Miris, Sumba Barat Daya Penyumbang Malaria Tertinggi Ketiga di Indonesia


Foto: todayifoundout.com
MerahPutih.com - Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) menjadi salah satu daerah penyumbang ketiga tertinggi penyakit malaria di Indonesia. Bahkan SBD juga menjadi penyumbang terbesar penyakit filariasis atau kaki gajah terbesar di NTT dan Indonesia.
Data ini terungkap dalam laporan kepala dinas Kesehatan Provinsi NTT, Kornelis Kodi Mete disela-sela pembukaan pencanangan penggunaan kelambu anti nyamuk dan gerakan minum obat anti filariasis secara masal tingkat Provinsi NTT oleh Gubernur NTT Frans Leburaya di Kabupaten Sumba Barat Daya, Senin (2/10).
Menurut Kornelis Kodi Mete bahwa penyakit malaria dan kaki gajah (filariasis) masih menjadi masalah utama untuk dilakukan langkah pencegahannya. Sebab, data nasional kementerian kesehatan menunjukkan, NTT menempati peringkat ke tiga penyumbang kasus endemik malaria tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Dan Kabupaten Sumba Barat Daya adalah penyumbang kasus endemik malaria tertinggi di wilayah NTT.
Menurut Gubernur NTT Frans Leburaya bahwa tahun 2016 NTT menjadi penyumbang Malaria tertinggi ketiga di Indonesia dan SBD dan Lembata adalah penyumbang terbesar di NTT. Termasuk penyumbang filariasis terbesar. Karenanya bantuan 150 ribu unit kelambu yang diberikan secara gratis hari itu diharapkan dapat menekan meningkatnya penyakit tersebut. "distribusi kelambu masal ini minimal untuk mencakup 80 persen wilayah endemis, "ungkapnya.
Frans Leburaya mengajak peran aktif masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh adat, tempat-tempat ibadah dan semua stakholder sipil dan militer untuk turut mensukseskan gebrak malaria dengan mensosialisasikan pola hidup sehat kepada masyarakat.
"Bentuk keseriusan kita dalam menangani permasalahan ini adalah diwujudnyatakan dengan diterbitkannya Perda Provinsi NTT nomor. 11 tahun 2017 untuk eliminasi endemik tahun 2023," ungkapnya.
Dirjen pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Kemenkes RI, drg. Vensya Sitohang mengatakan target kementrian kesehatan adalah dapat membebaskan masyarakat Indonesia dari malaria di tahun 2030.
Karena itu lanjutnya, pemerintah pusat berkomitmen menyediakan obat malaria bagi masyarakat Indonesia juga membagikan kelambu secara masal kepada seluruh masyarakat.
"kita berharap dengan bantuan-bantuan ini dan pola hidup masyarakat yang sehat dapat menekan meningkatnya malaria termasuk filariasis, " ungkapnya.
Sementara Bupati Sumba Barat Daya, Markus Dairo Talu mengatakan komitmen pemerintah Kabupaten SBD untuk mencegah dan menekan meningkatnya penyakit tersebut, maka Pemkab mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 Miliyar dari APBD untuk mendukung upaya memberantas malaria termasuk filariasis di Kabupaten Sumba Barat Daya. (*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan dari Naldy, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah NTT dan sekitarnya. Baca juga artikel Naldy di: Tragis, Dianiaya Majikannya TKI Asal NTT Minta Bantuan Lewat Media Sosial
Bagikan
Berita Terkait
Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat

Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku

Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan

Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak

Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Polda NTT Tutup Akses Jalan Maumere-Larantuka

Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Naik ke Level Awas

Legislator Sebut Kasus Pelecehan oleh Aparat di NTT Merupakan Bentuk Kegagalan Paling Telanjang dari Sistem Hukum

Puncak Kasus DBD Terjadi April, Dinkes DKI Siapkan Strategi ini

Pj Gubernur NTT Bocorkan Agenda Rabu Pagi Cristiano Ronaldo di Kupang

Polda NTT Susun Rencana Keamanan Kunjungan Cristiano Ronaldo di Kupang
