Mudik Lebaran Naik Mobil Listrik? Perhatikan 3 Hal Penting Ini
Ilustrasi mobil listrik. (Foto: Unsplash/Ernest Ojeh)
MerahPutih.com - Mobil listrik akan menjadi kendaraan yang ikut meramaikan momen mudik lebaran 2024. Pasalnya, data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan mobil listrik pada Januari 2024 melonjak sebesar 684 persen dibandingkan Januari 2023.
Tak sedikit orang yang sudah beralih ke mobil listrik berencana memanfaatkannya untuk perjalanan mudik lebaran tahun ini. Karenanya, penting bagi pengendara mobil listrik untuk merencanakan perjalanan jarak jauh (mudik) dengan cermat. Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, seperti:
Baca juga:
Mobil Listrik dengan Pengisian Daya Tercepat di Dunia
Manajemen perjalanan sebelum berangkat
Pemudik dengan kendaraan listrik periu membuat manajemen perjalanan sebelum berangkat, mulai dari mengetahui kapasitas baterai hingga jarak tempuh yang dapat dicapai saat kondisi baterai penuh.
Saat ini mobil listrik tersedia dalam varian standard range (100-300 KM) dan long range (di atas 300-600 KM), dengan kapasitas baterai di rentang 30-100 kWh.
Langkah ini akan menyelamatkan pengendara dari range anxiety atau kondisi pengemudi mengalami kekhawatiran karena mobil tidak bisa mencapai jarak tertentu dengan sisa daya baterai yang tersimpan.
Manajemen perjalanan juga mencakup pengisian ulang baterai secara berkala. Para pengendara disarankan untuk mengisi ulang baterai hingga 80 persen, ketimbang penuh 100 persen.
Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan baterai jangka panjang. Serta, lebih menghemat waktu karena pengisian daya baterai 80-100 persen relatif lebih lambat dibandingkan dengan 0 persen-80 persen.
Riset SPKLU
Baru-baru ini, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengumumkan 25 stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di sepanjang Tol Trans Jawa untuk mendukung kelancaran mudik Lebaran tahun ini.
Sangat penting bagi pengemudi untuk melakukan riset terlebih dahulu lokasi SPKLU pengisian baterai berdasarkan jenis-jenis soket pengisi daya seperti CHAdeMO, CCS, dan AC Charging.
SPKLU umumnya terbagi menjadi empat kategori meliputi, slow charging (≥ 7 kW), medium charging (≥ 25 kW), fast charging (≥ 50 kW), dan ultrafast charging (≥100 kW).
Baca juga:
Derek, Pertolongan Pertama saat Mobil Listrik Mogok
Kecepatan dan gaya berkendara
Berbeda dengan mobil konvensional yang lebih boros energi saat melaju dengan kecepatan rendah di jalanan macet, mobil listrik justru lebih boros energi saat digunakan di kecepatan tinggi seperti di jalan tol.
Hal itu disebabkan oleh mobil listrik yang mendapatkan torsi secara instan dengan semakin besarnya hambatan udara yang dihadapi kendaraan.
Dengan demikian, hindari menyetir secara agresif dan jaga rata-rata kecepatan secara stabil di rentang 60 hingga 80 km per jam. Selain untuk menghemat energi, tujuan lainnya, yakni berkendara dengan aman di jalan karena sesuai dengan anjuran rambu lalu lintas. (*)
Baca juga:
Lebih dari 1.000 SPKLU Siap Digunakan Pemudik dengan Mobil Listrik
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Mudik Gratis Nataru 2025/2026 dari Kemenhub Bakal Ada Kirim Motor Tanpa Biaya, Catat Lokasi Tujuannya
Kendaraan Listrik Makin Marak di Indonesia, DPR Dorong Pemerintah Optimalkan Potensi Bisnis Pergantian Baterai
Jangkau Pecinta Otomotif, BMW Exhibition Hadir Perdana di Mall Kelapa Gading Jakarta
Rutin Rawat Mobil, Bisa Berkesempatan Bawa Pulang Hadiah Liburan dan Emas
Tren Mobil Listrik Melesat di Indonesia: Konsumen Kian Matang, Infrastruktur Jadi Kunci
Mobil Listrik Premium BMW Jadi Sustainable Mobility Partner Maybank Marathon 2025
Bahaya Tersembunyi di Balik Bensin Tercampur Solar, Siap-Siap Kantong Jebol
Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025
6 Mobil Listrik BYD Jadi Primadona di GIIAS 2025, Langsung Diserbu Pengunjung!
Melihat 2 Mobil Listrik Baru Toyota di GIIAS 2025, Ada yang Diproduksi Lokal