Miskonsepsi Tentang Miss V


Bersihkan Miss V dengan air saja. (Foto: Unsplash/Xiaolong Wong)
PERAWATAN wajah alias skincare menjadi topik yang tidak asing lagi di kalangan perempuan. Tentunya kita telah familiar dengan urutan skincare yang dimulai dari toner, essence, serum, dan moisturizer.
Selain merawat apa yang terlihat, ada juga lho bagian tubuh yang enggak kalah penting untuk diperhatikan. Ya, Miss V juga merupakan bagian esensial yang membutuhkan perawatan penting dan sensitif.
Baca juga:
Bisa Haid Sampai Pingsan, Tetapkah Perempuan Ini Ambil Cuti walau Berpotensi Unpaid?
Sejujurnya, tidak begitu banyak pembicaraan terbuka mengenai Miss V, sehingga melahirkan banyak miskonsepsi yang fatal.

Aroma Miss V seringkali dianggap sebagai tanda bahwa Miss V itu tidak sehat, tidak terawat, atau tidak bersih. Padahal, aroma Miss V itu sangat natural dan tidak selalu menjadi tanda bahwa ada sesuatu hal yang salah.
"Miss V merupakan rumah bagi miliaran bakteri, jadi itu sangat natural jika Miss V memiliki aroma yang berubah-ubah," ungkap penasihat brand kesehatan vagina Love Wellness, Dr Jodie Horton kepada Hypebae.
Berbagai variasi aroma tersebut bisa dipengaruhi dari siklus menstruasi, hygiene habit, kebiasaan berolahraga, atau gaya hidupmu.
Baca juga:
Bahkan, dewan bersertifikat OB/GYN Manuela Maria Vasquez mengatakan hampir 99,9 persen anatomi perempuan yang dilihatnya tergolong normal. Ia menambahkan Miss V sesungguhnya tidak memiliki aroma atau penampilan dengan standarisasi spesifik tertentu yang bisa dijadikan perbandingan.
Ada jutaan variasi Miss V normal sehingga kita harus menghargai anatomi unik kita masing-masing.

Meski begitu, kamu harus memperhatikan jika tercium aroma amis atau berbau busuk dan segera konsultasi ke dokter. Kamu juga harus memperhatikan jika ada warna yang tidak seperti biasanya atau beberapa gejala seperti gatal, iritasi, terbakar, atau kemerahan.
Perawatan Miss V pun cukup simpel. Intinya, less is more. Para ahli percaya bahwa cara terbaik untuk membersihkan Miss V dan vulva adalah menggunakan air biasa.
"Produk pembersih vagina biasanya lebih berbahaya daripada memberi keuntungan," ungkap Dr Tesia Kim kepada Hypebae. Produk pembersih vagina bisa meningkatkan risiko iritasi dan infeksi dan bisa mengurangi lubrikasi dan minyak pelindung natural.
Jika kamu ingin membersihkan dengan sabun, usahakan untuk menggunakannya hanya pada vulva, tidak sampai ke bagian dalam. Meski begitu, pastikan sabun yang kamu gunakan adalah hypoallergenic, fragrance-free dan dermatologically tested. (shn)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
