Mirisnya Kondisi Kebun Binatang Terdampak Corona, Minim Dana Paksa Binatang 'Diet'


Sekjen PKBSI Tony Sumampau (tengah) (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau berharap pemerintah bisa membantu keberlangsungan kebun binatang yang kini tengah mengalami dampak corona.
Menurut Tony, pihaknya meminta pemerintah bisa memberikan bantuan pakan kepada para satwa maupun karyawan di kebon binatang yang kini banyak dirumahkan.
Baca Juga:
Iuran BPJS Naik, Wali Kota Solo: Tidak Tepat Dilakukan di Tengah Pandemi COVID-19
"Bantuan bisa dana atau apalah," kata Tony di Jakarta, Kamis (14/5).
Secara khusus, Tony meminta bantuan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar diberikan bantuan seperti keringanan pajak baik di daerah dan nasional. Termasuk Kementerian Dalam Negeri dan Menko Perekonomian.

"Itu bisa gak dikurangi. Belum lagi kami harus bayar listrik dan sewa tanah. Bisa gak diringankan," kata pria yang juga Dirut PT Taman Safari Indonesia ini.
"Itu sudah kami ajukan sejak sebulan lalu. Mereka respon bagus kok," tambah Tony.
Tony berujar, pajak yang dikeluarkan kebun binatang bisa Rp 50 miliar per tahun.
"Per bulan bisa Rp5 Miliar," jelas Tony.
Ia mengakui, sampai saat ini belum ada karyawan yang di PHK hanya dirumahkan saja.
"Mereka paling masuk saja baru dibayar kalau libur enggak. Supaya semua bisa hidup, THR dicil per bulan. Satwa dan manusia harus hidup kan," tambah Tony.
Tony menjelaskan, saat ini pihaknya mengandalkan donasi dari masyarakat maupun bantuan antar sesama pengelola kebun binatang.
"Dari situ kan terkumpul uang bisa satu Rp 1 miliyaran. Langsung kami berikan ke kebun binatang yang membutuhkan," jelas Tony.
Ia mlanjutkan, ada delapan kebon binatang yang perlu bantuan. Rata-rata mereka membutuhkan bantuan untuk operasional di bulan Juni.
"Ada yang bisa bertahan sampai Juli. Mereka transparan butuh atau tidak mereka bilang," terang Tony.
Tony mengungkapkan bahwa sudah hampir 2 bulan sejak merebak pandemik COVID-19, seluruh kebun binatang di Indonesia ditutup.
Kondisi ini membuat pakan semakin menipis dan keberlangsungan hidup satwa turut terancam.
Bahkan, Tony menegaskan bila dalam 2 sampai 3 bulan ke depan operasional kebun binatang masih tutup serta tidak ada bantuan pangan, maka skenario terburuk yakni mengorbankan satwa lain untuk pakan hewan lainnya.
"Jadi hewan bisa diet. Kalau biasanya sehari makan tiga kali sekarang jadi makan dua kali. Untuk jangka panjang ini bisa buruk bagi kesehatan hewan," imbuh Tony.
Baca Juga:
Untuk itu PKBSI berupaya menggalang donasi untuk memberikan pakan untuk melestarikan satwa di tengah pandemik tersebut.
Beruntung, saat ini banyak masyarakat dan komunitas pencinta satwa yang peduli dan memberikan donasi untuk keberlangsungan hidup satwa.
"Saat ini sudah terkumpul sekitar Rp 1,4 milliar dan sudah mulai dibagikan ke 7 lembaga konservasi dan kami akan terus berusaha," pungkasnya.(Knu)
Baca Juga:
Juru Bicara Pemerintah: Satu-satunya Jalan Hadapi Virus Corona Yakni Ubah Cara Hidup
Bagikan
Berita Terkait
Pimpinan DPRD DKI Ingatkan Gubernur Pramono Hati-Hati Buka Ragunan hingga Malam

Pimpinan DPRD DKI Harap Revitalisasi Ragunan Jangan Cuma Cari Sensasi, Harus Dikerjakan dengan Cermat

PSI Tolak Rencana Pramono Buka Ragunan hingga Malam Hari, Pertanyakan Kesiapan Fasilitas

DPRD DKI Jakarta Bocorkan Rahasia Agar Ragunan Jadi 'Disney Land' Versi Ibu Kota

Ragunan Direncanakan Buka Hingga Malam Hari, Pramono Berkaca dari Singapura Hingga Jepang

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Video Seekor Jaguar Sempoyongan Viral di Medsos, Taman Margasatwa Ragunan: Harus Tahu Sifat Satwa Baru Menilai

Walkot Capai Sama Konflik Internal Bandung Zoo, Sindir Tidak Pernah Bayar Sewa dan Bagi Hasil

Duh, 7 Koleksi Hewan Mati Selama Konflik Rebutan Manajemen Bandung Zoo

Bandung Zoo Terpaksa Tutup Sementara Akibat Konflik Manajemen
