gerbong muda NU yang memiliki visi dan pandangan yang lebih mengikuti perkembangan dengan tantangan-tantangan di tengah perubahan tatanan masyarakat dunia yang terus berubah cepat.
"Duet Kiai Miftah bersama Gus Yahya memunculkan ekspektasi tinggi tidak hanya dari Nahdliyin, tapi juga rakyat Indonesia," katanya.
Dia mengatakan, setidaknya ada tiga isu besar yang harus menjadi program utama PBNU ke depan, pertama persoalan penyiapan sumber daya manusia anak muda NU menjelang satu abad Indonesia 2045. Kedua, pengarusutamaan gerakan kebangkitan ekonomi baik jamiyyah maupun jamaah NU.
"Ketiga, berkaitan tentang dakwah Islam ahlu sunnah wal jamaah yang mempunyai tantangan berat di komunitas profesional kelas ekonomi menengah, anak muda, dan wilayah perkotaan," ungkapnya.
Baca Juga:
Muktamar NU Desak Pemerintah Batasi Kepemilikan Tanah oleh Pejabat
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Dukung Gagasan Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, PBNU Soroti Jasa Besar dalam Pembangunan Ekonomi
PBNU Sebut Insiden Al-Khoziny Sidoarjo 'Puncak Gunung Es' Masalah Infrastruktur Pesantren
KPK Dinilai Terlalu Tendensius ke Salah Satu Ormas Dalam Mengusut Kasus Dugaan Korupsi Kuota Haji
KPK Buka Peluang Panggil Ketum PBNU Terkait Korupsi Kuota Haji
PBNU Desak KPK Segera Umumkan Tersangka Korupsi Kuota Haji Biar tidak Jadi Bola Liar
KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Korupsi Kuota Haji, Termasuk ke PBNU
Tokoh Palestina Kecam PBNU Undang Pendukung Israel, Sikapnya tak Bisa Dibenarkan
PBNU Instruksikan Jaga Stabilitas Nasional, Tidak Terprovokasi Isu Memecah Belah
PBNU Bangun 1.000 Titik SPPG, 10 Dapur Diklaim Siap Beroperasi
Gubernur Pramono Bantah Orang NU Dipermudah Masuk Kerja di BUMD